Nelayan Lumpuh Jatuh Dari Pohon

  • Bagikan
Abdi Amri, 46, warga Desa Pasar lll Natal, Kec. Natal, Kab Madina. Waspada.id/Ist
Abdi Amri, 46, warga Desa Pasar lll Natal, Kec. Natal, Kab Madina. Waspada.id/Ist

BANYAK hal menentukan tingkat kemiskinan, termasuk di Kabupaten Mandailing Natal. Ada orang kaya jadi miskin, ada miskin makin miskin. Adakah orang miskin jadi kaya atau orang kaya semakin kaya?

Bagi Abdi Amri, 46, justru kenestapaan mengumbar ke permukaan. Sangat menyedihkan. Hidupnya langsung berubah, tidak lagi normal dua tahun belakangan.

Warga Desa Pasar lll Natal, Kec. Natal, Kab Madina ini, menghabiskan hari-harinya di atas tempat tidur sejak mengalami kelumpuhan dari pinggang ke ujung kaki.

Kelumpuhan itu sejak jatuh dari pohon kelapa sekira empat meter. Abdi Amri terpaksa merayap kalau ingin ke kamar kecil, termasuk ketika bosan dalam kamar dan ingin keluar menghirup udara segar.

Pengobatan ke berbagai rumah sakit dan pengobatan alternatif pernah dijalani karena ingin sembuh. Namun, Abdi Amrin tetap tak lagi bisa berjalan. Kini, ia mengharapkan cara baru menjalani hidupnya, yakni punya betor dan modal usaha.

“Sejak peristiwa itu, Abdi mulai mengalami masalah di pinggang, kemudian mulai tak bisa menggerakkan organ tubuh dari bagian pinggang hingga ke bawah, bahkan kini kakinya sudah semakin mengecil,” ujar Adnan, saudara kandung Abdi, Kamis (9/3).

Nelayan Lumpuh Jatuh Dari Pohon

Sejak peristiwa itu, Abdi berstatus duda ini tidak bisa lagi beraktivitas, ia tinggal dengan ibundanya yang renta bersama dengan kedua anaknya. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, Abdi hanya bisa mengharapkan bantuan dari saudara dan tetangga.

Adnan menceritakan, bagaimana Abdi jatuh dari pohon kelapa, kala itu ada hajatan dan saat memasang tenda, Abdi memanjat untuk mengikatkan tali ke pohon kelapa.

“Ia nggak kuat berpegangan, kecelakaan pun terjadi. Ia jatuh lantas pingsan. Sejak itu kedua kakinya tidak bisa menopang badannya lagi,” katanya.

Diceritakan, dulu dia seorang nelayan, pasca kejadian itu hingga sekarang dia sudah tidak ada penghasilan lagi, bahkan akibat kondisinya yang demikian, kedua anaknya tidak bisa melanjutkan pendidikan.

Dijelaskan, Abdi terjatuh dari phon kelapa pada 2021. Sudah dua tahun ia tidak bisa berjalan. Dia dan kedua anaknya numpang tinggal bersama ibunya yang renta. “Kami berharap Abdi bisa mendapatkan bantuan becak bermotor dan modal usaha agar Abdi bisa mencari nafkah,” katanya lagi.

Adnan berharap, ada yang mau membantu meringankan penderitaan Abdi. “Ibunda kami yang sudah renta hanya bisa mengandalkan hidup dari hasil menjual minyak bensin ketengan di pinggir jalan,” ujar Adnan.

WASPADA.id/Irham Hagabean Nasution

  • Bagikan