Webinar Fisipol UMA: Konflik Agraria Sumut Terbesar Nasional

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Setidaknya ada 59 konflik agraria terjadi terjadi di Sumatera Utara. Jumlah konflik agraria yang menjadi catatan Konsorsium Pembaruan Agraria ini menempatkan Sumatera Utara sebagai salah satu daerah konflik yang terbesar di Indonesia.

“Sumatera Utara juga memiliki akar konflik yang panjang dan menyejarah,” ujar Doni Latuperisa Direktur Eksekutif WALHI Sumut dalam Webinar Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Medan Area (Fisipol UMA), Jumat (14/1).

Webinar bertema Good Environmental Governance In Indonesia Simbiosis Mutualisme Ekologi Pemerintahan Dan Upaya Pelestarian Lingkungan ini dihadiri Wakil Rektor Bidang Akademik UMA Dr Ir Hj. Siti Mardiana, dan Dekan Fisipol UMA Dr Effiati Juliana Hasibuan, M.Si yang memberikan sambutan.

Sedangkan sebagai pembacara Dr H. Emil Elestianto Dardak, B. Bus, M.Sc (Wakil Gubernur Jawa Timur), Prof Dr Ir Agus Pakpahan, MS (Peneliti Utama Kementan RI), dan Doni Latuparisa (Direktur Eksekutif WALHI Sumut) serta dimoderatori Khairunisah Lubis, S.Sos, M.I.Pol.

Menurut Doni, sikap pragmatisme dan oportunisme dalam pengelolaan lahan oleh oknum menyebabkan kerusakan lingkungan hidup dalam skala masif dan bencana ekologis serta konflik agraria yang tidak terhindarkan.

“Ingat sandang pangan dan papan kita berasal dari hutan dan pohon yang kita tanam. Salam adil lestari dan berkelanjutan,” kata Doni.

Sedangkan Dr H. Emil Elestianto Dardak, B. Bus, M.Sc mengatakan bahwa pelestarian lingkungan jangan hanya di atas kertas. “Negara, pengusaha dan civitas akademika, katanya, harus konsisten dalam upaya pelestarian lingkungan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia,” sebutnya.

Sementara Prof Agus Pakpahan menekankan bahwa semua pihak harus menjaga lingkungan hidup berbasis regulasi yang bersinergi dengan environmental health dan environmental quality dalam rangka win-win solution antara ekonomi dan lingkungan hidup.

Dekan Fisipol UMA Dr Effiati Juliana Hasibuan, M.Si sebelumnya menjelaskan, tujuan kegiatan ini adalah untuk turut memberikan kesadaran pada mahasiswa ilmu pemerintahan agar tetap
berwawasan ekologis dalam melaksanakan kegiatan. Sehingga mahasiswa Ilmu Pemerintahan UMA turut menjadi agen perubahan dalam menyelesaikan sengkarut problematika lingkungan hidup, meskipun itu dalam lingkup pergerakan skala kecil.

“Kita sebagai makhluk hidup tidak dapat terlepas dari lingkungannya, baik itu sebagai rumah atau pun tempat tinggal umat manusia di dunia ini,” sebutnya.

Kegiatan webinar ini dalam rangka peringatan internasional Hari Gerakan Sejuta Pohon untuk mengingat betapa pentingnya melestarikan pohon, sebagai bagian tak terpisahkan dari paru-paru dunia.(m05)

  • Bagikan