Nominasi Capres dan Cawapres Hasil Musra Bukan Penentu

  • Bagikan
Nominasi Capres dan Cawapres Hasil Musra Bukan Penentu

JAKARTA (Waspada): Relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Musyawarah Rakyat (Musra) merekomendasikan beberapa nama yang berpotensi untuk diusung menjadi capres cawapres 2024. Dari beberapa kandidat capres cawapres yang diusulkan Musra relawan Jokowi, ada nama yang tak masuk dalam survei elektabilitas yang dibuat oleh beberapa lembaga survei.

Menanggapi hal ini, pengamat politik Universitas Brawijaya, Anang Sujoko mengatakan, penyampaian aspirasi yang dilakukan Musra belum lama ini merupakan bagian dari demokrasi. Meski demikian, usulan itu belum tentu terwujud.

“Dalam sistem politik di Indonesia yang saat ini berlaku, untuk dapat menjadi capres cawapres resmi, mereka harus didaftarkan oleh parpol peserta pemilu ke Komisi Pemilihan Umum,” ujar Anang dalam keterangan pers, Senin (15/5/2023).

Dalam penentuan capres dan cawapres sejatinya hasil Musra atau survei hanya sebagai pemantik saja. Sehingga dampak besar atau kecilnya pematik tersebut ditentukan oleh beberapa pihak yang memiliki kepentingan tersebut.

Anang percaya betul, parpol yang tidak memiliki kepentingan terhadap hasil Musra atau survei lembaga tertentu tak akan serta-merta menggunakan hasil atau rekomendasi tersebut. Parpol dengan mesin politik yang baik sudah memiliki sistem untuk menyerap aspirasi capres cawapres yang diinginkan oleh masyarakat.

“Parpol yang tak memiliki kepentingan belum tentu tertarik dengan hasil Musra atau survei. Parpol pasti memiliki data yang dihimpun dari mesin politik mereka.
Mereka lebih yakin dengan data yang dihimpun mesin politiknya. Parpol pasti sudah tau siapa aktor intelektual dibelakang rekomendasi Musra atau lembaga survei yang merekomendasikan calon tersebut. Sehingga parpol yang tidak memiliki kepentingan pasti tak akan mempertimbangkan hasil Musra, ”ujar Anang.

Jika parpol atau koalisi parpol gegabah memilih capres cawapres yang tidak popular dan rendah elektabilitas, Anang memastikan mereka akan mengeluarkan effort lebih untuk memenangkan pilpres dan pileg di pemilu ini.

“Sebab mereka selain harus memperkenalkan capres yang tak popular dan elektabilitas rendah dalam pilpres, mereka juga memiliki tugas untuk memenangkan pileg agar tak tersingkir dari pemilu berikutnya,” ungkap Anang.

Karena itu, lanjut Anang, memilih capres cawapres yang tak popular dan elektabilitas rendah, parpol harus memiliki effort ganda untuk dapat memenangkan pemilu.(J02)

  • Bagikan