Kemenkominfo Gandeng Unima Sosialisasi 4 Pilar Utama Literasi Digital

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 menyebutkan bahwa Indonesia berada dalam kategori ‘sedang’ yang dinyatakan dengan angka 3,49 dari 5,00.

Merespon hal tersebut,
Kemenkominfo bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, memberikan edukasi tentang materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital (digital skill), etika digital (digital ethics), budaya digital (digital
culture), dan keamanan digital (digital safety).

Salah satu kolaborasi dilakukan bersama Universitas Negeri Manado (UNIMA) dengan menyelenggarakan
Pembekalan Literasi Digital bagi Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada Senin, 19 September 2022.

Kolaborasi yang dilakukan Kemenkominfo
bersama Universitas Negeri Manado berupa kegiatan pembekalan materi literasi digital
kepada para mahasiswa KKN yang akan disebar ke 50 lokasi KKN di Sulawesi Utara.

Kegiatan dilaksanakan di Auditorium Universitas Negeri Manado dan diikuti oleh 963
mahasiswa KKN. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Kemenkominfo untuk melakukan
literasi kepada masyarakat tentang teknologi digital dalam rangka mendukung tercapainya
target kumulatif sebesar 50 juta orang memperoleh literasi di bidang digital pada tahun
2024.

Rektor Universitas Negeri Manado, Deitje A. Katuuk melalui Ketua LPPM UNIMA, Rymond J Rumampuk menyampaikan apresiasi terhadap Kemenkominfo yang telah menyelenggarakan program Literasi Digital bagi peserta KKN Universitas Negeri Manado, utamanya para peserta di gelombang dua.

“Saya harapkan semua program yang
dilaksanakan di KKN nanti dapat diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Jagalah nama baik diri sendiri, jagalah nama baik universitas,” ujar Rymond lewat keterangan pers di Jakarta, Selasa (20/9/2022).

Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan, Bambang Tri Santoso menyampaikan mengenai tiga pilar Indonesia Digital yaitu Pemerintah Digital, Masyarakat Digital, dan
Ekonomi Digital kepada para peserta kegiatan. Selain itu, Bambang Tri Santoso juga mengajak mahasiswa/i peserta KKN agar menyampaikan kembali materi-materi literasi
digital yang didapatkan hari ini ke masyarakat setempat di lokasi KKN mereka.

“Di sela-sela KKN-nya, mungkin ada 2-3 hari di mana adik-adik bisa menyampaikan materi literasi digital,” tambahnya.

Materi pertama disampaikan oleh Indriyatno Banyumurti dari ICT Watch mengenai tantangan yang harus dihadapi di era teknologi digital. Salah satu tantangan yang ada
adalah kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaku utama pengguna
teknologi yang tidak kalah penting. Kemampuan SDM yang baik akan memiliki implikasi yang baik bagi lingkungan sekitarnya.

Indriyatno berharap bahwa peserta KKN dapat menjadi SDM yang menyampaikan materi literasi digital ke masyarakat.

“Sebanyak 963 mahasiswa akan melaksanakan KKN. Jika 1 mahasiswa menyebarkan ke 10 orang saja itu
akan ada 9.630 orang mendapatkan literasi digital. Tujuan akhirnya supaya internet dapat
dimanfaatkan dengan edukatif dan produktif,” tuturnya.

Pada kegiatan selanjutnya, Donny Budi Utoyo selaku pegiat literasi digital (ICT Watch)menyampaikan materi mengenai bahaya hoaks dan keamanan digital. Donny mengingatkan
pentingnya menyaring informasi yang didapatkan melalui sosial media, terlebih lagi jika akan
menyebarkannya.

“Jika teman-teman menerima informasi yang belum jelas, jangan
langsung disebar. Cek dulu kebenarannya karena jejak digital itu sangat penting dan
mempengaruhi banyak hal, salah satunya dalam mencari pekerjaan,” jelasnya.

Selain menyampaikan materi, Donny juga memberikan beberapa tips dan trik, seperti cara mengecek kebenaran berita melalui s.id/cekhoaks serta menjaga keamanan digital supaya terhindar dari penipuan online.

Materi terakhir disampaikan oleh Aidil Wicaksono, seorang Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma sekaligus anggota Pandu Digital Batch Biru.

Aidil menyampaikan
pentingnya literasi digital dari sisi emotional intelligence. Hal yang harus dikuasai oleh peserta KKN bukan hanya kemampuan teknis, namun juga ketepatan pendekatan kepada
masyarakat.

Ada tiga masalah yang harus dihadapi di lapangan nanti, yaitu komunikasi, alat pendukung, dan tujuan dari KKN itu sendiri. Harus ada timbal balik antara peserta KKN dengan masyarakat setempat.

“Selain peserta KKN mencapai tujuannya yaitu
menyampaikan materi literasi digital, masyarakat setempat juga harus mendapatkan sesuatu dari adanya interaksi tersebut,” jelas Aidil.

Selain itu Aidil juga menekankan kembali mengenai tujuan dari pelaksanaan KKN. Peserta harus tahu potensi dari desa yang akan
ditempati sehingga dapat memilih pendekatan yang paling tepat.

Kegiatan Pembekalan Literasi Digital bagi KKN bersama Universitas Negeri Manado merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di sektor pendidikan dalam program
Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo.(J02)

  • Bagikan