Ketahanan Pangan Menjadi Topik Penting Dalam Webinar 4th Sumatranomics 2023

  • Bagikan
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Doddy Zulverdi saat menyerahkan cinderamata kepada narasumber pada kegiatan Webinar Nasional 4th Sumatranomics 2023.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Doddy Zulverdi saat menyerahkan cinderamata kepada narasumber pada kegiatan Webinar Nasional 4th Sumatranomics 2023.

MEDAN (Waspada): Masalah ketahanan pangan menjadi topik utama dalam kegiatan webinar nasional 4th Sumatranomis 2023 yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara berkolaborasi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Medan dan Dewan Riset dan Inovasi (DRin) Provinsi Sumatera Utara pada kegiatan launching 4th Sumatranomis 2023, di Hotel JW Marriott Medan, Senin (13/3).

Webinar nasional yang dimoderatori Anggi Maisarah ini menghadirkan narasumber handal dan terpercaya yakni Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter (DKEM) Bank Indonesia, M. Abdul Majid; Chief Economist BCA, David E. Sumual; dan Guru Besar Ekonomi Pertanian & Agribisnis UGM, Prof. Dr. Ir. Masyhuri.

Dalam webinar nasional tersebut, David E. Sumual menyampaikan bahwa potensi resesi dan tensi geopolitik di tahun 2023 masih cukup tinggi dan belum terlihat akan berakhir. Hal tersebut dapat berdampak pada ganguan pangan, disrupsi produksi, serta rantai pasok pangan global yang pada gilirannya berdampak pada ketahanan pangan di Indonesia dan secara khusus di wilayah Sumatera

“Oleh karenanya, diperlukan sejumlah langkah terintegrasi dari pemerintah, akademisi, praktisi dan pelaku usaha untuk dapat meredam tantangan-tantangan tersebut,” ujarnya.

Sedangkan Prof. Dr. Ir. Masyhuri menyampaikan mengenai pentingnya ketahanan pangan baik di level nasional maupun regional.

“Ketahanan pangan dapat diperkuat melalui sejumlah strategi diantaranya pengembangan usaha tani terpadu, subsitusi impor, diversifikasi pangan lokal, pengelolaan lahan, promosi ekspor dan modernisasi pertanian,” sebutnya.

Di sisi lain, M. Abdul Majid menyampaikan bahwa ketahanan pangan dapat dicapai melalui penguatan pada empat aspek diantaranya ketersediaan, akses, utilitas dan stabilitas. Dalam meningkatkan ke-empat aspek tersebut, Bank Indonesia melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berupaya untuk menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi.

“Secara nyata, melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dalam menjaga terkendalinya inflasi Volatile Food (VF) dan ekspektasi inflasi melalui penguatan fasilitasi pasar murah, koordinasi penguatan dan perluasan kerjasama antar daerah (KAD), serta penguatan koordinasi dan komunikasi kebijakan pengendalian inflasi,” paparnya.

Sementara itu, pada sesi akhir acara Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Sumatera Utara, Dr. Naslindo Sirait, S.E. M.M turut memberikan tanggapan atas materi yang disampaikan para narasumber, diantaranya upaya mendorong swasembada beras dapat diwujudkan melalaui program intensifikasi dan ekstensifikasi untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

Kemudian, keberadaan pupuk menjadi salah faktor kunci dalam meningkatkan produksi padi sehingga pemerintah perlu berhati-hati dalam mempertimbangkan trade-off antara mengurangi subsidi pupuk dan efisiensi anggaran.

“Diperlukan upaya untuk mempromosikan ekonomi sirkuler, dengan konsep pertanian terpadu atau agro industri melalui BUMDES dan kelompok tani sehingga dapat meningkatkan nilai tambah desa, meningkatkan lapangan pekerjaan dan menyediakan harga beras terjangkau di desa,” katanya.

Selanjutnya, pentingnya mengurangi rantai pasok beberapa komoditas pangan yang saat ini masih relatif panjang, serta diperlukan upaya untuk memperbesar fungsi BULOG sebagai stabilator pasokan dan harga.

Kegiatan 4th Sumatranomics dan webinar nasional tersebut dihadiri oleh kurang lebih 214 tamu undangan secara offline mulai dari Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Pemeriksa Keuangan, Penasehat KADIN, Kepala Departemen Kantor Pusat Bank Indonesia, KPw Bank Indonesia se Indonesia, Pimpinan instansi vertikal, BUMN, Perbankan, Asosiasi Prov sumut, rektor dan pimpinan Perguruan Tinggi yang hadir secara langsung maupun virtual. Kegiatan ini juga dihadiri secara online melalui kanal Zoom Meeting dan Youtube Bank Indonesia Sumatera Utara oleh kurang lebih 485 peserta.

Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Doddy Zulverdi menyampaikan, kegiatan launching dan webinar nasional 4th Sumatranomics 2023 merupakan penanda dibukanya registrasi Call for Paper.

Selanjutnya akan diadakan workshop penulisan karya ilmiah yang dapat diikuti oleh peserta 4th Sumatranomics 2023. Penyampaian karya tulis akan ditutup pada 31 Agustus 2023 dan akan diumumkan hasilnya pada Oktober 2023 setelah melalui proses penjurian oleh tim juri dari Provinsi Sumatera Utara maupun nasional.

“Kami berharap hasil rekomendasi strategis yang dijaring dalam Sumatranomics: Call for Paper dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi di kawasan Sumatera,” harap Doddy. (m31)

  • Bagikan