Menjadikan Peneliti Cilik Yang Merdeka Dengan Pembelajaran Berdiferensiasi

  • Bagikan
Pratiwi Eka Ramadhayani, S.Pd, guru kelas 2 UPT SDN 02 Tanjung Seri, Kec. Sei Laut Tador, Kab. Batu Bara saat memberikan pembelajaran berdiferensiasi kepada anak didiknya.
Pratiwi Eka Ramadhayani, S.Pd, guru kelas 2 UPT SDN 02 Tanjung Seri, Kec. Sei Laut Tador, Kab. Batu Bara saat memberikan pembelajaran berdiferensiasi kepada anak didiknya.

BATUBARA (Waspada): Sebagai orang tua dan guru, pasti pernah mengalami kondisi dimana suasana belajar peserta didik berbeda satu dengan yang lainnya, baik dari cara belajarnya, kemampuan belajarnya, maupun minat belajarnya. Sudah seharusnya disadari bahwa setiap anak memiliki gaya belajarnya masing-masing.

Setiap peserta didik memiliki karakteristrik yang berbeda, pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan belajarnya yaitu dengan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi memberikan keleluasaan pada peserta didik untuk meningkatkan pemahaman dan potensinya sesuai dengan kesiapan, minat dan profil belajarnya berdasarkan hasil asesmen diagnostik pada aspek kognitif dan non kognitif di awal pembelajaran.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri oleh guru dalam proses pembelajaran, Seperti yang dialami oleh Pratiwi Eka Ramadhayani, S.Pd, guru kelas 2 UPT SDN 02 Tanjung Seri, Kec. Sei Laut Tador, Kab. Batu Bara. Menurutnya guru harus mampu merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar dari peserta didik.

“Kegiatan pembelajaran yang saya lakukan yaitu dengan merancang pembelajaran berdiferensiasi sesuai hasil asesmen diagnostik non kognitif untuk mengetahui gaya belajar peserta didik. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pembelajaran sifat-sifat benda. Para peserta didik membentuk kelompok dengan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik,” ujar Fasilitator Komunikasi Daerah (Fasdakom) Tanoto Foundation ini.

Ada 3 strategi yang ia lakukan dalam pembelajaran berdiferensiasi yang dikembangkan yakni diferensiasi konten, proses dan produk. Pada diferensiasi konten jenis materi atau konten apa yang akan berikan guru kepada peserta didik. Diferensiasi proses yakni proses yang mengacu pada bagaimana peserta didik akan memahami apa hal yang mereka pelajari. Diferensiasi produk yaitu hasil pekerjaan peserta didik setelah mempelajari materi pelajaran yang telah dilakukannya.

Pada diferensiasi konten untuk setiap gaya belajar dibedakan. Gaya belajar visual guru membagikan gambar benda di lingkungan sekitar seperti gambar batu, air di gelas, daun, balon dan pensil. Gaya belajar auditori ditampilkan video pembelajaran tentang berbagai benda-benda di lingkungan sekitarnya. Sedangkan gaya belajar kinestetik mengeksplorasi benda di lingkungan sekitar, seperti mencari batu, daun, mengambil air di dari kerannya.

Pada diferensiasi proses kegiatan pembelajaran dilakukan memenuhi kebutuhan gaya belajar peserta didik. Jika gaya belajar visual akan melihat dan membaca buku teks untuk informasi tambahan. Gaya belajar auditori dengan guru menampilkan video pembelajaran penjelasan benda-benda di sekitar. Gaya belajar kinestetik melakukan percobaan sifat wujud benda.

Pada saat pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, guru menyajikan kegiatan yang harus memenuhi gaya belajar peserta didik. Peserta didik dapat menyesuaikan dengan gaya belajarnya. Peserta didik menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan yaitu batu, air, pensil, sirup, gelas dan botol air mineral.

Pertama masukan batu kerikil lalu pensil ke dalam botol air mineral lalu amati bentuknya tetap atau berubah. Kembali masukan batu kerikil kemudian pensil ke dalam gelas. Dari hasil keduanya batu kerikil dan pensil dimasukan ke dalam botol dan gelas bentuknya tetap. Untuk percobaan kedua, masukan air kemudian sirup ke dalam botol air mineral dan gelas. Hasilnya air dan sirup bentuknya berubah sesuai dengan wadahnya.

Pada diferensiasi produk kelompok mempresentasikan hasil belajarnya melalui lembar kerja yang dapat dipilih hanya gambar, tulisan dan penjelasan atau praktik langsung kegiatan di depan kelas. Hal yang tidak boleh terlewat adalah refleksi pembelajaran sebagai umpan balik proses pembelajaran yang dilakukan dan menuangkan perasaannya di papan refleksi pada sticky note terkait pembelajaran yang telah dilakukan.

Nia salah satu peserta didik kelas 2 memberikan kesimpulan, “ada banyak benda dan sifatnya berbeda dengan bentuk yang tetap contohnya batu dan pensil, kalo yang berubah air dan minyak”.

Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Syahdan. “Saya senang belajar hari ini bisa keluar kelas mencari batu dan mengambil air langsung dari keran air, serta bisa menggambar perasaan,” ujarnya.

“Sebagi salah satu sekolah penggerak UPT SDN 02 Tanjung Seri berusaha untuk mengoptimalkan implementasi kurikulum merdeka dengan pembelajaran berdiferensiasi yang akan membuat peserta didik senang belajar dan guru juga akan tepat melakukan pembelajaran,” ujar Eka Sahara Sas, S.Pd selaku Kepala SDN 02 Tanjung Seri.

Siti Aisyah, S.Pd selaku guru komite pembelajaran memberikan apresiasi dan dukungannya untuk berkolaborasi dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka yang memang harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik.

“Proses pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan menunjukkan dan disesuaikan dengan kebutuhan serta profil belajar peserta didik,” ujarnya.

“Diharapkan dengan pembelajaran berdiferensiasi akan memudahkan peserta didik untuk memahami materi pelajaran dan memiliki kemerdekaan dalam membuat hasil belajarnya setelah proses pembelajaran yang dilakukan,” ungkap Pratiwi Eka Ramadhayani, S.Pd. (m31)

  • Bagikan