Pelajar SD Lemas Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 Di P.Siantar

  • Bagikan

PEMATANGSIANTAR (Waspada): Seorang pelajar Sekolah Dasar (SD) lemas setelah disuntik vaksin Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Pematangsiantar.

Kejadian itu sempat menjadi viral setelah video tentang pelajar SD lemas setelah disuntik vaksin Covid-19 menyebar melalui media sosial pada Sabtu (15/1).

Dalam video itu terlihat seorang personel kepolisian memangku pelajar SD itu dari luar lapangan H. Adam Malik dan membawanya serta membaringkannya di atas meja di Balai Bolon, lapangan H. Adam Malik, tempat berlangsungnya vaksinasi terhadap anak usia 6-11 pada Kamis (13/1).

Setelah dibaringkan di atas meja, kancing baju pelajar SD itu dibuka, kemudian seorang dokter langsung memeriksa kondisi pelajar SD itu.

Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan dr. Ronald H Saragih yang dihubungi, Senin (17/1) tentang pelajar SD yang lemas setelah disuntik vaksin itu menjelaskan, setelah pelajar SD itu disuntik vaksin, tidak ada masalah apa-apa. “Karena, sebelum disuntik vaksin, pelajar SD itu sudah lebih dulu screening (penyaringan).”

Menurut dr. Ronald, setelah divaksin, pelajar SD itu lemas saat mau masuk ke dalam mobil. “Memang, kata orangtuanya, anak itu sering ketakutan kalau berada di tempat ramai. Setelah kejadian itu, anak itu saat ini dalam pemantauan petugas kesehatan.”

“Anak itu saat ini dalam pemantauan petugas kesehatan dari Puskesmas dan juga dari Klinik Polres. Tidak ada lagi masalah setelah anak itu kita pantau. Mungkin, saat mau disuntik, anak itu sudah ketakutan dan anak-anak kan sering begitu. Karena itu, kita selalu terapkan pendampingan orangtua saat anak mau divaksin,” sebut dr. Ronald.

Kejadian itu, menurut dr. Ronald tidak menjadi masalah. “Seharusnya, itu tidak menjadi masalah, tapi menjadi masalah, karena diletakkan di atas meja dan langsung dibukai bajunya. Tapi, memang bajunya dibuka agar lancar sirkulasi udara dan ikat pinggangnya dilonggarkan agar lancar sirkulasi pernapasannya.”

Penegasan juga disampaikan dr. Ronald, yakni pelajar SD itu tidak memiliki riwayat penyakit, hingga disuntik vaksin. “Seperti itulah keadaannya, anak itu takut keramaian dan cerita orangtuanya memang begitu, anak itu tidak suka tempat keramaian.”

Orangtua Diminta Tidak Panik, Anak Alami KIPI

Pada kesempatan itu, Kadis Kesehatan itu menghimbau agar para orangtua tidak panik ketika anaknya mengalami gejala Kejadian Ikutan Paska Imuniasi (KIPI) usai mendapat suntikan vaksin Covid-19.

“Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami indikasi KIPI. Jangan langsung langsung panik, tapi tetap tenang,” himbau dr. Ronald.

Tapi, lanjut dr. Ronald, tidak semua orang yang mendapatkan vaksin Covid-19 mengalami KIPI, karena setiap orang memiliki ketahanan tubuh yang berbeda-beda.

“KIPI merupakan gejala medis yang dapat terjadi setelah vaksinasi atau imunisasi,  yang diduga terkait dengan vaksinasi atau imunisasi, yang baru diberikan sebelumnya. Namun, KIPI umumnya bersifat ringan, bahkan gejala itu bisa hilang dengan sendirinya tanpa membutuhkan pengobatan,” jelas dr. Ronald.

Menurut dr. Ronald, gejala KIPI yang muncul itu berbeda-beda di setiap individu, seperti bengkak dan merah, hingga menimbulkan sakit di area bekas suntikan. “Kemudian, anak akan merasa lemas atau lelah dan ada kemungkinan pula anak mengalami sakit kepala, nyeri otot, merasa dingin, demam dengan suhu di atas 37,8 derajat celcius, hingga mual.”

“Langkah penanganan dini yang perlu kita lakukan yakni pastikan anak itu sudah cukup beristirahat. Kalau perlu, minum obat penurun panas dan upayakan pula, agar anak  mengkonsumsi air putih yang cukup,” himbau dr. Ronald.

Selain itu, imbuh dr. Ronald, jika ada rasa nyeri di bekas suntikan, anak itu disuruh menggerakkan lengan yang disuntik, kemudian kompres dengan air dingin pada bagian bekas suntikan yang terasa nyeri. “Jangan asal memberi obat, tapi lebih baik konsultasikan jika sakit sekali, hingga bengkak besar.”

“Selanjutnya, bila demam yang timbul tidak reda atau lebih lama, segera hubungi petugas kesehatan di nomor kontak yang ada di kartu vaksin anaknya masing-masing. Para orangtua juga bisa menghubungi Puskesmas maupun rumah sakit terdekat. Laporkan semua reaksi atau keluhan yang dialami setelah vaksinasi ke petugas kesehatan,” himbau dr. Ronald.(a28/C).

.

  • Bagikan