Cacat Fisik Tak Membuat Ayu Merasa Inferior

  • Bagikan
PEREMPUAN disabilitas tampil dengan penuh percaya diri melantunkan lagu melo pada acara pesta. Waspada/Asrirrais
PEREMPUAN disabilitas tampil dengan penuh percaya diri melantunkan lagu melo pada acara pesta. Waspada/Asrirrais

KONDISI fisik yang tak sempurna ternyata tidak membuat Ayu merasa inferior. Di hadapan para undangan pada suatu acara pesta sunatan di Besitang, beberapa hari lalu, wanita disabilitas ini tampil penuh percaya diri.

Ia datang dari Kualasimpang, Aceh Tamiang, bersama sang suami dengan menumpang kenderaan beca bermotor. Tiba di lokasi pesta, sang suami memarkirkan kenderaan roda tiga mereka di ujung teratak, lalu menggendong sang isteri menuju pentas organ tunggal.

Kehadiran Ayu disambut dengan penuh rasa simpati oleh operator kayboard, termasuk para undangan. Bahkan, salah seorang pria yang saat itu sedang asyik bernyanyi diminta sang pemilik hajatan untuk memberi kesempatan pada Ayu.

Tanpa ada rasa canggung, ibu dari satu anak ini pun meraih microphone dengan sepenggal tangan kanannya. Dengan keterbatasan fisik, Ayu, tak dapat mengenggam alat pengeras suara. Ia hanya bisa menjepit microphone di ujung lipatan sikunya.

Ayu yang selama ini kerab tampil pada acara pesta, ketika itu membawakan lagu melo. Vocalnya yang mendayu berhasil memukau para undangan. Usai bernyanyi solo, wanita berkulit hitam manis dan berhidung mancung ini lalu lanjut berduet bersama sang suami.

Performa pasangan suami isteri ini di atas pentas mengundang simpati dan rasa iba para undangan, termasuk sejumlah anak di lokasi pesta. Mereka merogoh saku dan kemudian berjalan ke depan pentas menyumbangkan uang ke dalam wadah yang telah disedikan.

Usai membawakan dua buah lagu, sang suami segera bergegas menggendong sang isteri. Ayu tidak bisa berjalan karena ia mengalami kelainan fisik pada kedua tungkai kaki. Cacat permanen yang dideritanya adalah bawa lahir.

Sebelum meningggalkan lokasi pesta, Ayu sempat berbincang bersama Waspada. Dalam perbincangan singkat tersebut, ibu dari satu anak ini menuturkan, aksi panggung yang dilakoninya pada momen acara pesta, baru berjalan satu tahun terakhir.

Perbincangan bersama Ayu di tengah ramainya suasana acara pesta berlangsung sangat singkat. Karena hari beranjak sore dan langit diselimuti awan hitam, suami Ayu buru-buru menggendong sang isteri menuju betor.

Pasutri itu kembali ke Aceh Tamiang. Mereka pulang dengan membawa sedikit rezki halal yang diperoleh lewat saweran para undangan yang bersimpati kepadanya “Permisi ya,” imbuh Ayu sembari tersenyum meninggalkan lokasi pesta.

Ayu, salah satu penyandang disablitas yang tak mau menyerah pada takdir. Dengan fisik yang tidak sempurna, ia terus aktif berjuang mencari rezki dari satu lokasi acara pesta ke acara pesta lainnya. Ia berupaya membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Lewat kelebihan suara yang merdu, rezki Ayu mengalir dari atas panggung hiburan pada acara pesta yang digelar warga. Kehadiran perempuan berhijab yang murah senyum ini dirasakan para penyelengara hajatan turut menghibur. WASPADA.id/Asrirrais

  • Bagikan