RPB Batubara Prioritas Diresmikan Presiden RI

  • Bagikan
RPB Batubara Prioritas Diresmikan Presiden RI

BATUBARA (Waspada): Rumah Produksi Bersama (RPB) Kabupaten Batubara dengan komoditas cabai sebagai prioritas utama untuk dikunjungi dan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Mei 2024 mendatang.

  Perlunya percepatan dukungan Pemerintah Daerah melakukan penyiapan infrastruktur pendukung agar dapat beroperasi sesuai ketentuan dipersyaratkan. “Kami sangat mengharapkan sebagaimana arahan bapak menteri saat kunjungan presiden, RPB dalam keadaan beroperasi (berproduksi) dan telah memiliki kejelasan pasar yang menerima produk RPB,” sebut Asisten Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Kemenko PUKM, Dr Ali, ST, M.Si lewat suratnya tanggal 18 April 2024 yang ditujukan kepada Kepala Dinas Koperasi dan UKM ke RBP Kabupaten Batubara sebagimana yang diterima Waspada, Kamis (18/4).

  Surat ini untuk menindaklanjuti  kunjungan kerja Menteri Koperasi dan UKM ke RPB Kabupaten Batubara dengan komoditas cabai pada 14 Maret 2024 dan perlu menyampaikan infornasi tersebut.

  Sebelumnya kunker Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki ke Kabupaten Batubara guna melihat progres pembangunan RPB Komoditas Cabai Merah yang berlokasi di Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Limapuluh Pesisir, Kamis (14/3).

  Menteri menyambut gembira pembangunan pabrik sesuai dengan rencana dan dilakukan tepat waktu. Sebab pembangunan pabrik pengolahan cabai menurutnya akan membawa dampak yang sangat menguntungkan baik bagi petani maupun masyarakat yang terserap bekerja.

  Menurut informasi RPB Komoditas Cabai Merah di bawah naungan koperasi ini digagas oleh tokoh masyarakat dan anak daerah yang terdiri dari Prof M Nur dan Dr. Fauzi, melalui mekanisme yang ada, sampai ke tingkat Kemenkop dan UKM.

  Untuk mendukung jalannya pabrik, salah satunya mesin D’Ozon yang fungsinya dapat merontokkan dan masa simpan cabai. Mesin ini juga membunuh bakteri dan virus yang ada di cabai sebelum proses pengolahan atau sebelum cabai menjadi pasta.

  Pabrik ini merupakan pertama di Indonesia yang menerapkan sistem ozonisasi  untuk merontokan pestisida, sehingga cabai yang dihasilkan rendah pestisida, tingkat kepedasan naik, jamur, bakteri dan virus yang menempel di cabai mati sehingga kualitasnya bisa bertahan lebih lama sebagaimana diunggah Azwar Azwanta dalam medsos (fb).

  Mesin D’Ozone yang dipakai pabrik ini sebelumnya telah diuji coba setelah proses instalasi selesai dilakukan oleh PT Dipo Technologi.

  Terkait persiapan operasi Rumah Produk Bersama (RPB) Komoditas Cabai di Kabupaten Batubara telah dilakukan uji commisioning alat dan mesin.(a18)

  • Bagikan