Sepanjang 2023 Ekspor Turun 11,33 Persen Dibandingkan 2022

  • Bagikan
Sepanjang 2023 Ekspor Turun 11,33 Persen Dibandingkan 2022
Sepanjang 2023 Ekspor Turun 11,33 Persen Dibandingkan 2022. (ist)

JAKARTA (Waspada): Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, secara kumulatif total nilai kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mengalami penurunan 11,33 persen, dibandingkan periode yang sama tahun 2022.

Berdasarkan data BPS, selama periode Januari hingga Desember 2023 sebesar US$258,82 miliar. Penurunan ini didorong oleh nilai ekspor industri pengolahan yang turun US$19,09 miliar.

“Penurunan ekspor sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama atas turunnya kinerja ekspor tahun 2023,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini dalam Rilis BPS, Senin (15/1/2024).

Pudji merincikan, nilai ekspor nonmigas sepanjang tahun 2023 sebesar US$242,90 miliar atau turun -11,96 persen dibandingkan 2022 sebesar US$275,91 miliar.

Berdasarkan sektornya, kinerja ekspor nonmigas secara kumulatif mengalami penurunan di seluruh sektor. Industri pengolahan turun -9,26 persen menjadi US$186,98 miliar.

Kemudian sektor pertanian, kehutanan dan perikanan turun -10,04 persen menjadi US$4,40 miliar. Penurunan terdalam dialami oleh sektor pertambangan dan lainnya sebesar -20,68 persen menjadi US$51,51 miliar.

“Ini sejalan dengan penurunan harga beberapa komoditas pertambangan di pasar global, secara tahunan kemudian dengan share sebesar 76,98 persen terhadap total ekspor non migas,” jelas dia.

Sedangkan total nilai ekspor migas mencapai US$15,92 miliar atau turun -0,47 persen dari tahun 2022 sebesar US$16 miliar.

Desember Surplus

Namun kinerja Perdagangan RI pada akhir tahun 2023 atau di Desember mencatatkan surplus sebesar US$3,31 miliar.

Pudji Ismartini mengatakan, nilai tersebut menambah catatan panjang surplus neraca perdagangan RI sepanjang 44 bulan berturut-turut.

“Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus selama 44 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 surplus Desember 2023,” katanya.

Berdasarkan data BPS, surplus neraca perdagangan Desember 2023 lebih ditopang pada komoditas non migas yaitu sebesar US$5,20 miliar.

Komoditas penyumbang surplus utamanya adalah bahan bakar mineral atau (HS 27) kemudian lemak dan minyak hewan atau nabati atau (HS 15) besi dan baja atau (HS 72).

“Surplus neraca perdagangan non migas Desember 2023 ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan lalu namun lebih rendah jika dibandingkan dengan Desember Tahun 2022,” jelas Pudji.

Sedangkan, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit 1,89 dengan komoditas penyumbangnya adalah hasil minyak dan minyak mentah.

“Defisit neraca perdagangan Migas Desember 2023, ini lebih rendah dari bulan sebelumnya namun lebih tinggi dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu,” tutur dia. (J03)

  • Bagikan