Kisah Sukses Suhaedi, Dari Karir F&B Hingga GM Hotel

  • Bagikan
Kisah Sukses Suhaedi, Dari Karir F&B Hingga GM Hotel
Suhaedi

Bagi insan perhotelan (hotelier), jabatan General Manager (GM) menjadi tolak ukur kesuksesan karir. Butuh waktu belasan hingga puluhan tahun untuk menduduki jabatan itu, terlebih jika hotel tersebut berbintang dan masuk dalam grup hotel dengan jaringan yang besar.

Lebih dari 31 tahun memiliki pengalaman di perhotelan, bagi Suhaedi, jabatan GM merupakan suatu tantangan yang menuntut totalitas. Menurutnya, dunia perhotelan penuh dengan tantangan. Ia menilai tantangan dapat mengasah kemampuan dan dapat memacu dirinya bisa lebih termotivasi untuk lebih maju.

Pria yang mengawali karir dari Food and Beverages (F&B) ini sudah pernah menjabat GM 3 kali berturut-turut sebelum menjabat sebagai GM di Parkside Alhambra Hotel Banda Aceh. Ketika ditanya soal rahasia keberhasilannya sejauh ini, Ia menjawab melayani para tamu dengan sepenuh hati dan senang bergaul dengan semua kalangan adalah kunci kesuksesannya selama ini.

“Gaya manajemen saya didasarkan pada keyakinan bahwa perbedaan adalah anugerah. Oleh karena itu, komunikasi merupakan hal yang paling penting dimiliki oleh setiap orang yang ingin sukses dan pada saat yang sama saya melatih staf untuk menjaga kualitas layanan kepada tamu,” ujarnya seperti dirilis tim Marketing & Communication Parkside Alhambra Hotel yang diterima Waspada.id Sabtu (22/7).

Lebih lanjut, sebagai pimpinan dirinya selalu menekankan demokrasi. Dalam memutuskan sesuatu, dirinya kerap meminta masukan dari berbagai pihak termasuk bawahan. Sebab, semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pria yang akrab disapa Edi tersebut, memulai karirnya sebagai waiter di Borobudur Inter-Continental Hotel Jakarta pada tahun 1991.

Awalnya hanya untuk mengisi waktu luang di masa kuliah. Namun, pengalaman coba coba tersebut akhirnya mencuri perhatian Edi untuk lebih serius terjun ke dunia hospitality. “Ya walaupun jurusan kuliah saya tidak sesuai dengan apa yang saya lakoni waktu itu, tapi ada sesuatu yang berbeda di dunia perhotelan ini, terutama di bagian Food & Beverages, yaitu tantangan yang besar dan sesuai dengan passion saya untuk berinteraksi dengan banyak orang,” kenang pria yang dikenal humble dan murah senyum.

Setelah menjejal pengalaman di berbagai hotel di Jakarta. Akhirnya Maret 2003, Edi memutuskan untuk hijrah ke Bali, melanjutkan petualangan berkarir sebagai Asst F&B Manager hingga Hotel Manager di beberapa hotel milik Intan Hotel Group hingga tahun 2006. Merasa belum mendapat pengetahuan maksimal saat bekerja di hotel yang berafiliasi dengan manajemen lokal. Maka pada tahun 2006, Edi memutuskan untuk bergabung dengan ACCOR Group sebagai F&B Manager hingga tahun 2013 dan BEST WESTERN Group hingga tahun 2016.

Setelah berkarir cukup lama sebagai manajer F&B, Edipun mencari tantangan baru menjadi Executive Assistance Manager/GM Incharge di Jambuluwuk Thamrin Jakarta pada tahun 2019 dan berlanjut menjadi General Manager di Bidari Hotel & Lounge Mataram. Lombok pada tahun 2022. Sekarang, Edi menjabat sebagai Hotel Manager di Parkside Alhambra Hotel Banda Aceh.

Ketika ditanya mengapa memilih Aceh, Edi mengaku terkesan dengan daerah ujung pulau Sumatera ini dengan keunikan syariat islam yang dijalankan. “Aceh buat saya, merupakan satu daerah yang sangat istimewa. Selain menerapkan syariat Islam, tenang, damai, aman, dengan budaya kebersamaannya yang menonjol, membuat saya penasaran ingin mengeksplorasi Aceh lebih dekat. Dan ternyata Aceh memang seindah dan sedamai itu”, ujarnya sambal tersenyum manis.

Menurutnya, selain budaya keislaman yang kental, kuliner Aceh juga sangat mencuri perhatiannya. Sebagai Maestro di bidang F&B. Edy menilai bisnis kuliner sangat menjanjikan di Aceh asal dikemas dengan konsep yang sangat menarik. Hal itu juga yang dianggap sebagai tantangan yang harus dibuktikan olehnya. Karena saat ini, Edi sedang fokus mempromosikan Sevilla Bistro yang merupakan restaurant hotel Parkside Alhambra yang terbuka untuk umum.

“Ya kita harus berpikir out of the box. Tak boleh stop untuk memotovasi diri kita sendiri atau orang lain. Banyak kompetitor itu bagus karena membuat kita harus berpikir bagaimana kita harus tampil beda,” ujar Edi di hotelnya, Jalan Pante Pirak, belum lama ini.

Edi optimis dengan keunikan konsep Spanyol yang dimiliki Sevilla Bistro, akan membuat restaurant ini mendapat tempat di hati masyarakat Aceh. “Mulai dari nama restaurant, interior yang futuristik, desain warna yang ceria membuat Sevilla Bistro ini menjadi tempat nongkrong yang sangat instagramable. Bukan itu saja, menu yang disediakan juga makanan barat (western food) pilihan yang kekinian dengan harga yang terjangkau,” jelasnya.

Di akhir percakapan, ia juga mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk berkunjung ke Sevilla Bistro yang berlokasi di Simpang Lima Banda Aceh. “Sevilla Bistro terbuka untuk umum, jadi buat masyarakat Aceh yang ingin menikmati suasana di Sevilla Bistro, kami tunggu kedatangannya ke tempat kami di jam operasional 11.30-23.00 WIB. Pelayanan dijamin puas. Kami siap melayani para tamu dengan sepenuh hati,” pungkasnya. ***

  • Bagikan