Matador Mesti Menyerang Maroko

  • Bagikan
<strong>Matador Mesti Menyerang Maroko</strong>
El Mundo

DOHA (Waspada): Gelandang muda Pedro Gonzalez Lopez alias Pedri (foto kanan), menegaskan Spanyol mesti bermain menyerang saat melawan Maroko pada laga babak 16 besar Piala Dunia 2022 Qatar.

“Kami mesti menyerang, karena ini adalah pertandingan babak 16 besar Piala Dunia yang krusial. Kami harus menyerang habis-habisan melawan Maroko,” pinta Pedri melalui Marca, Senin (5/12).

“Kami tidak melihat pada bagan atau apapun, cuma harus memenangi setiap laga. Kalau mereka mencetak gol lebih dulu, itu bisa menjadi cerita lain yang mereka butuhkan,” beber bintang muda klub Barcelona berusia 20 tahun tersebut.

El Matador yang finis sebagai runner-up Grup E di bawah Jepang, menantang juara Grup F Maroko di Education City Stadium, Al Rayyan, Selasa (6/12) dinihari mulai pkl 02.00 WIB.

Menurut Pedri, timnya harus mengambil pelajaran dari kekalahan 1-2 kontra Jepang pada laga pamungkas Grup E. La Roja yang sempat unggul lebih dulu lewat gol striker Alvaro Morata (foto kiri) menit 11, akhirnya terbenam akibat kebobolan gol Ritsu Doan dan Ao Tanaka di awal babak kedua.

“Beruntung kami punya sebuah kesempatan lain. Namun jika kami menghilang selama 10 menit saja karena tidak fokus, maka kami akan pulang,” papar Pedri.

Pertemuan Spanyol vs Maroko akan menandai pertandingan ketiga bagi kedua tim beda benua itu di Piala Dunia. Matador memenangi dua perjumpaan pertama pada 1961, sebelum berimbang 2-2 di Piala Dunia 2018 Rusia.

Karenanya Sergio Busquets cs tetap harus mewaspadai Maroko yang secara mengejutkan menjadi pemuncak klasemen Grup F dengan mengungguli runner-up Kroasia, Belgia dan Kanada.

Apalagi pelatih Walid Regragu telah memberi waktu istirahat buat dua bintang andalananya, Hakim Ziyech dan Achraf Hakimi, saat Maroko memukul Kanada 2-1 pada laga terakhir di babak penyisihan.

Kiper Yassine Bounou ditarik keluar sebelum kick-off saat mengalahkan Belgia 2-0 pada matchday kedua fase grup. Yassine kemudian comeback melawan Kanada dengan tanpa cedera.

Ziyech yang musim ini kurang mendapat menit bermain yang setimpal di Chelsea, dinobatkan sebagai Pemain Terbaik FIFA setelah kemenangan mengejutkan 2-0 atas Belgia.

“Dia luar biasa. Banyak orang berbicara tentang dia sebagai seseorang yang sulit diatur,” tutur Reragui.

“Tetapi yang saya lihat adalah, ketika Anda memberinya cinta dan kepercayaan diri, dia akan mati untuk Anda. Itulah yang saya berikan kepadanya dan dia mengembalikan kepercayaan diri saya,” ujarnya lagi.

Maroko seharusnya juga tidak memiliki masalah cedera baru jelang menjajal La Furia Roja. Sebaliknya entrenador Luis Enrique mengharapkan punya skuad yang fit sepenuhnya pasca dikejutkan Samurai Biru.

Di lini depan, pelatih berusia 52 tahun itu kemungkinan akan kembali mengandalkan Morata yang telah mencetak tiga gol. Bakat muda macam Gavi dan Pedri bakal berduet di tengah, dipimpin gelandang senior sekaligus kapten Busquets.

“Bermain 120 menit oke saja bagi saya, penalti juga. Adu penalti sesungguhnya bukanlah lotre,” ucap mantan winger dan manajer Barcelona itu.

“Laga akan dimenangkan oleh tim yang bisa mengendalikan saraf mereka dengan lebih baik dan yang lebih berkualitas. Atau mungkin ditentukan oleh penjaga gawang terbaik,” tambah Enrique.

“Saya inginnya kami bisa menjadi juara dunia sekalipun setelah ini saya tak dimainkan. Jika ada yang bilang bahwa saya harus pulang, tentu saja tapi setelah Spanyol memenangi Piala Dunia,” tekad Morata. (m08/mrc/fe)

  • Bagikan