IDI (Waspada): Diduga mengantuk saat mengendarai sepeda motor BK 4384 AIU, pria asal Sumatera Utara meninggal dunia di Jalinsum Banda Aceh – Medan, persisnya di Keude Alue Bu, Peureulak Barat, Aceh Timur, Rabu (17/4) sekira pukul 06.30.
Korban meninggal yakni Aji Azhari, 22, asal Lingkungan XII, Desa Besar, Kec. Medan Labuhan, Kota Medan, Sumatera Utara. Temannya mengalami luka kritis yaitu Julia Aura Ifanka, 23, asal Pekan Labuhan, Medan Labuhan, Kota Medan, Sumatera Utara. Hingga berita ini diturunkan, Julia Aura Ifanka masih dirawat di RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak, Aceh Timur.
Berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan hasil pemeriksaan sejumlah para saksi, sepedamotor Honda Scoopy yang dikendarai Aji Azhari berboncengan dengan Juliq Aura Ifanka melaju dari arah Banda Aceh ke arah Medan. Setibanya di lokasi, diduga pengendara sepedamotor Honda Scoopy mengantuk, sehingga sepedamotor yang dikendarainya melebar ke kanan jalan dan menabrak rak kaca milik Irwandi yang berada di depan rukonya.
Kemudian sepedamotor Scoopi kembali menabrak pintu ruko milik Latifah yang bersebelahan dengan ruko Irwandi. Lalu pengendara dan teman penumpang sepedamotor masuk ke dalam alur yang berada di samping ruko Latifah hingga mengakibatkan pengendara dan penumpang sepmor mengalami luka-luka.
“Korban meninggal sudah dalam perjalanan ke Medan. Korban kritis masih di rumah sakit, tapi keluarga korban kritis sudah dihubungi dan saat ini dalam perjalanan dari Medan ke Peureulak,” kata Heri, anggota Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Aceh Timur.
Kasat Lantas Polres Aceh Timur Iptu Eko Suhendro SH, dikonfirmasi terpisah membenarkan adanya kecelakaan itu. “Korban laka tunggal ini meninggal dunia satu orang. Temannya masih kritis dan dalam perawatan medis. Untuk kotban meninggal dunia sudah dibawa pulang ke Medan,” katanya.
Eko mengaku telah menurunkan personelnya ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan memeriksa saksi-saksi di sekitar lokasi. “Kita berharap pengguna jalan untuk beristirahat disaat lelah dan mengantuk, karena jika dipaksa mengendarai akan berdampak fatal terhadap keselamatan pengendara dan teman yang diboncenginya,” demikian Eko Suhendro. (b11).