Business Matching Perguruan Tinggi Indonesia dengan Industri China Hasilkan 160 Letter of Intent

  • Bagikan
Business Matching Perguruan Tinggi Indonesia dengan Industri China Hasilkan 160 Letter of Intent

JAKARTA (Waspada): Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Kemendikbudristek berkolaborasi dengan GoStudy, menggelar Business Matching 2024 “Indonesia Education – China Industri Talk’ di Gedung Dikti, Senayan, Jakarta, Rabu (24/4/2024). Dalam kegiatan itu, sebanyak 31 industri investasi dari China di Indonesia berhasil menginisiasi kemitraan dengan 77 pendidikan tinggi vokasi.

“Dalam kurun waktu 1,5 jam, total terdapat 160 letter of intent yang berarti menunjukkan jumlah potensi kerja sama yang nanti bisa ditindaklanjuti dalam bentuk perjanjian kerja sama atau kesepakatan bersama,” ujar Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Kemendikbudristek, Uuf Brajawidagda.

Potensi kerja sama yang dilakukan oleh kedua belah pihak, lanjut Uuf, meliputi rekrutmen lulusan, kesempatan magang, up skilling, joint research, dan lain sebagainya. Dalam kegiatan ini, kedua belah pihak berupaya saling meyakinkan untuk sama-sama memiliki itikad baik lewat letter of intent.

Uuf menambahkan, business matching diselenggarakan sebagai salah satu ikhtiar mencari ruang kelas baru, yaitu di industri itu sendiri.

“Baik industri maupun satuan pendidikan vokasi pertama harus mau saling terbuka untuk dapat berkolaborasi,” ujarnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati menegaskan bahwa kerja sama dalam hal ini dimaksudkan sebagai upaya membangun jaringan, saling memahami antar mitra dan akhirnya menjalani kerja sama yang harmonis. Hal itu sesuai dengan tujuan pembangunan pendidikan vokasi, yakni relevansi dengan kebutuhan industri.

“Selama ini harus diakui bahwa pendidikan vokasi masih kurang memahami industri sebagai mitranya. Ini yang akan digerus dalam kegiatan pertemuan seperti ini,” lanjut Kiki.

“Pendidikan vokasi membutuhkan kemitraan yang strategis. Bahkan strategis pun tidak cukup karena kemitraan yang dibangun antar-kedua belah pihak harus bermakna sehingga keduanya dapat merasakan manfaatnya,” sambungnya.

Saat ini China dapat disebut sebagai hub inovasi yang memiliki perkembangan yang cukup impresif. Pertumbuhan ekonomi di sana sebagian besar karena tumbuhnya industri teknologi dan manufaktur.

Dalam Future of Jobs Survey 2023 World Economic Forum (WEF), China merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan industri digital paling cepat karena memiliki kemungkinan besar dalam menciptakan lapangan kerja baru di bidang akses dan perdagangan digital. Sebagian besar responden memperkirakan pertumbuhan tranformasi digital di industri China sampai 32% dengan tingkat adaptasi teknologi mutakhir sampai 45%. Data WEF ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan di Asia Selatan.

“Ini menunjukkan bahwa industri China merupakan salah satu industri yang unggul di dunia dalam menciptakan peluang kerja di masa depan,” tandas Kiki.

Executive Director of International Affairs GoStudy, Echo Qin mengatakan, potensi kerja sama pada kegiatan tersebut sangat besar karena industri yang hadir masih membutuhkan banyak sumber daya manusia untuk menjalankan bisnisnya.

“Para dosen juga memiliki kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya dengan praktisi industri dari China,” ujarnya, semangat. (J02)

  • Bagikan