Lanjutkan Pertumbuhan Kinerja, BPJS Ketenagakerjaan Racik Strategi 2024

  • Bagikan
Karyawan dan karyawati BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sumatera Bagian Utara foto bersama.Waspada/Ist.
Karyawan dan karyawati BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sumatera Bagian Utara foto bersama.Waspada/Ist.

P.SIDIMPUAN (Waspada) : BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2023 dan untuk Tahun 2024 BPJamsostek sebagai lembaga yang memberi perlindungan sosial bagi tenaga kerja telah menyiapkan strategi jitu untuk menggapai pertumbuhan positif di tahun 2024.

“BPJS Ketenagakerjaan telah menyiapkan strategi jitu untuk menggapai pertumbuhan positif di tahun 2024,” ucap Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Edwin Ridwan melalui Kepala Kantor BPJamsostek Cabang Padang Sidempuan, Eris Aprianto, Selasa (20/8).

Dijelaskan, BP Jamsostek mencatat jumlah tenaga kerja aktif di tahun 2023 mengalami pertumbuhan 15,89% year on year (YoY) menjadi 41,46 juta atau mengalami pertambahan sekira 5,60 juta peserta aktif dibandingkan dengan tahun 2022 yang hanya sebesar 35,86 juta.

Di tahun 2024 ini, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan jumlah peserta aktif bakal bertambah 12,40 juta atau menjadi 53,86 juta peserta aktif.Kemudian tetap fokus peningkatkan kepesertaan di sektor pekerja informal serta usaha skala kecil dan mikro lewat strategi retensi, intensifikasi dan ekstensifikasi.

“Strategi tersebut difokuskan pada lima ekosistem yaitu desa, pasar, e-commerce dan UKM serta pekerja rentan,” tuturnya.

Terkait dengan penerimaan iuran BPJamsostek, ungkapnya juga melonjak 9,77% YoY menjadi Rp 96,94 triliun di tahun 2023, dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 88,31 triliun. Di tahun 2024, perusahaan menargetkan penerimaan iuran sebesar Rp107,86 triliun.

Sedangkan untuk pembayaran manfaat (klaim) BPJamsostek naik 7,52% YoY menjadi Rp52,72 triliun di 2023, dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp49,03 triliun. Di tahun 2024, ditargetkan nilai klaim bisa mencapai Rp62,46 triliun.Untuk mengejar target itu, BPJamsostek telah menyiapkan strategi.

“Kami akan memperkuat sistem keagenan, menggandeng tokoh masyarakat, mendorong perusahaan besar untuk mengikutsertakan seluruh ekosistem perusahaannya, memberikan berbagai kemudahan pembayaran iuran serta berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pengawasan guna meningkatkan kepatuhan peserta,” ungkapnya. .

Di sisi lain, BP Jamsostek juga mencatatkan pertumbuhan dana investasi sebesar 12,95% YoY menjadi Rp 708,98 triliun di 2023, dibandingkan tahun 2022 Rp 627,69 triliun. Di tahun 2024, dana investasi perusahaan ditargetkan mencapai Rp 812,66 triliun.

Hasil investasi BPJamsostek juga tumbuh sebesar 17% YoY menjadi Rp47,07 triliun di 2023, dibandingkan tahun 2022 yang hanya sebesar Rp40,23 triliun. “Di tahun ini, hasil investasi BPJamsostek ditargetkan mencapai Rp55,28 triliun,” katanya.

Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Edwin Ridwan menegaskan bahwa, instrumen surat utang atau obligasi masih menjadi instrumen dengan alokasi penempatan terbesar yaitu Rp513,4 triliun atau 72,22% dari total dana investasi. Rinciannya, 93,3% Surat Utang Negara (SUN) dan 1,4% surat utang korporasi.

“Instrumen tersebut menghasilkan Rp36,08 triliun atau berkontribusi sebesar 76,4% dari total hasil investasi di tahun 2023 dengan YOI (yeild of investment) setara 7,54%,” tuturnya. .

Menurutnya, BPJamsostek senantiasa antisipatif dan dinamis dalam mengelola portofolio, namun tetap mengacu pada ketersediaan dana dan hasil yang memadai untuk memenuhi liabilitas baik jangka pendek maupun jangka panjang (liability driven portfolio management). “Risk management dilakukan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen portofolio,” paparnya.

Kemudian, pengelolaan investasi juga dilakukan secara aktif dan dinamis menyesuaikan proporsi alokasi aset investasi seperti saham, reksadana, surat utang, dan deposito sesuai perkembangan kondisi ekonomi terkini dengan memperhatikan kondisi likuiditas, solvabilitas, optimasi hasil investasi, prinsip kehati-hatian, dan tata kelola yang baik.

“Melihat kondisi masih tingginya tingkat suku bunga global pada awal tahun 2024, serta belum pulihnya permintaan ekonomi dunia, dan proses transisi politik di dalam negeri, maka strategi investasi 2024 masih difokuskan pada penempatan instrument fixed income yang bersifat jangka panjang, sebagian lainnya jangka pendek,” terangnya.

Untuk pasar saham, ucapnya, diperkiraan akan positif di semester II 2024 seiring dengan tren penurunan tingkat suku bunga global, oleh karena itu untuk memanfaatkan momentum tersebut, strategi investasi di tahun 2024 juga difokuskan pada menambah alokasi di instrumen saham yang memiliki potensi return yang lebih tinggi dengan level fundamental yang baik serta memiliki tingkat valuasi yang menarik (attractive valuation).

“Strategi penempatan investasi tersebut dilakukan dengan tetap menjaga likuiditas, solvabilitas program, tingkat imbal hasil yang optimal, serta dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang terukur dan efektif,” katanya.

Untuk menyikapi hal tersebut, Kepala Kantor BPJamsostek Cabang Padang Sidempuan, Eris Aprianto menyampaikan bahwa apa yang telah dilakukan BPJS Ketenagakerjaan adalah sebagai komitmen dalam melaksanakan perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

“Sebagai perwakilan daerah oleh manajemen, kami tentu akan meneruskan arahan yang dimaksud sebagaimana disampaikan oleh Direktur Investasi Bapak Edwin Ridwan,” ujar Eris.

Eris Aprianto berharap, BPJamsostek Padangsidimpuan yang wilayah kerjanya meliputi Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Padang Lawas, Mandailing Natal, Kota Sibolga serta Kepulauan Nias Gunung Sitoli dapat memberikan potensi besar untuk perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang lebih luas.(a39).

  • Bagikan