Hadirkan Pembelajaran Berkualitas, Guru SMPN 5 Kisaran Lakukan SLB

  • Bagikan

ASAHAN (Waspada): Dalam rangka menghadirkan pembelajaran yang berkualitas di lingkungan sekolah, guru-guru di UPTD SMPN 5 Kisaran melaksanakan pengisian Survei Lingkungan Belajar (SLB).

Survei Lingkungan Belajar wajib diisi oleh seluruh kepala sekolah dan guru yang terdaftar pada sistem pendataan Dapodik dan Emis. Kepala sekolah dan guru dapat melakukan Login menggunakan data yang tercetak pada kartu LoginSulingjar.

Untuk membantu para guru dalam melakukan pengisian SLB tersebut, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMP Negeri 5 Kisaran, Kurniasih,S.Pd yang juga Fasilitator Daerah (Fasda) Matematika Tanoto Fondation ini, berkoordinasi dengan Kepala UPTD SMPN 5 Kisaran, Hotman Hamonangan Saragih, S.Pd, M.Si dan juga operator melakukan briefing dan sosialisasi pengisian SLB tersebut.

Pada kesempatan itu, Kepala UPTD SMPN 5 Kisaran, Hotman Hamonangan Saragih, S.Pd, M.Si menyampaikan, Kemendikbud memiliki program Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) untuk memotret mutu pembelajaran di sekolah. Salah satu instrumen yang digunakan di ANBK adalah Survei Lingkungan Belajar.

ANBK memiliki tiga instrumen, yakni Asesmen Kompetensi Minimum yang mencakup kompetensi literasi dan numerasi, Survei Karakter, dan terakhir Survei Lingkungan Belajar.

“Semua guru baik yang pegawai negeri, PPPK, maupun honorer wajib mengisi survei lingkungan belajar ini, karena ini adalah Potter dari sekolah kita,” tegas Hotman Hamonangan Saragih.

Selanjutnya, pada kesempatan itu, Wakil Kepala UPTD SMPN 5 Kisaran, Kurniasih, S.Pd dengan seksama menjelaskan kembali apa itu survei lingkungan belajar kepada para guru pada saat sosialisasi pengisian SLB di UPTD SMPN 5 Kisaran. Sehingga para guru juga merasakan proses ‘MIKIR’ (Mengalami Interaksi Komunikasi dan Refleksi) yang dicanangkan Tanoto Foundation, melalui pengisian Survei Lingkungan Belajar tersebut.

Dikutip dari laman Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Survei Lingkungan Belajar adalah alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan satuan pendidikan.

Hasil dari informasi yang diperoleh pada Survei Lingkungan Belajar adalah tentang faktor-faktor dari aspek input dan proses pembelajaran yang berpotensi mempengaruhi hasil belajar murid.

“Bapak ibu guru, rekan sejawat diharapkan mengisi survei lingkungan belajar ini dengan pelan-pelan dan hati-hati, budayakan literasi, budayakan MIKIR, dimana sambil membaca kita hayati seakan-akan kita mengalami proses didalamnya, sehingga dalam menjawab survei lingkungan belajar tidak asal,” ujar Kurniasih seorang Wakasek sekaligus guru yang diamanahkan untuk membimbing menjadi tutor sebaya bagi guru yang lain.

Kurniasih menjelaskan, satuan pendidikan bisa dikatakan baik, jika satuan pendidikan tersebut mampu memfasilitasi belajar murid melalui beberapa hal, antara lain, proses pembelajaran yang berkualitas; guru-guru yang secara konsisten melakukan refleksi dan memperbaiki praktik pengajarannya.

Kemudian, kepala satuan pendidikan yang menerapkan visi, kebijakan, dan program yang berfokus pada kualitas pembelajaran; iklim satuan pendidikan yang aman, menghargai keragaman dan inklusif.

Menurutnya, dalam Survei Lingkungan Belajar mencakup sembilan dimensi yang diasumsikan mempengaruhi hasil belajar murid, antara lain pertama, latar belakang sosial-ekonomi murid. Murid dengan kondisi sosial-ekonomi yang berbeda memiliki hak yang sama dalam mengakses dan memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas, seperti tingkat pendidikan orang tua dan fasilitas belajar yang tersedia di rumah.

Kedua, kualitas pembelajaran di kelas. Seluruh kegiatan belajar mengajar di kelas, mencakup indikator manajemen kelas, dukungan afektif, pembelajaran interaktif, dan penyesuaian cara mengajar dengan tingkat kemampuan murid.

Ketiga, refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru. Kemampuan pengembangan guru untuk terus meningkatkan kompetensi melalui belajar mandiri dengan merefleksi praktik pengajaran yang telah diterapkan dan juga belajar dari rekan guru.

Keempat, Kepemimpinan instruksional, Kelima, Iklim keamanan di satuan pendidikan, Keenam Iklim kebhinekaan di satuan pendidikan, Ketujuh, Iklim kesetaraan gender, Kedelapan, Iklim inklusivitas, dan Kesembilan, dukungan orang tua dan murid terhadap program satuan pendidikan. (m31)

  • Bagikan