Pria Miskin Hutapuli Penderita Tumor Meringis Kesakitan

  • Bagikan
Tongku Saleh, 39, menderita penyakit tumor menggerogoti bagian rongga mulutnya. Waspada.id/dok
Tongku Saleh, 39, menderita penyakit tumor menggerogoti bagian rongga mulutnya. Waspada.id/dok

GETIR, miris. Sangat memprihatinkan. Pria miskin penderita tumor meringis kesakitan tanpa perawatan medis, karena ketiadaan biaya. Adakah yang mau membantu?

Potret menyedihkan dialami Tongku Saleh, 39, pria miskin asal Desa Hutapuli, Kec. Siabu, Kab. Madina. Setahun terakhir bertahan hidup di rumah saudaranya tanpa perawatan medis.

Ayah lima anak keluarga miskin ini menderita penyakit tumor menggerogoti bagian rongga mulutnya. Menurut pihak keluarga, awal mula penyakit ini muncul sekira 2019.

Pembengkakan kecil awalnya dibiarkan karena dianggap penyakit biasa, namun tak disangka, lama kelamaan penyakit ini terus membengkak.

Pihak keluarga, Harmein menyampaikan, Tongku Saleh sudah pernah dibawa ke RSUD Panyabungan untuk dilakukan pemeriksaan. “Dari hasil pemeriksaan dokter menyarankan anak kami segera dirujuk ke ke rumahsakit USU Medan,” ujarnya.

Pria Miskin Hutapuli Penderita Tumor Meringis Kesakitan
Tongku Saleh, 39, merintih kesakitan menderita penyakit tumor menggerogoti bagian rongga mulutnya. Tanpa perawatan medis. Waspada/Ist

Dikatakan, Tongku tiga minggu dirawat di RSU USU Medan dan telah dilakukan operasi ringan di bagian mulut. “Namun pihak rumah sakit menyarankan pada kami sebaiknya Tongku dirujuk ke RS Adam Malik Medan. Alasannya pihak RS USU kekurangan alat operasi untuk penggantian rahang anak kami,” ujar Harmein kepada wartawan, Rabu (18/1).

Dengan demikian, lanjut dia, Tongku dibawa pulang ke Madina dan pihak keluarga terus berupaya mencari biaya berobat sembari berusaha mengambil rujukan kembali dari RSUD Panyabungan sebagaimana dengan arahan dokter pihak RSU USU Medan untuk dirujuk kembali ke RS Adam Malik Medan.

“Kini sudah lima bulan lebih anak kami tidak bisa berobat lantaran tak punya biaya, sementara penyakit yang dideritanya makin hari membesar. Akibatnya, ia terus meringis kesakitan ” ucapnya.

Mereka mencoba mendatangi kantor Dinas Sosial Kab. Madina sembari menceritakan prihal dan kondisi anaknya sedang sakit serta butuh pertolongan.

“Pihak Dinas Sosial mengatakan mereka bisa bantu biaya perjalanan berobat dan biaya makan dua orang pendamping, tapi teknisnya dana awal ditanggung pihak keluarga pasien dulu, sementara kami tak punya biaya,” ujar Harmein.

Dijelaskan Harmein, Dinas Sosial Madina akan mengganti biaya keluarga pasien tersebut, setelah pulang dari berobat, pihak keluarga diminta membawa kwitansi tanda uang keluar perjalanan berobat ke Dinas Sosial Madina.

“Kalau kami punya uang untuk biaya berobat, buat apalagi kami minta bantuan ke Dinas Sosial Madina.” jelasnya.

Mirisnya, harta tak punya, biaya berobat tak ada. Untuk makan sehari-hari istrinya kesulitan untuk bisa mendapatkan, keluarga miskin Tongku Saleh bersama istri dan ke lima anaknya diketahui tinggal numpang di rumah milik adek iparnya.

Apa mau dikata, keadaan hidup memaksa Tongku Saleh harus pasrah menerima kenyataan hingga kini tidak bisa berobat lantaran tak punya biaya. Adakah orang di Madina — atau di luar Madina — mau membantu?

WASPADA.id/Irham Hagabean Nasution

  • Bagikan