Anggota DPRD Sumut Panyabar Nakhe Harap Plt Kadisik Concern Tingkatkan Karakter Guru

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Anggota DPRD Sumut Drs Panyabar Nakhe (foto) mengapresiasi mundurnya Prof Drs Wan Syaifuddin MA PhD sebagai kepala dinas pendidikan. Namun dewan punya catatan tersendiri terkait mundurnya sang kadis yang hampir setahun bertugas itu. Dewan juga berharap penerus Prof Syaifuddin untuk concern meningkatkan karakter guru.

“Kita apresiasi mundurnya Pak Prof, tapi juga kita ingin sampaikan bahwa kebijakan beliau terhadap karakter guru masih minim sekali selama bertugas,” kata Panyabar Nakhe kepada Waspada di Medan, Jumat (11/2).

Anggota dewan dari Fraksi PDI-P itu merespon update pengunduran diri Prof Wan Syaifuddin sebagai Kadisdik pekan lalu, dan Gubsu Edy Rahmayadi kemudian menunjuk Inspektur Lasro Marbun sebagai pelaksana tugas (Plt) untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut pada Kamis (8/2) lalu.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah Sumut Faisal Arif Nasution menyebutkan, Prof Syaifuddin yang dilantik Gubsu Edy Rahmayadi pada 18 Februari 2021 lalu, mundur dengan alasan ingin mengabdikan diri sebagai  dosen di USU.

Menyikapi ini, anggota DPRD Sumut Panyabar Nakhe berpendapat, pengunduran diri itu adalah hak seseorang, namun ada catatan kecil yang perlu disampaikan dan perlu ditindaklanjuti penerusnya nanti.

“Yang saya lihat dan saksikan sendiri adalah nasib ribuan guru di kabupaten/kota di Nias yang tak terjamah kebijakan peningkatan kualitas tenaga pengajar,” kata anggota Komisi E, yang tupoksinya membidangi masalah kesejahteraan ini.

Menurutnya, karakter guru yang bukan berasal dari Nias namun mendapat penugasan mengajar di sana terkesan masih memprihatinkan.

Pihaknya menginginkan Kadis Prof Syaifuddin ketika semasa masih bertugas seringlah berkomunikasi secara intensif dengan Kepala Cabang Disdik di Nias. “Binalah karakter mereka, ini saya lihat para guru sesukanya datang, ngajar gak ngajar mereka gak ambil pusing,” sebut anggota dewan Dapil Nias ini.

Hal itu pun sudah pernah disampaikan langsung kepada Kadis Prof Syaifuddin dalam rapat dengan Komisi E DPRD Sumut. “Namun sang kadis saya lihat seperti clingak-clinguk, bingung entah apa saya tidak tahu, sehingga akhirnya masalah peningkatan kualitas guru jadi terpinggirkan,”  ujarnya.

Panyabar Nakhe pun pernah bertanya langsung kepada Prof Syaifuddin tentang kebijakan opsi bagi kurikulum prototipe yang bersifat sukarela bagi satuan pendidikan. “Saya dengar jawaban Prof Syaifuddin, sepertinya gak nyambung. Gawat kalau begini,” cetusnya.

Perhatikan Karakter Guru

Ke depan, Panyabar Nakhe berharap kepada pengganti Prof Syaifuddin untuk concern memperhatikan karakter guru, termasuk di Nias.

“Saya tahu persis untuk memperbaiki karakter tenaga pendidik hanya butuh waktu 3 bulan, dan ini harus dimulai dari Kepala Sekolahnya. Seorang kepala sekolah yang baik, dia harus berada di depan gerbang sekolah menunggu siswa datang  satu per satu, dan mengamati guru-guru yang datang terlambat,” kata Panyabar Nakhe yang pernah jadi guru bahkan Kepala Sekolah di Medan ini.

Setelah itu, sang kepala sekolah masuk ke ruangan kelas yang gurunya belum atau terlambat datang dan menjadi guru sementara menunggu guru datang. Barulah jika semua sudah selesai, kepala sekolah kembali ke ruangannya.

“Saya yakin dengan cara seperti ini, jika dilakukan secara teratur, ada rasa empati guru bahkan terpacu untuk berdisiplin, paling cepat 3 bulan sudah oke itu,” pungkas Panyabar Nakhe. (cpb)

  • Bagikan