MAKKAH (Waspada): Menunggu kepulangan ke tanah air, para jamaah haji memanfaatkan waktu tour ziarah ke Hudaibiyah.
Hal itu disampaikan Dr HM Nurdin Amin, yang tergabung dalam kelompok terbang 13, yang mengikuti kegiatan pada Sabtu (8/7).
Kepada Waspada, HM Nurdin memaparkan perjalanan memerlukan dana pribadi sebesar 30 Riyal.
Peserta kegiatan bisa mengunjungi peternakan unta, bisa menyaksikan memeras susu unta, dan bisa minum susu unta yang segar, terasa hangat di kerongkongan, dan boleh berfoto dengan unta.
Dijelaskannya, peternakan memang untuk peternakan pembiakan unta untuk keberlangsungan hidup generasi unta.
Di samping itu, peternakan ini menjadi tempat kujungan rekreasi bagi pendatang, tidak bagi penduduk negeri Arab.
“Karena kita masih punya rasa pingin tau yang besar terhadap makhluk yang tidak hidup di negeri kita. Populasi unta memang dilindungi dan di lakukan regenerasi secara besar besaran, selain untuk kebutuhan pangan, juga untuk menjaga keberlangsungan generasi unta.
Selanjutnya ke Hudaibiyah, menyaksikan jejak sejarah Rasulullah Saw, pernah bermukim lebih satu minggu di area Hudaibiyah ini.
Ketika itu Rasulullah Saw dan 1000 sahabatnya dihalangi untuk masuk ke Kota Makkah. Sehingga Rasulullah Saw harus tinggal di Hudaibiyah beberapa waktu lamanya.
Di sinilah tempat perjanjian Hudaibiyah, yang merupakan titik jelas eksistensi kaum muslimin diakui secara politis.
“Hudaibiyah pun menjadi tempat Miqot untuk berniat Umroh,” terangnya.
Benda-Benda Kuno
Perjalanan lain, sambungnya, peserta diajak masuk Museum Ka’bah, yang di dalamnya kita akan melihat benda-benda kuno yang berkaitan dengan Ka’bah. Antara lain: tangga masuk ke Ka’bah.
Mesin tenunan pembuat kelambu penutup Ka’bah. Tiang penyangga di dalam Ka’bah dari masa ke masa. Kunci kunci dan Pintu Ka’bah. Sumur Zamzam dan timbanya.
Jam gadang kuno Masjid Haram dari masa ke masa. Foto-foto Masjdil Haram Makkah dan Nabawi Madinah dari zaman ke zaman dan benda bersejarah lain lainnya.(m22)
Waspada/ist
Jamaah haji berfoto di rumah tradisional Arab di Hudaibiyah.