Tafakur Fiqh Al Zakat Dirasat Muqaranah Li Ahkamiha Wa Falsafaha Fi Dhau’i Al Quran Wa Al Sunnah

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

  • Bagikan
Tafakur Fiqh Al Zakat Dirasat Muqaranah Li Ahkamiha Wa Falsafaha Fi Dhau'i Al Quran Wa Al Sunnah

Kitab Fiqh al Zakat Dirasat Muqaranah Li Ahkamiha Wa Falsafaha Fi Dhau’i Al Qur’an Wa al Sunnah ( فقه الزكاة دراسة مقارنة لاحكامها و فلسفها فى ضوء القران و السنة) adalah kitab fikih kontemporer yang mengulas tentang berbagai jenis zakat yang disyari’atkan di dalam ajaran Islam, membahas tentang ketentuan hukumnya, dan juga mengungkapkan makna filosofis yang terkandung di dalam syari’at zakat tersebut, menurut ketentuan Al Qur’an dan Al Sunnah.

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, judul kitab yang ditulis oleh Doktor Yusuf Bin Abdullah al Qaradhawi tersebut, artinya adalah Hukum Zakat Studi Perbandingan Tentang Status Dan Filsafat Zakat Berdasarkan Al Qur’an dan Al Sunnah. Kitab ini buah karya ulama kontemporer ( المعاصرة ) Doktor Yusuf Bin Abdullah al Qaradhawi ( الدكتور يوسف القرضاوي ). Doktor Yusuf Bin Abdullah al Qaradhawi lahir di desa Shafat Thurab di tengah delta sungai Nil, Mesir bahagian Barat, pada tanggal 9 September 1926. Desa kelahiran Doktor Yusuf Bin Abdullah al Qaradhawi adalah desa tempat sahabat Nabi Saw yang bernama Abdullah Bin Harits, ra dimakamkan.

Selain itu, Doktor Yusuf Bin Abdullah al Qaradhawi menjalani pendidikan dasar di madrasah Ilzamiyah Mesir, pendidikan S1, S2 dan S3 dalam bidang tafsir hadits diselesaikannya di fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar Kairo. Disertasinya tentang al Zakat Fi al Islam, yang diselesaikannya dalam waktu relatif lama yaitu 13 tahun (1973), karena krisis politik yang melanda Mesir pada masa itu. Doktor Yusuf Bin Abdullah al Qaradhawi wafat di Doha Qatar pada tanggal 26 September 2022 dalam usia 96 tahun. Ia memiliki dua orang putra yaitu Abdurrahman Yusuf dan Ilham Yusuf.

Kitab Fiqh al Zakat yang ditulis oleh Doktor Yusuf Bin Abdullah al Qaradhawi terdiri atas 2 jilid, dengan jumlah halaman,1.227 halaman. Kitab ini diterbitkan di Beirut oleh penerbit Mu’assasah al Risaalah, pada tahun 1412 Hijriah (1991 M). Lembar pertama kitab Fiqh Zakat Doktor Yusuf Bin Abdullah al Qaradhawi di awali oleh sebuah ungkapan yang disebutnya dengan nomenklatur Min al Dustur al Ilahi ( من الدستور الالهي ) yang artinya Dari Ketentuan Allah.

Dalam hal ini Doktor Yusuf Bin Abdullah al Qaradhawi mengutip surat al Taubah, ayat 103, yang berbunyi sebagai berikut :خذ من اموالهم صدقة تطهرهم و تزكيهم بها و صل عليهم ان صلاتك سكن لهم و الله سميع عليم Artinya, ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan do’akanlah mereka (muzaki), karena sesungguhnya do’a kamu (mustahik)dapat mendatangkan ketentraman bagi mereka (muzaki). Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Pada muqadimah kitab Fiqh al Zakat, Doktor Yusuf Bin Abdullah al Qaradhawi menulis : فان الزكاة هي الركن المالي الاجتماعي من اركان الاسلام الخمسة و بها مع التوحيد و اقامة الصلاة يدخل المرء في جماعة المسلمين و يستحق اخوتهم و الانتماء اليهم كما قال تعالى فان تا بوا و اقاموا الصلاة و اتوا الزكاة فاخوانكم في الدين

Artinya, zakat adalah satu rukun yang bercorak sosial ekonomi dari lima rukun Islam. Di samping syahadat yang berwujud ikrar tauhid dan menegakkan shalat, seseorang baru sah dipandang masuk ke dalam golongan umat Islam dan diakui keislamannya, jika dia juga menunaikan zakat.

Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam surat al Taubah ayat 11, Maka jika mereka bertaubat, menegakkan shalat, dan menunaikan zakat, maka (berarti mereka itu) adalah saudara saudaramu seagama (Lihat Doktor Yusuf al Qaradhawi, Fiqh al Zakat Diraasat Muqaranah Li Ahkamiha Wa Falsafaha Fi Dhau’i al Qur’an Wa al Sunnah, jilid 1, Beirut, Mu’assah al Risalah, 1412 H (1991 M), halaman, 7).

Doktor Yusuf Bin Abdullah al Qaradhawi di dalam mukadimah kitab Fiqh al Zakat, juga menuliskan, meskipun zakat dibahas di dalam pembahasan tentang ibadah, karena dipandang bagian yang tidak terpisahkan dengan ibadah shalat, sesungguhnya zakat juga merupakan bahagian dari sistem sosial ekonomi Islam.

Oleh karena itu zakat juga dibahas di dalam kitab-kitab tentang strategi hukum dan ekonomi Islam. Kitab Fiqh al Zakat dibagi atas 9 Bab pembahasan. Bab Pertama, tentang Wajibnya Zakat, Bab Kedua, tentang Orang-orang Yang Wajib Berzakat, Bab Ketiga, tentang Lembaga Zakat Dan Besaran Zakat, Bab Keempat, tentang 8 Asnap atau 8 kelompok sasaran penerima zakat.

Kemudian, Bab Kelima, tentang Cara Penunaian Zakat, Hubungan Negara Dengan Zakat, Hal hal yang menyangkut kebolehan mempercepat dan memperlambat penunaian zakat, Memindahkan zakat dari satu tempat ke tempat yang lain, Menunaikan zakat dengan uang, dan lain lain. Bab Keenam, tentang Tujuan Dan Manfaat zakat, Bab Ketujuh, tentang Zakat Fitrah dan Hukum hukumnya, Bab Kedelapan, Tentang Kewajiban kewajiban yang harus dilaksanakan pada kekayaan setelah zakat ditunaikan, Bab Kesembilan, tentang Zakat dan Pajak.

Di dalam kitab Fiqh al Zakat, Doktor Yusuf Bin Abdullah al Qaradhawi menuliskan tentang kekayaan yang wajib dizakati dan besaran zakatnya. Dalam hal ini Doktor Yusuf Bin Abdullah al Qaradhawi mengulas tentang zakat harta, zakat hewan ternak, zakat emas dan perak, zakat perdagangan, zakat pertanian, zakat pertambangan, zakat madu dan produksi hewan, zakat investasi pabrik, gedung, dan lain lain, zakat pencarian dan profesi, zakat saham serta obligasi, dan lain-lainnya (Lihat Doktor Yusuf al Qaradhawi, Fiqh al Zakat, jilid 1, halaman, 142 – 432).

Zakat merupakan salah satu dari 5 rukun Islam yang benar-benar harus diperhatikan oleh umat Islam jika telah terpenuhinya syarat untuk ditunaikannya zakat. Karena ancaman bagi orang Islam yang telah cukup syarat tetapi enggan menunaikannya adalah sangat berat. Dan sanksi bagi pembangkang zakat ini, berlaku di dunia dan di akhirat.

Untuk menjelaskan hal tersebut, Doktor Yusuf Abdullah al Qaradhawi mengutip hadits Nabi Saw riwayat imam al Bukhari dari sahabat Abu Hurairah berikut ini : قال رسول الله ص من اتاه الله مالا فلم يوءد زكاته مثل له يوم القيامة شجاعا اقرع له زبيبتان يطوقه يوم القيامة بلهزمتيه يعني بشدقيه ثم يقول انا مالك انا كنزك ثم تلا النبي ص الاية ولا يحسبن الذين يبخلون بما اتاهم الله من فضله هو خير لهم بل هو شر لهم سيطوقون ما بخلوا به يوم القيامة

Artinya, telah bersabda Rasulullah Saw Siapa yang dikaruniai oleh Allah kekayaan, tetapi tidak mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat nanti ia akan didatangi oleh seekor ular jantan gundul yang sangat berbisa dan sangat menakutkan, dengan dua bintik yang ada di atas kedua matanya. Lalu ular itu melilit dan mematuk lehernya sambil berteriak, saya adalah kekayaan mu, saya adalah kekayaan mu yang kamu tumpuk-tumpuk dahulu.

Kemudian Nabi Saw membaca ayat (surat Ali Imran, ayat 180), Janganlah orang-orang yang kikir sekali dengan karunia yang diberikan Allah kepada mereka itu, mengira bahwa tindakannya itu baik bagi mereka. Tidak, tetapi buruk bagi mereka, segala yang mereka kikirkan itu, akan dikalungkan ke leher mereka nanti pada hari kiamat. Adapun sanksi di dunia, dijelaskan oleh Nabi Saw dalam hadits riwayat imam al Thabrani dari Abu Hurairah berikut ini : ما منع قوم الزكاة الا ابتلاهم الله بالسنين Artinya, Kaum atau golongan yang tidak mau mengeluarkan zakat akan ditimpa kelaparan dan kemarau panjang (Lihat imam al Thabrani, Mu’jam al Ausath, jilid 2, 1985, halaman,14).

Di dalam hadits riwayat imam al Hakim dari Abdullah Ibnu Umar Nabi Saw bersabda : و لم يمنعوا زكاة اموالهم الا منعوا القطر من السماء و لو لا البهاءم٢ لم يمطروا Artinya, Jika mereka menahan (tidak mengeluarkan) zakat, berarti mereka menghambat hujan turun. Seandainya hewan tidak ada, pastilah mereka tidak diberi hujan (Lihat imam al Hakim, al Mustsdrak ‘Ala al Shahihain, jilid 3, 1981, halaman, 28).

Di dalam hadits riwayat imam al Baihaqi dari Abu Hurairah Nabi Saw bersabda : ما خالطت الزكاة مالا الا افسدته Artinya, Jika zakat (tidak ditunaikan) kemudian bercampur dengan harta kekayaan, maka harta kekayaan itu akan rusak binasa (Lihat, imam al Baihaqi, Sunan al Kubra Li al Baihaqi, jilid, 2, juz,4, 1985, halaman 177).

Imam al Haitamiy meriwayatkan hadits dari Umar bin Harun Nabi Saw bersabda : ما تلف مال في بر و لا بحر الا بخبس الزكاة Artinya, kekayaan tidak akan binasa, di darat maupun di laut, kecuali jika zakatnya tidak ditunaikan (Lihat imam al Haithamiy, Majma’ al Zawa’id Wa Manba’ al Fawa’id, jilid,5, 2011, halaman, 19). Karena zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat, maka diharapkan tidak ada kaum muslimin yang mengabaikannya, agar harta yang dimiliki dapat tumbuh dan berkembang serta terjaga atas izin dan ridha Allah Swt.

Di sisi yang lain, ulasan tentang zakat yang ada pada tulisan ini, untuk mengingatkan kepada kaum muslimin, agar tidak sengsara di dunia dan di akhirat hanya karena zakat yang telah cukup syarat utuk ditunaikan namun tidak ditunaikan. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

  • Bagikan