SMAN 19 Medan Akan Gunakan Kurikulum Prototipe

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): SMA Negeri 19 Medan, akan menjadi sekolah yang melaksanakan Kurikulum Prototipe (KP) yang akan berlangsung tahun ini.

Kurikulum baru ini merupakan kurikulum pilihan (opsional) yang di dalamnya terdapat beberapa perubahan. Tentunya memungkinkan para siswa dan guru lebih merdeka dalam belajar.

Hal ini disampaikan Kepala Sekolah, Renata Nasution,MSi,(foto) Rabu (19/1). Menurutnya, pelaksanaan KP, karena sekolah sudan melaksanakan program Sekolah Penggerak (SP) dan guru-guru yang akan menjadi tim pendidik sudah mengikuti berbagai program yang mensukseskan dilaksanakannya KP ini.

Kata dia, dalam Kurikulum ini, capaian pembelajaran dirancang untuk setiap fase, bukan per tahun. Hal ini akan memberikan waktu yang lebih untuk memperdalam materi dan mengembangkan kompetensi.

Istilah “fase” digunakan untuk membedakannya dengan kelas. Karena siswa dalam kelas yang sama dapat belajar pada fase belajar yang berbeda.

Sedangkan prinsip belajar sesuai tahap pencapaian belajar ini diharapkan dapat menghadirkan pengajaran pada tingkat yang tepat (teaching on the right level).

“Jadi kita terus berbenah, agar pelaksanaan kurikulum ini bisa menjadikan siswa yang handal dan guru yang mampu menjadi pendamping siswa yang sudah mengikuti Bimtek.

Pengembangan Ketrampilan Nonteknis

Sebelumnya, kata dia, sudah mensosialisasikan ini kepada orang tua siswa. “Sudah disampaikan kepada orang tua siswa, agar mereka paham terkait sistem dan proses belajar siswa yang menggunakan kurikulum ini”ucapnya.

Saat ditanya apa tujuan kurikulum ini?  Kata dia, bertujuan untuk pengembangan keterampilan nonteknis (soft skills) dan karakter Profil Pelajar Pancasila yaitu keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis, dan kreativitas.

Sebelumnya diberitakan,Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Zulfikri menyampaikan bahwa melalui Kurikulum Prototipe, Kemendikbud Ristek mendorong pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Penerapan Kurikulum Prototipe, lanjut dia, tidak akan diwajibkan oleh pemerintah kepada sekolah, melainkan ditawarkan sebagai opsi atau pilihan.

“Bukan sekadar menjadi kebijakan yang wajib dilaksanakan. Yang terpenting adalah menjadi sebuah gerakan perubahan, paradigma baru pendidikan, di mana kita lebih berfokus pada kebutuhan anak dalam pembelajaran,” ujar Zulfikri seperti dilansir dari laman GTK Kemendikbud Ristek.

Kurikulum Prototipe akan mulai ditawarkan secara lebih masif pada tahun 2022 hingga 2024. Kemendikbud Ristek akan memberikan bimbingan intensif mengenai Kurikulum Prototipe kepada sekolah dan dinas pendidikan melalui unit di pusat dan di daerah.(m22)

  • Bagikan