Kampus Tangguh, Upaya Kesiapsiagaan Bencana di Kalangan Perguruan Tinggi

  • Bagikan
Kampus Tangguh, Upaya Kesiapsiagaan Bencana di Kalangan Perguruan Tinggi

JAKARTA (Waspada): Sebagai negara dengan tingkat bencana alam cukup tinggi, Indonesia perlu melakukan sosialisasi mitigasi bencana di berbagai sektor, termasuk di kalangan pendidikan.

Untuk itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggagas program Kampus Tangguh. Kerja sama awal sekaligus mendukung peringatan Hari Kesiapsiagaan 2024 dilakukan bersama Universitas Negeri Padang (UNP) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (26/4/2024) di Padang, Sumatera Barat. 

“Program  Kampus Tangguh memberikan pelatihan kepada mahasiswa dan staf kampus agar siap menghadapi berbagai situasi darurat dan bencana alam. Lewat program ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kesiapsiagaan bencana di seluruh perguruan tinggi Indonesia,” ujar Pelaksana tugas Sekretaris Ditjen Diktiristek Tjitjik Srie Tjahjandarie dalam keterangannya, Sabtu (27/4/2024).

Tjitjik mengatakan, perlunya upaya untuk menjaga keamanan dari berbagai bencana terutama di lingkungan perguruan tinggi di bawah Kemendikbudristek. Pasalnya berdasarkan data dari BNPB, lebih dari 53 ribu desa berada di posisi rawan bencana. 

“Selaku insan pendidikan tinggi, kita memiliki tanggung jawab untuk membangun kewaspadaan terhadap bencana dengan mengembangkan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan keterampilan kesiapsiagaan bencana. Dengan tujuan dari hadirnya pelatihan-pelatihan ini dapat memastikan keselamatan dan keamanan bagi mahasiswa, staf pendidikan, dan sivitas akademika di lingkungan perguruan tinggi,” ujar Tjitjik.

UNP dipilih sebagai lokasi untuk puncak peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024 oleh Ditjen Diktiristek. Tjitjik menyebut pemilihan ini karena UNP menjadi satu-satunya universitas yang telah menerapkan Blue Line Tsunami Safe Zone di Indonesia. 

“Pemilihan UNP sebagai tuan rumah diharapkan dapat menyelenggarakan workshop yang bisa memberikan insights terkait kesiapsiagaan bencana menjadi lebih komprehensif. Semoga acara ini dapat meningkatkan awareness, budaya siaga bencana, dan keamanan lingkungan terhadap bencana di seluruh Indonesia,” tambah Tjitjik. 

Rektor UNP Ganefri turut mengapresiasi Ditjen Diktiristek karena telah memberi kepercayaan kepada Universitas Negeri Padang untuk berkolaborasi dengan pihak BNPB dalam penguatan program antisipasi kesiapsiagaan bencana. 

Ganefri juga mengungkapkan belum lama ini terjadi musibah meletusnya Gunung Marapi yang menelan korban mahasiswa Universitas Negeri Padang dan Politeknik Negeri Padang yang sedang melakukan pendakian. Dengan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024 ini ia berharap dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana yang tidak terprediksi dalam kondisi dapat mengantisipasi nya. 

Pada kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SAPB) Kemendikbudristek Zamzami Muzaki menuturkan bahwa peningkatan pengetahuan dan keterampilan terkait antisipasi bencana diperlukan oleh masyarakat untuk meminimalisir potensi risiko yang lebih besar. 

“Kita juga perlu mendorong satuan pendidikan memiliki kemampuan untuk mengelola risiko, memiliki tim siaga bencana, memiliki dokumen-dokumen kesiapsiagaan, menyiapkan SOP kesiapsiagaan, rutin melakukan latihan penyelamatan diri dan evakuasi, serta terintegrasi dengan dokumen-dokumen kesiapsiagaan di tingkatan wilayah,” kata Zamzami.

Diharapkan bahwa melalui langkah-langkah ini, kampus-kampus di seluruh Indonesia akan menjadi lebih siap menghadapi berbagai ancaman bencana dan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi mahasiswa, staf, dan masyarakat sekitar. (J02)

  • Bagikan