Survey dan Mesin Politik Partai Masih Efektif Pengaruhi Bursa Capres Cawapres

  • Bagikan
Survey dan Mesin Politik Partai Masih Efektif Pengaruhi Bursa Capres Cawapres

JAKARTA (Waspada): Pengamat politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr R Widya Setiabudi Sumadinata, menilai capres yang diusulkan Musra relawan Jokowi memiliki pengaruh meski tak terlalu signifikan. Widya berkeyakinan pencalonan presiden dan wakil presiden masih sangat dipengaruhi oleh survei yang dikeluarkan lembaga survei politik dan mesin politik yang dimiliki parpol.

Di sisi lain, capres yang diusulkan di Musra merupakan tokoh yang sudah lama muncul dan menjadi primadona di berbagai lembaga survei politik. Nama yang tak pernah masuk dalam survei politik hanya Airlangga.

Pernyataan Widya terkait munculnya nama Airlangga Hartarto sebagai salah satu kandidat capres yang direkomendasikan Musra relawan Jokowi bersama dengan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

“Munculnya nama Airlangga mungkin karena ketua umum Golkar. Kita tak bisa menafikan peran Golkar dalam pilpres. Sehingga munculnya Airlangga bisa ditafsikan bahwa Golkar patut diperhatikan dalam pilpres. Namun saya melihat Airlangga di berbagai survei Namanya tak pernah masuk radar baik untuk capres maupun cawapres. Mungkin tujuan nama Airlangga masuk di cawapres hasil Musra itu hanya untuk mengapresiasi dan mengingatkan keberadaan Golkar di kancah politik nasional,” ucap Widya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (16/5/2023).

Musra relawan Jokowi juga merekomendasikan Mahfud MD, Moeldoko dan Arsjad Rasyid bersama dan Sandiaga Uno. Nama Sandiaga memang sering disebut berbagai Lembaga survei sebagai salah satu kandidat yang berpotensi maju di pilpres 2024. Namun untuk Mahfud MD, Moeldoko dan Arsjad Rasyid, sama sekali tak pernah masuk di 5 besar survei cawapres.

Widya heran dengan nama Erick Thohir dan Ridwan Kamil yang hilang dari rekomendasi cawapres Musra relawan Jokowi. Padahal menurut Widya, nama Erick merupakan salah satu kandidat cawapres yang memiliki elektabilitas tertinggi di berbagai survei politik.

Jika pilpres nanti akan menggabungkan kelompok nasionalis dan religius, harusnya nama Erick Thohir sebagai warga Banser harusnya masuk dalam cawapres Musra. Widya masih bisa memahami jika Mahfud masuk di hasil Musra. Selain menjabat sebagai Menkopolhukam, Mahfud juga sebagai bagian dari keluarga besar Nahdlatul Ulama. Sementara untuk Arsjad Rasyid, Widya dan Moeldoko, Widya tak melihat argumen logisnya kenapa Musra relawan Jokowi memasukan nama mereka dalam tokoh yang direkomendasikan sebagai cawapres.

Namun rekomendasi capres Musra relawan Jokowi tersebut dinilai Widya tak lagi menentukan secara siginfikan terhadap pencalonan presiden. Sebab nama Ganjar dan Prabowo sudah dideklarasikan sebagai capres. Meski Erick tak disebut dalam Musra, namun menurut Widya, namanya sudah sangat kuat dan berpotensi diusung sebagai cawapres berdasarkan survei politik.

“Dari diskusi saya dengan beberapa ketua umum parpol peserta pemilu mereka mengatakan sudah memiliki konsultan politik. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk percaya serta mengutamakan lembaga survei dan mesin politiknya. Datanya representative karena menggunakan metodelogi yang bisa dipertanggungjawabkan,” tutup Widya.(J02)

  • Bagikan