Warga Dan Kader Padati Tasyakuran Satu Abad NU

  • Bagikan
Warga Dan Kader Padati Tasyakuran Satu Abad NU
Suasana acara Tasyakhuran sekaligus silaturrahmi akbar warga dan kader NU se- Sumatera Utara. Waspada/Ali Anhar Harahap

MADINA (Waspada): Di sana gunung di sini gunung, langit Madina putih nan cerah, warga NU sungguh sangat beruntung, peringatan satu abad NU sungguh meriah.

Begitulah kira-kira pantun yang menggambarkan megahnya peringatan tasyakuran satu abad Nahdhatul Ulama (NU) sekaligus silaturahmi akbar warga dan kader NU se-Sumatera Utara yang dilaksanakan dilapangan merah Pondok Pensantren (Ponpes) Musthafawiyah Purba Baru, Kamis, (18/05).

Lautan manusia pun terlihat berbondong-bondong dengan pakaian seragam yang sama menyelimuti megahnya suasana saat peringatan acara.

Belum lagi saat hendak memasuki lokasi acara, disuguhi kemacetan yang sangat panjang dan padatnya kendaraan yang hendak berlomba-lomba mengikuti acara yang mungkin baru kali ini sepanjang sejarah pertemuan besar NU dilaksanakan di bumi gordang sambilang atau negerinya para ulama.

Dalam peringatan tasyakuran ini, hadir secara langsung Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Menteri BUMN Erick Tohir yang juga tokoh Nasional NU, ketua PWNU Sumut, ketua MUI Sumut, Kapolda, Pangdam I/BB, ketua PCNU Kab/Kota se-Sumut, serta pengurus besar lainnya.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan sejak generasi pertamanya, Islam telah dibawa ke bumi Nusantara, dan Mandailing Natal merupakan titik nol NU di Sumatera Utara yang pada saat itu pelopornya adalah pengasuh Ponpes Musthafawiyah yakni alm KH Musthafa Husein, itu sebabnya acara tasyakhuran akbar dan upacara pelantikan khusus ini dilaksanakan di Kabupaten Madina atau pondok Pesantren Musthafawiyah.

Saat ini dikatakan Gus Yahya, NU telah memasuki abad ke-2, maka dari itu NU diharapkan hadir untuk menjadikannya wadah konsolidasi ahlisunnah waljamaah nusantara.

“Wahai para ulama yang bertaqwa, dari kalangan ahli sunnah waljamaah, anda semua bersama seluruh pengikut anda mari bergabung bersama Nahdhatul Ulama untuk membangun peradaban, memuliakan masa depan kita, memasuki momentum ini mari kita terus berkhidmat bersama NU dan mampu memberikan manfaat kepada masyarakat,” kata Gus Yahya.

Lebih lanjut Gus Yahya mengungkapkan, memasuki abad ke-2 ini, NU memperoleh momentum besar, misalnya saat ini kader-kader NU telah tersebar di seluruh elemen masyarakat, mulai jajaran pemerintahan, legislatif dan bidang-bidang strategis lainnya.

“Jangan sia-siakan momentum besar ini untuk berkiprah dan berkahnya dapat dirasakan oleh masyarakat oleh rakyat secara langsung. Ke depan NU harus mampu mewujudkan impian masyakat, sehingga keberkahan NU dapat dirasakan secara langsung,” ujar Gus Yahya.

Gus Yahya mengatakan, saat ini NU sedang melaksanakan program organisasi gerakan kemaslahat keluarga. Artinya, pengurus Nahdlatul Ulama hingga jajaran tingkat desa mampu memperhatikan apa yang dibutuhkan masyarakat.

“Kebutuhan itulah yang harus diwujudkan melalui NU,” ujar Gus Yahya, seraya mengajak warga nahdliyin untuk mendukung Presiden Jokowi hingga masa akhir jabatannya.

Menteri BUMN atau tokoh Nasional NU Erick Tohir pada pidatonya mengatakan jika tidak ada Islam maka tidak ada Indonesia, beliau berharap jika Islam dimajukan maka Indonesia akan maju. Menurut Erick, Islam telah membawa keberkahan untuk bangsa dan sudah seharusnya umat Islam menghadirkan solusi berbagai persoalan yang dihadapi bangsa.

“1 abad NU penting sebagai landasan kemajuan Nahdlatul Ulama untuk lebih maju lagi ke depan,” kata Erick.

Ketua PWNU Sumut KH Marahalim Harahap, menyampaikan terimakasih kepada Ketua PBNU atas dukungan diselenggarakannya tasyakuran 1 Abad dan menuju Abad kedua Nahdlatul Ulama. Marahalim mengajak kepada para juriyat untuk bersama-sama berkhidmat di NU yang sudah memasuki abad ke 2.

“Jangan takut untuk membuat program kerja dan jangan takut bermimpi, buatlah mimpi dan berkhayal setinggi langit, karena acara ini pun sebelumnya awal mulanya dari saya berkhayal untuk memegahkan acara ini, dan Alhamdulillah terwujud,” ujar Marahalim seraya menyampaikan terimakasih kepada Erick Tohir yang turut membantu dan mensukseskan kegiatan ini.

Ketua Panitia Tasyakuran 1 Abad NU dan Silaturahmi Akbar warga dan kader NU, Musa Rajekshah dalam menyampaikan laporan berbagai kegiatan yang digelar dalam rangkaian kegiatan ini diantaranya melakukan ziarah kubro ke makam para aulia,ulama dan tokoh NU di Sumatera Utara, seminar nasional, lomba hadrah, dan lainnya.

Sementara Mudir Ponpes Mustafawiyah yang juga ketua PCNU Madina KH Mustafa Bakri Nasution dalam pidatonya menyampaikan ucapan selamat datang kepada para pengurus PBNU dan juga pengurus lainnya yang telah hadir dalam acara akbar ini, beliaupun berharap di bawah kepemimpinan Gus Yahya NU semakin jaya dan juga kepada Erick Tohir untuk tetap berkhidmat bersama NU.

Kemudian, ketua PCNU Madina juga mengucapan terimakasih kepada Wagubsu Musa Rajekshah yang sudah seperti saudara kandung di NU dengan sumbangsihnya terhadap Ponpes Mustafawiyah.

“Terimakasih kepada Ketua umum PBNU dan juga jajarannya, ketua PWNU Sumut dan jajarannya, Kapolda, Pangdam serta Ketua PCNU Kab/Kota yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya selaku tuan rumah dalam acara Tasyakhuran akbar berdoa agar kita semua yang hadir diberikan barokah dan dapat berkhidmad di rumah besar kita NU ini, dan terima kasih kepada semua elemen yang telah berjibaku mensukseskan acara besar ini,” pungkas Musthafa Bakri.

Dalam acara tersebut juga dilakukan pelantikan DPP Keluarga Abituren Mustafawiyah (Kamus) dibawah kepemimpinan M Hasbi Simanjuntak dan dilanjutkan pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumut diawali dengan pembacaan surat keputusan PBNU oleh Sekjen Saifullah Yusuf, tentang susunan struktur kepengurusan PWNU Sumut masa khidmat 2022-2027. (a32/cah)

  • Bagikan