Jika Wartawan Jadi Bupati Madina

  • Bagikan
Diskusi serius tapi santai. Mereka membicarakan obsesi jika wartawa jadi Bupati Madina. Perbincangan dilakukan di posko Forum Wartawan Kota (Forwakot) di Taman Panyabungan. Waspada/Ist
Diskusi serius tapi santai. Mereka membicarakan obsesi jika wartawa jadi Bupati Madina. Perbincangan dilakukan di posko Forum Wartawan Kota (Forwakot) di Taman Panyabungan. Waspada/Ist

APA jadinya, jika wartawan menjadi Bupati Mandailing Natal? Sebagai jurnalis, mereka jadi ‘perang pengabdian’ bertahun-tahun di Madina, mereka amati selama ini, mereka observasi, investigasi dan lihat dengan mata telanjang: apa yang mereka perbuat jika menjadi Bupati Madina?

Ada tiga wartawan yang menyampaikan obsesi untuk kemaslahatan orang banyak, jika mereka menjadi orang nomor satu di Pemkab Madina. Siapa saja?

Mereka berdiskusi sesama jurnalis di posko Forum Wartawan Kota (Forwakot) di Taman Panyabungan, Selasa (25/7), dalam suasana serius tapi santai.

“Insya Allah, saya tekadkan, jika jadi Bupati Madina, akan berupaya mengatasi masalah tanpa meninggalkan masalah,” ujar Syahren Hasibuan, wartawan Warta Mandailing.

Jurnalis sangat intensif menyoroti berita sosial — seperti kemiskinan, ketimpangan dan ketidakadilan — bertekad memperhatikan kondisi masyarakat, siang dan malam.

“Saya akan berkeliling mulai pagi. Akan mengurusi masyarakat ke berbagai kawasan. Dijadwalkan, setiap magrib salat berjamaah di rumah warga muskin,” ujarnya.

Syahren dijuluki DPR Jalanan ini mengungkapkan, akan diobservasi apa yang dilakukan terhadap masyarakat miskin, kondisi rumahnya, mata pencariannya termasuk modal usaha dan jaminan kesehatan.

Sedangkan Roy Samsuri Lubis, wartawan hayuara.net, mengungkapkan, akan memaksimalkan pimpinan organisasi pimpinan daerah (OPD) sesuai tupoksi, untuk kemaslahatan masyarakat luas.

“Pimpinan OPD akan diberi target sesuai tugas dan fungsinya. Semua pimpinan OPD tidak didefenitifkan, ya… tetap menjadi pelaksana tugas. Bisa diganti kapan saja, karena tidak melaksanakan tugas sesuai terget,” ujar Roy Samsuri Lubis.

Roy, salah seorang wartawan di Madina dikenal kritis ini, mengungkapkan, langkah ini dilakukan untuk percepatan pembangunan di Mandailing Natal.

Setiap pimpinan OPD, ujar Roy, diberi target sesuai bidangnya dalam jangka waktu dua atau tiga bulan. Apabila tidak terlaksana maka langsung diganti. “Itu makanya, tidak boleh ada yang defenitif kecuali Sekda,” ujar Roy.

Muhammad Agus Salim Hasibuan, wartawan TVRI, mengungkapkan, ingin memberdayakan masyarakat luas, khususnya warga miskin.

“Saya tidak perlu ajudan, apalagi pengawal. Saya akan mengunjungi ke “kantong-kantong” kemiskinan,” ujarnya.

Menurut Agus, warga miskin diberdayakan dan dia ingin membagi-bagikan uang kepada warga miskin tanpa diketahui orang lain. Dia akan mencari pimpinan OPD yang benar-benar loyal.

Itulah, antara lain, kalau wartawan menjadi Bupati Madina. Banyak obsesi mereka ungkapkan untuk mewujudkan Madina lebih baik. Tentu saja, dalam suasana diskusi serius tapi santai. Hehehe. WASPADA.id/Irham Hagabean Nasution

  • Bagikan