Perkuat Industri Fesyen Tanah Air, 5 SMK Kerja Sama dengan Dunia Usaha

  • Bagikan
Perkuat Industri Fesyen Tanah Air, 5 SMK Kerja Sama dengan Dunia Usaha

JAKARTA (Waspada): Indonesia melalui pendidikan vokasi memiliki potensi besar dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan berkualitas di bidang fesyen. Hal ini untuk mengimbagi perkembangan industri fesyen saat ini menghadapi tantangan dan peluang yang semakin kompleks. Di sisi lain, Pemerintah punya target menjadikan Indonesia sebagai pusat busana muslim dunia tahun 2024.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI) berharap lebih pada keberadaan 1.130 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 10 Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) dengan kompetensi keahlian atau program studi tata busana yang tersebar di seluruh Indonesia.

Hal itu dibuktikan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara SMK dengan industri, yang dalam hal ini adalah BT Batik Trusmi.

Kemitraan ini disambut baik oleh Direktur SMK Kemendikbduristek, Wardani Sugiyanto sebagai upaya memperkuat kemitraan antara Satuan Pendidikan Vokasi (SPV) degan DUDI.

“Kerja sama ini harus saling menguntungkan. Kami sangat berharap produk-produk kreatif dari anak-anak SMK ini bisa disalurkan atau diberikan jalan di arah mana perdagangan ini bisa kita putar, peluang mana yang bisa kami tangkap. Ini sebuah tantangan untuk terus memperkuat kemitraan, mari bersama-sama memadukan potensi para guru, para siswa dengan pasar, bersama dengan potensi yang ada di industri, sehingga kita menyiapkan SDM sesuai dengan kebutuhan industri,” tutur Wardani di Jakarta, Jumat (15/3/2023).

Lima SMK yang menandatangani PKS dengan BT Batik Trusmi, yaitu SMKN 30 Jakarta, SMKN 32 Jakarta, SMKN 2 Cirebon, SMK Yami Waled Cirebon, dan SMK Bina Cendekia Cirebon. Bagi industri Batik Trusmi, adanya kemitraan dengan SMK menjadi sebuah peluang untuk mengembangkan bisnis, terutama dalam merekrut SDM tata busana yang terampil dan kompeten.

CEO dan founder BT Batik Trusmi, Sally Giovanny menjelaskan, kolaborasi dengan pendidikan vokasi, khususnya SMK ini dijembatani oleh Kemendikbudristek dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

“Ini seperti gayung bersambut. Kami di industri fesyen, khususnya kriya memang industri yang padat karya sehingga membutuhkan banyak kolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Alhamdulillah dijembatani oleh Kemendag dan Kemendikbudristek. Kita tunggu sama-sama ya hasil karya anak-anak kita, mereka sudah tidak sabar untuk ikut fashion show. Jadi nanti kainnya dari kita ya batik trusmi, lalu dikaryakan oleh para siswa SMK,” ungkap Sally.

BT Batik Trusmi yang terus didampingi oleh Direkrorat Mitras DUDI dan Direktorat Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag sebelumnya telah melaksanakan audiensi kepada kelima SMK yang memiliki kompetensi keahlian Tata Busana. Dua di antaranya SMK di wilayah Jakarta pada 5 Februari 2024, dan pada 8 Maret 2024 dilanjutkan ke tiga SMK di wilayah Cirebon Jawa Barat, di mana menjadi kekhasan batik trusmi. Pertemuan tersebut dihadiri langsung oleh Sally Giovanny.

Ia mengungkapkan, tertarik bermitra dengan satuan pendidikan vokasi guna memenuhi kebutuhan SDM, sehingga membuka kesempatan kepada satuan pendidikan vokasi untuk turut serta dalam program-program yang dijalankan oleh BT Batik Trusmi.

Kemendag sebagai salah satu pihak yang terlibat dalam kolaborasi BT Batik Trusmi dan SMK berharap dampak dari kemitraan yang terjalin mampu memperluas pasar batik trusmi hingga mancanegara. Dalam dua tahun terakhir, Kemendag bersama Kemendikbudristek juga mendorong keterlibatan satuan pendidikan vokasi dalam ekosistem perdagangan melalui ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW). “Saya sangat mengapresiasi Kemendikbudristek dalam upaya mengkolaborasikan industri dengan sekolah vokasi. Kami sangat senang hari ini bisa hadir dan menyaksikan penandatanganan. Semoga kolaborasi ini bermanfaat bagi kedua belah pihak, batik trusmi sebagai salah satu brand fashion tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri,” ujar Merry Maryati selaku Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag.

SMKN 30 Jakarta sebagai salah satu sekolah yang turut melakukan penandatanganan PKS dengan BT Batik Trusmi optimis bahwa melalui kerja sama yang terbangun akan mampu meningkatkan keterserapan para peserta didik tata busana di sekolahnya.

“Mimpi saya untuk anak-anak saya yang sudah dilatih ini bisa memiliki daya jual, mereka terserap, entah terserapnya kuliah atau kerja atau wirausaha. Mudah-mudahan ini menjadi salah satu ikhtiar sekolah untuk memasarkan lulusan kita supaya bisa langsung terserap di dunia kerja. Trusmi nantinya akan memberikan bahan-bahan yang akan dijahit oleh anak-anak mengikuti standar Trusmi,” imbuh sang kepala sekolah.

Ruang lingkup PKS tersebut mencakup, antara lain: 1) Penyelarasan kurikulum berbasis industri; 2) Peningkatan kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik; 3) Penyediaan pendidik tamu dari DUDI di SPV; 4) Pengembangan dan pemanfaatan sarana dan prasarana; 5) Sertifikasi kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik; 6) Praktik Kerja Lapangan dan/ atau magang; dan 7) Rekrutmen lulusan pendidikan vokasi. Ke-5 SMK. Dengan adanya kemitraan yang kuat antara semua pihak terkait maka akan tercipta ekosistem kemitraan yang dapat membantu menciptakan lulusan yang siap kerja dan memenuhi kebutuhan pasar kerja secara efektif. Hal ini penting untuk dilakukan guna mengatasi kesenjangan keterampilan dan meningkatkan daya saing perekonomian.

“Setiap program harus menjadi suatu habit baru karena pendidikan vokasi itu memiliki watak yang berbeda. Kami berharap ini tidak berhenti disini, tetapi akan ada PKS-PKS lanjutan. Semoga kolaborasi ini dapat menciptakan ekosistem kemitraan sebagai rantai pasok yang solid dan berkelanjutan, dimana kerja sama ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi semua pihak,” tutup Yoggi Herdani, Koordinator Tim Kerja Bidang Kemitraan Dit. Mitras DUDI.

  • Bagikan