Sukses Jalankan MBKM, Ukrida Dikunjungi Kampus Dari Papua

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada):Keberhasilan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida)  dalam menjalankan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbudristek menarik minat sejumlah perguruan tinggi di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LDIKTI) XIV Papua-Papua Barat. Pada Jumat (18/3), PTS di lingkup LLDiktiXIV Papua-Papua Barat berkunjung ke Kampus Ukrida untuk tahu cara mengimplementasikan MBKM dan harus dari mana memulainya.

“Implementasi MBKM di Ukrida sangat dinamis. Selain itu, Ukrida dari segi lintas keilmuan memperoleh peringkat pertama penelitian dalam program MBKM,” kata Wakil Rektor I Bidang Pengembangan Akademik, Inovasi, Kerjasama dan SDM Ukrida Dr Lidia Sandra  kepada civitas akademika PTS LLDIKTI XIV wilayah Papua-Papua Barat yang mengunjungi Ukrida.

Pemeringkatan itu, katanya, diperoleh berdasarkan hasil seminar Pelaksanaan Program Penelitian implementasi  kebijakan MBKM dan Pengabdian kepada Masyarakat berbasis hasil penelitian dan purwarupa PTS beberapa waktu yang lalu. 

Dasar perguruan tinggi melaksanakan kebijakan MBKM adalah Permendikbud No. 3 tahun 2020 tentang Hak mahasiswa untuk belajar di luar kampus.

Atas dasar itulah Ukrida melakukan persiapan dan mengidentifikasi bahwa ada mata rantai yang putus antara kompetensi yang diajarkan dengan kebutuhan dan kemajuan di dunia kerja atau bisa dikatakan bahwa esensi kebijakan MBKM karena mahasiswa belum siap memasuki dunia kerja.

Oleh karena itu, melalui MBKM, mahasiswa mempersiapkan diri dengan memilih jalan yang sesuai passion.

Melalui MBKM, ujarnya, mahasiswa mempersiapkan diri dengan memilih jalan yang sesuai passion.

“Keluar dari zona nyaman akan membuat mahasiswa lebih berkembang dan merasakan sensasi belajar langsung di dunia nyata,” tuturnya.

Dia menjelaskan, tidak ada batasan semester bagi mahasiswa untuk memulai MBKM. Asalkan ada kesiapan dari diri para mahasiswa, kurikulum yang mendukung dan fleksibel, program MBKM bisa dilaksanakan.

Dia menjelaskan, kebanyakan kampus memulai MBKM dari semester 5. Yang terpenting, katanya, tidak ada masalah dalam mengkonversi dan menyetarakannya. Dia juga membahas mengenai perlunya dibentuk tim satgas sebagai penanggung jawab kegiatan.

“Yang bertugas membantu setiap langkah, mulai dari pendaftaran hingga mahasiswa mendapat pengumuman diterima, serta melakukan evaluasi dan pengawasan,” ujarnya.

Sementara Koordinator Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Magang,  Olfien Wilsyie Riruma mengatakan, yang paling diminati mahasiswa adalah BKP Magang dan BKP Studi Indpenden.

Sementara dari mahasiswa Ukrida peserta Kampus Mengajar MBKM yaitu Vincent dan Tirza juga membagi pengalamannya yang sangat berharga bisa mengikuti program  ini, terlebih pihak universitas sangat memberi dukungan dalam fasilitas serta kemudahan.

Menutup acara pertemuan ini ada kata harapan agar bisa melaksanakan program MBKM dengan sebaik-baiknya sebagai bagian dari upaya memacu mahasiswa untuk berprestasi dalam berkreasi. (J02)

  • Bagikan