MAKKAH (Waspada): dr.Erviati adalah dokter kloter 23 Embarkasi Medan. Bergabung dengan jamaah dari berbagai kloter termasuk kloter 13 seorang antaranya Dr. HM. Nurdin Amin.
Dalam kegiatannya sebagai dokter kloter, Erviati tetap mengutamakan tugas daripada kepentingan pribadi, termasuk mencari waktu yang tepat kapan harus ke Masjidil Haram.
Petugas TKHI kloter 23 ada dua orang saja. Dokter Erviati dan para medis Afis Assat Lubis.
Dalam mengemban tugasnya, setiap hari dr. Erviati melakukan visit ke penginapan jamaah di Taysir.
Ketika ia melakukan visit, jamaah yang butuh pelayanan datang berkumpul di lorong lorong hotel. Terasa semangat silaturrahmi dan keakraban terbina dengan baik dan mesra. Sehingga menumbuhkan rasa nyaman dalam berinteraksi, ini pun sudah terasa sebagai obat.
“Jemaah kloter 23 ini berjumlah 359 secara umum tertangani dengan baik. Jika ada jamaah yang dalam kondisi khusus itu segera dirujuk ke Rumah Sakit Indonesia di Makkah. Bila keadaan meminta segera dirujuk ke RS Arab Saudi seperti Mustafa An Nur dan Germany Hospital,”ungkapnya.
Bagaimana pelaksanaan ibadah utamanya ke Masjidil Haram? “Saya hadir ke Tanah Suci sebagai petugas kesehatan, maka harus pandai mengatur waktu. Untuk ke Masjidil Haram, sesekali dapat bergantian dengan para medis lain. Itu pun menunggu keadaan dan kesempatan yang memungkinkan untuk ke Masjidil Haram. Biasanya saat malam hari, nunggu jamaah sudah tertidur,” kata Erviati.
yang menangani jamaah Tapsel, Asahan, dan dari Medan dari KBIHU An-Nur.
“Pesan utuk calon petugas TKHI, paling penting, siapkan niat tulus ikhlas lillahita’ala. Dan siapkan ilmu dalam dua bahasa sejak awal. Dan lakukan penyuluhan,visit ke calon jemaah jika memungkinkan, untuk silaturrahmi awal,” pungkasnya. (m22)