8 Sapi Dan Kerbau Mati Mendadak Di Madina

  • Bagikan
Dalam seminggu terakhir, delapan ternak -- empat sapi dan empat kerbau -- mati mendadak di Madina. Waspada.id/dok
Dalam seminggu terakhir, delapan ternak -- empat sapi dan empat kerbau -- mati mendadak di Madina. Waspada.id/dok

MADINA (Waspada): Ternak, khususnya sapi dan kerbau, mati mendadak di Kab. Mandailing Natal. Di berbagai kawasan Madina, dalam sepekan terakhir, delapan ternak bergelimpangan dalam kondisi sudah tak bernyawa.

Informasi diperoleh waspada.id, Rabu (18/1), penyakit septicaemia epizootica (SE) atau lebih dikenal penyakit ‘ngorok’, kini dikhawatirkan mulai menyerang hewan ternak sapi dan kerbau di Madina.

Dalam sepekan terahir, setidaknya sudah empat hewan sapi dan empat kerbau ditemukan mati mendadak.

Kepala Dinas Pertanian Madina Siar Nasution, SP, menjelaskan, penyakit kerbau ‘ngorok’ pertama kali didapati di Desa Batanggadis, Kec. Panyabungan Barat.

Pertama ada dua ekor ternak kerbau indukan berusia dua atau tiga tahun mati di Desa Batanggadis.

“Dari peternak diperoleh informasi, ternak diketahui sebelum mati, menunjukkan gejala hipersalivasi, keluar jugus, kaki belakang lumpuh, dan terdengar suara ngorok sebelum mengalami kematian,” sebut Siar turun langsung mengetahui secara jelas.

Lebih lanjut dikatakan, kerbau tersebut diketahui berasal dari daerah Padangbolak, Kab. Padanglawas Utara.

Dengan kasus tersebut, Dinas Pertanian Madina sudah mengambil langkah awal dengan melakukan pengobatan berupa pemberian antibiotik, vitamin, dan anti radang.

“Penyemprotan desinfektan juga dilakukan terhadap peralatan, kandang, dan sekitar kandang, dan penyuntikan pada hewan juga sudah dilakukan di Desa Batanggadis, Batanggadisjae dan Pidolilombang,” kata Siar.

Tim dari Dinas Perkebunan dan Perternakan Sumut telah mengambil sampel organ berupa hati, ginjal, paru, jantung, dan potongan tulang rusuk yang akan dikirim ke B-Vet Medan untuk dilakukan uji diagnosa penyakit SE.

Tim dari Sumut sudah turun ke Madina dengan mangambil sample untuk dilakukan uji Laboratorium untuk mengetahui lebih jelasnya penyakit pada hewan kerbau ini.

”Gejala yang kita temukan ini gejalan sapi ngorok, tapi kita tunggu hasil dari uji lab dari Sumut,” katanya.

Siar mengimbau kepada peternak sapi dan kerbau di Madina apabila menemukan gejala penyakit sapi ngorok agar secepatnya melapor ke Dinas Pertanian Madina.

“Kita berharap kepada para peternak jika menemukan gejala tersebut agar melaporkan secepatnya kepada petugas kita di lapangan,” ujarnya. (irh)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *