Cuaca Panas, Dokter Sarankan Hindari Minum Es

  • Bagikan
Cuaca Panas, Dokter Sarankan Hindari Minum Es

MEDAN (Waspada): Suhu udara khusus di wilayah Kota Medan saat ini sedang dalam kondisi panas yang menyengat, Kamis (11/5).

Menurut pengukuran suhu di aplikasi android, tercatat suhu udara di Kota Medan pada siang hari mencapai 34 derajat Celcius, namun terasa seperti 40 derajat Celcius.

Akibatnya, cuaca terik pun begitu dirasakan menyengat kulit jika berada di luar rumah. Tak sedikit, warga yang beraktivitas di lapangan mengeluhkan cuaca panas yang terjadi ini.

“Cuacanya panas kali. Kita haus terus dibuatnya, bawaannya jadi pengen minum es saja,” keluh Wandi warga Medan.

Menanggapi cuaca panas ini, Ketua Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumatera Utara (Sumut) dr Rudi Sambas mengimbau masyarakat untuk meminimalisir aktivitas di luar ruangan bila tidak ada sesuatu yang urgen atau mendesak untuk dilakukan.

“Kalau bisa dilakukan secara daring atau online hal itu lebih baik untuk menghindari paparan sinar matahari dan panas yang terjadi saat ini,” ungkapnya.

Sebab, jelas Rudi, serangan cuaca yang panas dapat mengganggu kesehatan. Karenanya, jika memang terpaksa harus keluar, dia menyarankan agar setelah kembali ke rumah untuk segera menyejukkan diri kembali.

“Misalkan mandi atau aktivitas yang bisa mendinginkan tubuh. Tapi kalau bisa jangan langsung mandi, melainkan menstabilkan suhu tubuh terlebih dahulu,” jelasnya.

Selain itu, Rudi menyarankan, pada cuaca panas seperti ini dengan memperbanyak minum air putih. Akan tetapi, Rudi menegaskan untuk menghindari minum es, karena bisa menimbulkan efek samping bagi tubuh.

“Karena bisa memicu efek samping, seperti peradangan di tenggorokan. Akibatnya kita bisa batuk atau derak, jadi lebih bagus minum air putih biasa saja,” katanya.

Rudi mengakui, cuaca panas juga dapat berpengaruh bagi kesehatan jika tubuh terus-terusan terpapar. Salah satu yang paling umum terjadi, tambahnya adalah, demam hingga menderita panas dalam.

“Hal ini karena tubuh banyak mengeluarkan keringat sehingga menyebabkan kekurangan cairan. Dampaknya bisa demam, panas dalam atupun sariawan. Jadi untuk mengatasi ini kita memang harus menyesuaikan diri situasional di lapangan agar jangan sampai sakit,” pungkasnya. (Cbud)

  • Bagikan