Wushu Sumut Belum Mendapat Apresiasi Sepantasnya

  • Bagikan
Wushu Sumut Belum Mendapat Apresiasi Sepantasnya
KETUA Pengprov WI Sumut Darsen Song (tengah), foto bersama kru podcast COPI SUMUT (Corong Olahraga Prestasi Sumatera Utara). Waspada/Ist

MEDAN (Waspada): Cabang Olahraga (Cabor) Wushu sebagai penyuplai utama kepingan medali emas untuk Kontingen Sumatera Utara, diharapkan kembali berlanjut pada PON XXI Aceh-Sumut 2024.

Target 10 emas pun menjadi incaran Pengurus Provinsi (Pengprov) Wushu Indonesia (WI) Sumut, sebagaimana diungkapkan Ketuanya Darsen Song melalui tayangan podcast COPI Sumut yang dikutip dari YouTube, Rabu (14/2).

Sayangnya apa yang sudah dilakukan WI Sumut di tingkat nasional bahkan internasional, belum mendapat apresiasi yang sepantasnya. Terbukti sampai kini belum ada venue latihan wushu yang representatif di Medan, padahal permintaan untuk itu sudah sejak lama disampaikan.

“Sarana untuk wushu gak jelas. Sudah kami sampaikan, termasuk untuk perangkat dan perlengkapannya dan itu yang jadi kendala selama ini. Kami harap seharusnya tuan rumah PON jadi momentum Sumut,” jelas Darsen Song.

“Khususnya wushu harus punya sarana latihan representatif. Cabang lain, saya tidak sebutlah. Tidak pernah raih medali, tidak populer dan tidak ada penonton, tapi bisa ada venuenya. Ini percaya tidak percaya,” katanya lagi.

Kini tersisa tak kurang tujuh bulan lagi menuju PON 2024, Darsen bersama WI Sumut tak mau terpaku pada masalah yang ada. Apalagi jadwal PON masuk dalam tahun politik yang memakan banyak anggaran.

“Selama ini untuk Taolu, kami masih andalkan padepokan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI). Kami bersyukur masih dikasih pakai. Kalau Sanda kami pakai GOR Veteran,” beber Darsen.

Untuk PON XXI Aceh-Sumut 2024, pihaknya menargetkan 10 medali emas. Kenaikannya 100 persen dibanding sumbangan 5 emas pada PON XX Papua 2021 dan Darsen bersyukur karena masih punya Harris Horatius dan Nicholas yang saat ini berada di Pelatnas.

Pihaknya juga berharap bisa mendatangkan pelatih asing dan melanjutkan TC ke luar negeri terutama China sebagai tujuan utama. “Karena kalau tidak dijalankan, ini jadi sia-sia. Harapannya Mei atau Juni sudah berangkat. Tapi sebelum berangkat, sudah ada pelatih asing di sini,” harap Darsen.

Program mendatangkan pelatih asing serta TC ke China, diakuinya menjadi penentu program-program yang sudah berjalan. Bila terealisasi, tentunya bisa membantu WI Sumut meraih prestasi seperti pada PON-PON sebelumnya.

WI Sumut sebelumnya mendulang 9 emas pada PON 2016 Jawa Barat. “Target kami ingin medali emas sebanyaknya. Berdasarkan potensi yang ada dan penambahan nomor (wing chun), semoga bisa dapat 10 medali emas,” ucap Darsen.

Diakuinya, target tersebut bukan hal yang mudah. Beban dan tanggung jawab berada di pundaknya sebagai pimpinan federasi. Dia punya tugas meneruskan tradisi prestasi yang sudah diraih WI Sumut pada PON edisi-edisi sebelumnya.

“Tentu ini karya dari pengurus terdahulu. Walau saya juga bagian dari kepengurusan sebelumnya sejak PON Palembang yang dipercaya sebagai manajer,” tutur Darsen.

“Lalu di PON Papua saya sebagai ketua umum. Semua tentu punya andil dalam perjalanan Wushu Sumut. Terlebih Pak Supandi, Iwan Kwok, para pelatih dan atlet,” kenangnya lagi.

Persiapan serius pun sudah dilakukan WI Sumut menatap PON XXI. Bahkan, sepulang dari PON XX Papua pada November 2021 lalu, WI Sumut sudah melakukan Pelatda Penuh.

“Selama tahun 2022-2023, nomor Sanda juga sudah beberapa kali melakukan promosi degradasi terkait prestasi atlet. Ini tahun Naga Kayu, semoga membawa keberkahan rezeki untuk kita semua,” klaim Darsen.

“Khususnya di dunia olahraga, para insan pengurus dan atlet sehat menuju PON. Sehingga September nanti, Sumut mencapai sukses tuan rumah dan prestasi. Walau dengan kondisi yang ada saat ini, kita harus menyesuaikan dan fight untuk Sumut,” tekadnya. (m08)

  • Bagikan