Olimpiade Terakhir Eko Irawan

  • Bagikan
Olimpiade Terakhir Eko Irawan
Antara

JAKARTA (Waspada): Atlet angkat besi putra Indonesia, Eko Yuli Irawan, mengungkapkan Olimpiade Paris 2024 akan menjadi momentum kompetisi terakhir bagi dirinya untuk tampil dalam ajang kejuaraan olahraga tertinggi dunia itu.

“Ini (Olimpiade Paris 2024) last Olympic buat saya kalau melihat persaingannya sekarang,” ujar Eko Yuli Irawan dalam siaran pers dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang diterima Rabu (3/4).

Eko (sapaan Eko Yuli Irawan) memastikan diri lolos ke Olimpiade Paris 2024 usai tampil di International Weightlifting World Cup di Phuket, Thailand, Selasa (2/4).

Lifter andalan Indonesia itu berhasil menyelesaikan angkatan snatch 133 kilogram namun ia tidak menyelesaikan angkatan clean and jerk dengan sempurna karena masalah cedera lutut yang dialaminya belum sembuh secara total.

Torehan prestasi itu membawa Eko kembali berkesempatan tampil di Olimpiade untuk kelima kalinya, setelah sebelumnya mengikuti Olimpiade Beijing 2008, Olimpiade London 2012, Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan Olimpiade Tokyo 2020. Total empat medali sudah dia persembahkan, yakni dua perak dan dua perunggu.

Sayangnya, Eko sedang dalam kondisi tidak ideal. Eko mengalami cedera lutut yang membuat performanya belum maksimal. Karena itu fokus utama Eko saat ini adalah pemulihan.

“Recovery lutut bisa selesai supaya nanti di Paris 2024 bisa main lebih lepas dan maksimal supaya hasilnya juga bisa maksimal,” kata atlet 34 tahun ini.

Setiap tampil di Olimpiade, selalu saja ada kendala yang dihadapi Eko. Pada edisi 2016 misalnya, Eko mengalami cedera lutut sehingga hanya bisa meraih perak.

Seolah tak ingin jatuh di lubang yang sama, Eko akan fokus dengan pemulihan cedera. Jika pulih 100 persen, Eko percaya diri ambisi meraih medali emas Olimpiade akan terwujud.

Sebagai atlet penuh pengalaman dan kualitasnya terukur, Eko akan menghadapi pesaing yang lebih bugar. Ini akan menjadi tantangan besar sekaligus tekanan bagi Eko.

“Tidak cuma Indonesia, China, Malaysia, Thailand juga menjadikan World Cup ini sebagai seleksi nasional untuk menentukan atlet terbaik yang bisa lolos,” kata Eko.

Ketua Umum KONI, Marciano Norman yang mengapresiasi perjuangan Eko meraih tiket Olimpiade. “Selamat kepada Eko Yuli Irawan yang berhasil meraih tiket Olimpiade Paris 2024 berkat prestasinya di Piala Dunia Angkat Besi,” ujar Marciano.

“Ini sangat luar biasa, lima kali mewakili Indonesia pada ajang Olimpiade sejak tahun 2008 sampai 2024. Semoga pada Olimpiade kali ini, Eko Yuli mampu meraih puncak prestasi,” kata Marciano, Rabu.

Sebelumnya, di empat Olimpiade, Eko berhasil mengoleksi empat medali untuk Indonesia. Dua medali perunggu diraih pada Olimpiade 2008 Beijing (kelas 56 kg) dan Olimpiade 2012 di London (kelas 62 kg). Medali perak ia raih pada Olimpiade 2016 di Rio (kelas 62 kg) dan Olimpiade 2020 di Tokyo (61 kg).

KONI Pusat berharap jumlah atlet yang lolos Olimpiade bertambah, baik pada angkat besi maupun cabang olahraga lainnya. Hal tersebut menjadi salah satu indikator keberhasilan pembinaan dari induk cabang olahraga.

Beberapa cabang olahraga diproyeksikan akan menyusul mendapatkan tiket Olimpiade Paris 2024. Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) memproyeksikan tambahan atletnya yang akan menyusul mendapatkan tiket Olimpiade pada kejuaraan kualifikasi di China dan Amerika Serikat. Tambahan atlet diharapkan datang dari dua atlet nomor speed dan dua dari nomor combine.

Ketua Umum Pengurus Besar Akuatik Indonesia (PBAI) yang juga CdM Olimpiade Paris Anindya Bakrie sebut akan mendapatkan dua jatah wildcard.

Dari cabang olahraga atletik, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) menyebutkan bahwa Lalu Muhammad Zohri dan Odekta Elvina Naibaho tengah berjuang untuk lolos babak kualifikasi.

Adapun dua wildcard yang diraih diberikan untuk negara yang tidak lolos kualifikasi. Dengan kata lain, wildcard tersebut dapat dijadikan cadangan.

Hingga saat ini sudah ada delapan atlet yang berhasil meraih tiket Olimpiade di luar wildcard, yaitu Arif Dwi Pangestu (panahan), Diananda Choirunisa (panahan), Desak Made Rita Kusuma Dewi (panjat tebing), Rahmad Adi Mulyono (panjat tebing), Fathur Gustafian (menembak), Rifda Irfanaluthfi (senam), Rio Waida (selancar ombak) dan Eko Yuli Irawan (angkat besi). (m18/cnni)

  • Bagikan