Banjir Tahunan Landa Kota Binjai

4 Kecamatan, 6 Kelurahan Dan 3.541 Jiwa Terdampak

  • Bagikan
Banjir Tahunan Landa Kota Binjai
Sejumlah warga terlihat beraktivitas di tengah genangan air Sungai Mencirim yang merendam rumah mereka sejak pukul 05:00 pagi. (Waspada/Ria Hamdani)

BINJAI (Waspada) : Hujan dengan intensitas cukup tingga melanda Kota Binjai dan sekitarnya pada Kamis (5/10) malam. Akibatnya, 4 kecamatan, 6 kelurahan, dan sebanyak 3.541 jiwa terdampak banjir.

Masing-masing kecamatan yang dilanda banjir tahunan ini, yakni Kecamatan Binjai Kota, Binjai Timur, Binjai Utara, dan Binjai Selatan. Sedangkan kelurahan yang terdampak, yakni Kelurahan Rambung Timur, Rambung Dalam, Tangsi, Setia, mencirim, dan Kebundala.

Banjir yang melanda permukiman warga ini akibat tingginya curah hujan dan membuat tiga sungai yang ada di Kota Binjai meluap, yakni Sungai Mencirim, Bangkatan, dan Sei Bingai, Jumat (6/10) pagi.

Wali Kota Binjai, Amir Hamzah, langsung turun ke lokasi banjir, tepatnya di Kelurahan Setia, Binjai Kota. Di sana, Amir meninjau kesiapan dapur umum yang didirikan BPBD percis di atas jembatan penghubung Kecamatan Binjai Timur dan Binjai Kota.

Pada kesempatan itu, Amir menginstruksikan kepada petugas BPBD untuk secepatnya menyediakan makanan kepada warga korban banjir. “Cepat masak dan salurkan makanannya. Jangan masak mie instan saja, kasi juga telurnya,” instruksi Amir kepada para petugasnya.

Kepada sejumlah wartawan, Amir mengakui, pihaknya sudah mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan korban banjir. “Dapur umum ini dibuat di beberapa titik. Penanganan dapur umum dilakukan petugas dan tentunya bekerja sama juga dengan warga,” ucap Amir.

Amir menegaskan, bahwa dirinya sudah menyampaikan kepada BPBD, Dinas Sosial, dan camat untuk terus memperhatikan kebutuhan korban hingga malam. “Untuk dapur umum ini akan dibuka sampai air sungai benar-benar surut,” tegasnya.

Amir juga mengucapkan rasa syukur karena tidak ada korban luka maupun jiwa akibat bencana alam ini. “Alhamdulillah, tidak ada korban. Karena sebelumnya kita sudah peringatkan kepada masyarakat khususnya yang tinggal berdekatan dengan bantaran sungai untuk selalu wasapada. Kita sampaikan peringatan itu mengingat cuaca yang cukup ekstrim akhir-akhir ini,” ujarnya sembari menambahkan, tidak ada korban juga bentuk koordinasi baik warga dengan pemerintah.

Sementara itu, data resmi terakit korban banjir dari BPBD Binjai disebutkan, bahwa banjir melanda Kecamatan Binjai Selatan terdiri dari dua kelurahan, yakni Kelurahan Rambung Timur dengan jumlah korban sebanyak 153 KK, 172 jiwa, tersebar di Lingkungan I 77 KK, Lingkungan IV 76 KK, dan Kelurahan Rambung Dalam 35 KK, 125 jiwa, dengan sebaran korban di Lingkungan II 20 KK, Lingkungan VI 6 KK, serta Lingkungan VII 9 KK.

Kemudian, Kecamatan Binjai Kota, melanda 2 kelurahan, yakni Kelurahan Setia dengan total korban 443 KK, 1.772 jiwa, tersebar di
Lingkungan II 7 KK, Lingkungan IV 200 KK, Lingkungan V 138 KK, Lingkungan VI 98 KK, dan Kelurahan Tangsi 19 KK, 76 jiwa tersebar di Lingkungan IV.

Selanjutnya, Kecamatan Binjai Timur, satu kelurahan, yakni Kelurahan Mencirim, dengan total korban 329 KK, 1316 jiwa, tersebar di Lingkungan I 153 KK, Lingkungan II 118 KK, Lingkungan IV 23 KK, Lingkungan V 3 KK, Lingkungan VI 17 KK, Lingkungan VII 10 KK, dan Lingkungan IX 5 KK. Terakhir di Kecamatan Binjai Utara, melanda Kelurahan Kebun Lada, Lingkungan V, total korban 20 KK 80 jiwa.

Banjir Tahunan Landa Kota Binjai
Wali Kota Binjai Amir Hamzah turun ke lokasi banjir dan memberikan instruksi kepada petugasnya untuk secepatnya menyalurkan makanan kepada korban. (Waspada/Ria Hamdani)

Berdasarkan keterangan Kepala Lingkungan (Kepling) II, Kelurahan Mencirim, Binjai Timur, Erik, Sungai Mencirim meluap sekitar pukul 02:00 pagi. “Puncaknya sekitar jam 05:00, air sudah merendam rumah warga,” ucapnya.

Erik mengakui, banjir ini umumnya terjadi sesaat. Namun, banjir kali ini cukup lama mengingat kenaikan air Sungai Mencirim bersamaan dengan Sungai Bingai. “Ujung sungnai ini bertemu. Karena dua-dua meluap, air Sungai Mencirim sedikit melambat untuk surut. Makanya banjir masih merendam rumah warga hingga siang,” bebernya.

Untuk sementara, lanjut Erik, warganya mengungsi ke rumah warga atau keluarga yang lokasinya lebih tinggi dan tidak terdampak banjir. “Kedalaman banjir berbeda, tergantung lokasinya. Ada yang sedada orang dewasa, ada juga sepinggang orang dewasa, ada juga yang sebetis. Jadi warga sebagian ada yang bertahan menunggu surut dan sebagian lainnya mengungsi,” bebernya.

Pantauan di lokasi, warga terlihat mengangkat barang-barangnya ke lokasi lebih tinggi. Sebagian lainnya mengangkat barang-barang ke loteng atau lantai atas. (a34)

  • Bagikan