Kunjungi Gua Hira’ Tempat Turunnya Wahyu Pertama

  • Bagikan
BERSAMA jamaah dari kloter 13 HM Nurdin Amin berpoto dengan latarbelakang Jabal Nur Guna Hira' tempat Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertamakali. Waspada/ist
BERSAMA jamaah dari kloter 13 HM Nurdin Amin berpoto dengan latarbelakang Jabal Nur Guna Hira' tempat Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertamakali. Waspada/ist

MAKKAH (Waspada): Menunggu masa pemulangan ke Tanah Air, jamaah haji Debarkasi Medan, mengunjungi tempat bersejarah antaranya Gua Hira’.

Hal itu disampaikan jamaah haji kelompok terbang 13 yang juga Pimpinan KBIHU Al Marwa, Dr HM Nurdin Amin, Minggu (9/7).

Dalam keterangannya kepada Waspada, Nurdin Amin menyebutkan, peran besar Khadijah sepanjang sejarah perjuangan dakwah Rasulullah SAW, sebagai dakwah rahmatan lil ‘alamin.

Dalam catatan sejarah sambung dia, sebelum turun nya wahyu, Nabi Muhammad Saw, bertakhannus menyendiri di Gua Hiraa’, menghindari hiruk pikuk kehidupan masyarakat Jahiliyah.

Gua Hira’ ini tingginya lebih dari 462 meter. Jika dihitung anak anak anak tangga daruratnya, dari pendakian awal dan dapat anak tangga, sampai ke puncak lebih dari 1500 anak tangga, lain lagi jalanan yang tak memiliki anak tangga. Normal dijalani pendaki bisa satu jam.

Di puncaknya ada yang jual teh manis, kopi manis, teh susu dan kopi susu yang semuanya ala Indonesia. Termasuk roti roti nya import dari Indonesia. Rata rata harganya dua kali lipat dari harga di Medan.

Setelah melepas letih dan lelah barulah kita turun dikit dan memutar masuk ke dalam Gua Hiraa’. Dalam musim Haji memang antri bergilir agar terasa adil dan semua dapat kesempatan.

“Qoriah nasional Indonesia Dr. Hj. Hg akinatussa’diyah, MA bersama Maryam Parinduri Qoriah Nasional Sumatera Utara juga pernah mendaki dan masuk ke dalam Gua Hiraa’ ini pada musim haji tahun 2017,” katanya.

Disebutkan, perjuangan mendaki gunung inilah yang dilakukan oleh Khadijah mengantar makanan untuk Rasulullah saw berulang kali mendaki gunung Gua Hiraa’. Padahal orang kaya seperti Khadijah bisa saja membayar orang untuk mengantarkan makanan itu. Tapi soal kerahasiaan dan Terjaminnya keselamatan jiwa Rasulullah saw adalah nomor satu.

Selain itu, semua harta kejayaannya dipersembahkan untuk dakwah Islamiyyah di jalan Allah. Sehingga saat wafatnya Khadijah semua harta harta bendanya telah terinfakkan di jalan Allah.

Menurutnya, Khadijah sangat yakin dengan pembelaan sedekah, sangatlah percaya atas keutamaan infak fi Sabilillah. Sebagaimana firman Allah: “Wa maa anfaqtum min syaiin fahuwa yukhlifuhu” dan apa yang bafkahkan di jalan Allah, maka Ia akan menggantinya,” (QS Sabaa’ 34:39)

“Saya sudah lebih dari 10 kali mendaki gunung Jabal Nur ini untuk memandu, menemani dan mengawani jamaah yang berkeinginan untuk masuk ke dalam Gua Hiraa’ ini,”ungkapnya. (m22)

  • Bagikan