Muhammad Rasoki, Bertaruh Nyawa Menggantungkan Hidup Di Sungai Batang Toru

  • Bagikan
Muhammad Rasoki, Bertaruh Nyawa Menggantungkan Hidup Di Sungai Batang Toru

Meneruskan pekerjaan yang dijalankan orang tua merupakan hal biasa yang dilakukan seorang anak untuk menjalani hidup dan menghidupi keluarganya, seperti yang dilakoni Muhammad Rasoki, 32 tahun, warga Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan.

Muhammad Rasoki yang akrab dipanggil Oki sehari-hari bekerja menangkap ikan di Sungai Batang Toru untuk menghidupi keluarganya dan pekerjaan menangkap ikan dengan alat sederhana sudah dilakoninya sejak usia usia remaja.

“Sejak SD, saya sudah sering diajak bapak menangkap ikan dan setelah tamat SMA ingin meneruskan pekerjaan bapak lantaran ga ada pekerjaan. Dari pada tidak bekerja, lebih baik cari ikan di sungai dan sudah sekira 20 tahun saya mencari ikan di sungai,” kata Muhammad Rasoki, Kamis, (19/1).

Dalam menangkap ikan di Sungai Batang Toru, ucap ayah dua orang anak itu bukanlah hal yang mudah, karena selain selin memiliki skill untuk menangkap ikan, juga harus memiliki nyali sebab sungai Batang Toru cukup besar dan deras sehingga bisa hanyut pada saat air meluap.

Kemudian orang lain yang mencari ikan di Sungai Batang Toru cukup banyak terutama di siang hari sehingga Muhammad Rasoki tidak jarang turun ke sungai untuk mencari ikan pada malam hari karena kalau malam ikan banyak ke pinggir sungai sehingga lebih mudah dapat.

“Kalau siang ikannya di tengah sungai dan kalau malam banyak ke pinggir sehingga lebih mudah untuk dijaring dan hasilnya lebih banyak.Makanya saya sering mencari ikan mulai sore sampai malam hari, apalagi hasil tangkapan ikan di siang hari cukup sedikit,” ujar Muhammad Rasoki.

Mencari atau menangkap ikan di Sungai Batang Toru pada malam hari penuh dengan risiko seperti cuaca dingin, binatang berbisa, termasuk bertaruh nyawa ketika air sungai sedang meluap. Muhammad Rasoki mengaku pernah beberapa kali hanyut terbawa air sungai yang sedang meluap. ”Saya pernah kena hanyut 3 kali. Selamat ditolong warga,” ungkapnya.

Meski sudah pernah hanyut sampai 3 kali, Muhammad Rasoki tetap melanjutkan pekerjaannya mencari ikan di sungai karena menurutnya, setiap pekerjaan itu ada tantangannya dan harus siap menghadapinya karena hal itu merupakan bagian dari dinamika dan tantangan dalam mengarungi kehidupan.

Muhammad Rasoki menjelaskan hasil tangkapan ikan dari Sungai Batang Toru, tepatnya di sekitar wilayah Pulo Godang dan sekitarnya dijual ke rumah makan yang ada di sekitar Batang Toru. ”Jenis ikan yang dijual seperti ikan lelan, ikan hampala, ikan merah, gurame, udang. Paling banyak ikan lelan yang ditangkap,” tuturnya.

Ditanya tentang penghasilan dari mencari ikan tersebut, Muhammad Rasoki mengatakan bahwa tidak menentu, terkadang bisa sampai 10 kg, kadang hanya sedikit dan ikan tersebut dijual ke rumah makan dengan harga rata-rata Rp25.000 per kg dan udang Rp40.000 per kg. ”Rata-rata dapat 2 kg saja sehari, sebulan Rp1,5 juta,” ungkapnya.

Menurut Muhammad Rasoki, penghasilan dari mencari ikan di sungai Batang Toru, sudah bisa untuk menghidupi istri dan dua anaknya yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar karena istrinya juga memiliki usaha kedai kopi.

Terkait dengan air sungai Batang Toru yang selalu keruh meski di saat musim kemarau, Muhammad Rasoki menegaskan bahwa dia sudak akrab dengan sungai tersebut karena dari dulu air sungai Batang Toru seperti itu.

WASPADA.id/Mohot Lubis

Ket.Foto : Salah seorang warga sedang mencari ikan di Sungai Batang Toru disekitar Pula Godang. Waspada/Mohot Lubis

  • Bagikan