18 Penderita TBC Meninggal Per Jam

  • Bagikan
Petugas Kesehatan Puskesmas, rumah sakit dan klinik penerima penghargaan dalam pelayanan TBC terbaik, foto bersama saat Pernyataan Bersama YMMA Asahan bersama Pemkab Asahan berkomitmen untuk berkolaborasi dalam upaya penanggulangan penyakit TBC di Kab Asahan. Waspada/Sapriadi
Petugas Kesehatan Puskesmas, rumah sakit dan klinik penerima penghargaan dalam pelayanan TBC terbaik, foto bersama saat Pernyataan Bersama YMMA Asahan bersama Pemkab Asahan berkomitmen untuk berkolaborasi dalam upaya penanggulangan penyakit TBC di Kab Asahan. Waspada/Sapriadi

KISARAN (Waspada): Di Indonesia tercatat kematian 144.000 penderita Tuberkulosis (TBC) per tahun atau setara dengan 18 kematian per jam, Yayasan Mentari Meraki Asa (YMMA) Asahan bersama Pemkab Asahan berkomitmen untuk berkolaborasi dalam upaya penanggulangan TBC, karena untuk 2022 tercatat sebanyak 1.669 kasus.

Kadis Kesehatan Kab Asahan dr. Hari Sapna, melalui Kepala Bidang P2P dr. Emy Juniarita Br. Barus, didampingi Wasor TB Dinas Kesehatan Rudi Nasution, Kepala SSR YMMA Asahan Murniati Tanjong, Kopi TB dr. Dinia Tina Tambunan Sp.P, Ketua YMMA Asahan Nurul Huda, dan Manager Kasus DPPM YMMA Asahan Amalia Shafrina Malawat, saat Konferensi Pers Pernyataan Bersama YMMA Asahan bersama Pemkab Asahan berkomitmen untuk berkolaborasi dalam upaya penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kab Asahan, Selasa (12/12), menerangkan TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia atau status sosial.

“Menurut data WHO Global TB Report tahun 2022, Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia dengan perkiraan jumlah kasus 969.000 dan kematian 144.000 per tahun atau setara dengan 18 kematian per jam,” jelas Emy.

Pada 2022 Kab Asahan melaporkan 1.669 kasus dan mengobati 1.643 kasus TBC dari estimasi 3.349 kasus (49,8 persen). Sedangkan pada 2023, sampai dengan 30 Oktober sudah terdapat 1.136 kasus yang ditemukan dan diobati 1.132 kasus dari estimasi kasus yang ada (35,9 persen).

“Adapun capaian terduga yang tercatat dalam sistem SITK Komunitas Jan-Nov 2023 sebanyak 1.465 dan ternotifikasi TBC sebanyak 320. Lalu pasien ternotifikasi yang dilakukan investigasi kontak sebanyak 350 Indeks,” kata Emy.

Untuk mengatasi masalah ini, lanjut Emy, YMMA Asahan sebagai komunitas yang berperan dalam melakukan advokasi, pendampingan, dan evaluasi terhadap program-program terkait eliminasi dan kepentingan penderita TBC di Kabupaten Asahan, mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka kejadian TBC, sekaligus mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030 sesuai dengan Peraturan Presiden No 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC.

“YMMA Asahan telah melakukan berbagai kegiatan seperti skrining TBC di sekolah-sekolah, pesantren, dan daerah-daerah di Asahan, sosialisasi dan edukasi tentang gejala dan pencegahan TBC, serta pemberian bantuan dan dukungan kepada penderita TBC dan keluarganya,” jelas Emy.

Pemkab Asahan melalui Dinas Kesehatan, kata Emy, menyambut baik inisiatif dan kerjasama dari YMMA Asahan dalam upaya penanggulangan TBC. Pemerintah Kabupaten Asahan berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat, khususnya penderita TBC, dengan menyediakan fasilitas, tenaga, dan obat-obatan yang memadai.

“Dengan adanya pernyataan bersama ini, diharapkan dapat meningkatkan sinergi dan kolaborasi antara YMMA Asahan dan Pemerintah Kabupaten Asahan dalam upaya penanggulangan TBC. Selain itu, diharapkan juga dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mencegah dan mengobati TBC, serta mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap penderita TBC. Dengan demikian, visi untuk mewujudkan Kabupaten Asahan yang sehat dan bebas dari TBC dapat tercapai,” jelas Emy. (a02/a19/a20)

  • Bagikan