Pasca Pemilu, FKUB Medan Ajak Masyarakat Tetap Jaga Kerukunan

  • Bagikan
Pasca Pemilu, FKUB Medan Ajak Masyarakat Tetap Jaga Kerukunan

MEDAN (Waspada): Pemilu 2024 sebagai ajang pesta demokrasi di Indonesia yang telah selesai harus membawa kebahagiaan dalam membangun rasa kebangsaan. Meski terjadi perbedaan pilihan pada Pemilu kemarin, bukanlah menjadi pemicu perpecahan tapi justru penyemangat dalam berkontribusi membangun bangsa.

Hal ini dikatakan Ketua Panitia Diskusi Merawat Kerukunan Dengan Majelis-majelis Agama Kota Medan yang digelar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan, Prof Dr Syukri Albani Nst, Kamis (27/3) di RAZ Plaza Hotel Medan. Hadir di acara Ketua FKUB Kota Medan M Yasir Tanjung, S.Pd.i, pengurus FKUB Kota Medan, dan perwakilan majelis-majelis agama di Kota Medan.

“Pada masa-masa kampanye kemarin hubungan silaturahmi masyarakat di Indonesia cukup hangat karena adanya perbedaan pilihan. Sehingga pasca Pemilu ini, FKUB Medan melalui diskusi ini meminta tokoh-tokoh berbagai agama untuk menyejukkan kembali suasana. Masyarakat jangan sampai terpecah menyikapi hasil pemilu, tapi harus sama-sama kembali berkontribusi pada negara ini,” ucap Prof Syukri.

Dalam pembukaan acara diskusi tersebut, Ketua FKUB Kota Medan M Yasir Tanjung mengatakan, FKUB Kota Medan sebagai perpanjangan tangan Pemko Kota Medan akan terus berupaya mewujudkan kerukunan dengan menjaga keberagaman dan saling menghormati antar umat beragama.

“FKUB juga telah mengusulkan ke Pemko Medan dalam bentuk prmbangunan tugu keberagaman. Jadi simbol-simbol di tugu akan disesuaikan dengan perayaan hari-hari besar agama di Kota Medan, yang brrmakna menggambarkan keberagaman di Kota Medan,” katanya.

Diskusi juga menghadirkan narasumber Prodf Dr Azhari Akmal Tarigan dengan memaparkan bahwa kerukunan itu bukan sesuatu barangjadi tapi sebuah bangunan dengan pondasi yang kuat.

“Merawat kerukunan itu membutuhkan pengetahuan, setelah adanya pengetahuan maka tumbuh pemahaman yang dibarengi dengan rasa empati, sehingga hal ini membuat kita menjadi memiliki rasa mengerti dengan apa yang dilakukan oleh agama yang berbeda. Sikap inilah yang disebut dengan toleransi, dan toleransi terbaik itu lahir dari kesepahaman yang tulus,” papar Prof Akmal. (h01)

Teks
Peserta dan pengurus FKUB Kota Medan diacara Diskusi Merawat Kerukunan Dengan Majelis-majelis Agama Kota Medan yang digelar FKUB Kota Medan, Kamis (27/3) di RAZ Plaza Hotel Medan. Waspada/Yuni Naibaho

  • Bagikan