Kredit Produktif Bank Umum di Sumut Meningkat, Profil Risiko Tetap Terjaga

  • Bagikan
KEPALA OJK KR5 Sumbagut, Yusup Ansori saat menyampaika kinerja Kredit Perbankan di Sumut pada kegiatan Media Talk KR 5, di Medan, Rabu (19/10).
KEPALA OJK KR5 Sumbagut, Yusup Ansori saat menyampaika kinerja Kredit Perbankan di Sumut pada kegiatan Media Talk KR 5, di Medan, Rabu (19/10).

MEDAN (Waspada): Penyaluran Kredit Produktif perbankan di Sumatera Utara (Sumut) menunjukkan tren positif yang mengalami pertumbuhan meningkat, dengan profil risiko yang tetap terjaga.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) KR 5 Sumbagut, Yusup Ansori menyebutkan, sektor perbankan Sumut yang terdiri dari 2 bank berkantor pusat, 56 bank berkantor cabang, dan 53 BPR/BPRS pada Agustus 2022 terpantau bergerak pulih. Total aset tercatat sebesar Rp323,15 triliun dengan pertumbuhan sebesar 4,81% yoy. DPK juga bertumbuh sebesar 4,75% yoy menjadi Rp299,65 Triliun.

“Sementara itu, penyaluran kredit/pembiayaan terus melanjutkan tren pertumbuhan positif sebesar 4,21% yoy dengan total penyaluran Rp223,52 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh kredit produktif bank umum sebesar Rp158,01 triliun atau 71,23% dari total kredit, yang bertumbuh 3,23% yoy,” ungkap Yusup Ansori pada kegiatan Media Talk KR 5, di Medan, Rabu (19/10).

Yusup menyebutkan, di saat kredit dapat didorong untuk bertumbuh, profil risiko perbankan juga tetap dapat dijaga dengan baik, tercermin dari rasio NPL gross yang turun hingga di bawah 3%, yaitu sebesar 2,66%.

Dia juga menyebutkan, porsi kredit kepada UMKM di Sumatera Utara sudah melebihi target, seiring dengan pertumbuhan yang pesat. Peningkatan penyaluran kredit dan dukungan finansial terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM menjadi aspek penting dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Sejak pandemi Covid-19 terjadi, kredit UMKM mengalami penurunan hingga Desember 2020. Sementara di awal tahun 2021, kredit UMKM mulai meningkat dan terus bertumbuh hingga Agustus 2022.

“Hal ini terlihat dari share kredit UMKM terhadap total kredit sebesar 31,42% yang sudah melebihi angka 30% yang merupakan target share kredit UMKM nasional yang ditetapkan oleh presiden RI. Share tersebut menunjukkan peningkatan dibanding tahun 2021 sebesar 31,07%. Hal ini didukung oleh penyaluran kredit yang terus bertumbuh dengan pesat, dimana per Agustus 2022 tercatat pertumbuhan sebesar 15,71% yoy,” jelas Yusup.

Sementara itu, sektor pertanian, yang terdiri dari pertanian, perburuan, dan kehutanan, merupakan salah satu ujung tombak perekonomian Sumatera Utara. Di masa pandemi, penyaluran kredit terhadap sektor ini mengalami perlambatan hingga bertumbuh negatif.

Namun, di tahun 2022, penyaluran kredit bank umum kepada sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan di Sumatera Utara sudah bertumbuh positif secara konsisten. Berdasarkan pemantauan per Agustus 2022, tercatat pertumbuhan sebesar 2,72% yoy.

“Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan kredit komoditas utama Sumatera Utara. Kredit pembibitan dan budidaya unggas bertumbuh positif dan relatif baik sebesar 24,69% yoy. Kredit komoditas utama lainnya juga tercatat bertumbuh cukup signifikan seperti padi dengan pertumbuhan 38,11% yoy dan kopi yang bertumbuh 33,50% yoy,” ujarnya.

Yusup mengatakan, OJK senantiasa terus melakukan upaya untuk meningkatkan akses pembiayaan perbankan kepada para petani.

“Salah satunya bersama pemerintah melalui TPAKD Sumatera Utara dengan memperbanyak pembentukan klaster pertanian dengan menciptakan ekosistem di kalangan petani yang mempermudah proses pengajuan, pencairan dan penjaminan kredit, sampai pemasaran produk pertanian,” jelasnya. (m31)

  • Bagikan