Saat Diserang Iran, Netanyahu ‘Ngumpet’ Di Bunker Miliarder Yahudi-AS

  • Bagikan
Saat Diserang Iran, Netanyahu 'Ngumpet' Di Bunker Miliarder Yahudi-AS
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan istrinya, Sara 'sembunyi' di bunker milik pengusaha Yahudi-Amerika, Simon Falic pada saat Iran melakukan serangan balik akhir pekan lalu. Reuters

JAKARTA (Waspada): Perdana Menteri  Israel  Benjamin Netanyahu dan istrinya, Sara ‘sembunyi’ di vila mewah milik pengusaha Yahudi-Amerika, Simon Falic pada saat Iran melakukan serangan balik pada Sabtu (13/4) malam.

Berdasarkan JerusalemPost, Senin (15/4), vila milik Falic tersebut memiliki tempat perlindungan canggih yang tahan rudal. Meski sumber terdekat membenarkan hal itu, tapi kantor PM belum memberikan tanggapan.

Vila yang terletak di lingkungan Talpiot di Yerusalem itu adalah properti yang sering digunakan pasangan Netanyahu selama beberapa tahun terakhir dan memiliki tempat perlindungan rudal yang canggih.
Awalnya, selama gempuran ke Palestina dan serangan ke kawasan lainnya, keluarga Netanyahu pindah ke rumah keluarga Falic, bergantian dengan rumah pribadinya di Kaisarea.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, ia dan keluarganya kembali tinggal di apartemen pribadi mereka di Jalan Gaza di Yerusalem.

Hingga pada akhir pekan lalu, ancaman balasan Iran membuat keluarga Netanyahu telah kembali ke vila Talpiot.

Sedangkan Yair Netanyahu selaku putra sulung saat ini tinggal dalam sebuah apartemen milik teman dekat keluarga Falic di Miami. Falic adalah salah satu teman dekat keluarga Netanyahu yang juga menjadi penyumbang utama asal Amerika.

Iran melakukan serangan balasan dengan dengan meluncurkan lebih dari 300 rudal dan dronem dan hanya menyebabkan kerusakan ringan di Israel.

Hal tersebut dikarenakan sebagian besar ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel dan dengan bantuan dari AS, Inggris, Prancis, dan Yordania.

Setidaknya 31 orang dilaporkan mengalami luka ringan akibat serangan udara Iran ke Israel. Serangan itu dipicu oleh tindakan Israel yang membombardir kedutaan besar Iran di Suriah pada 1 April yang menewaskan tujuh Garda Revolusi Iran, dua di antaranya jenderal.

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan tindakan tersebut untuk membela diri sekaligus menunjukkan sikap Iran dalam perdamaian dan keamanan regional serta internasional termasuk soal Palestina.(cnni)

  • Bagikan