Ciptakan Ruang Digital Sehat Jelang Pemilu 2024, Kemenkominfo Gelar Seminar Literasi Digital di Aceh Timur

  • Bagikan
Ciptakan Ruang Digital Sehat Jelang Pemilu 2024, Kemenkominfo Gelar Seminar Literasi Digital di Aceh Timur

JAKARTA (Waspada): Guna mewujudkan dan menciptakan ruang digital yang sehat dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2024 yang akan menjadi pesta demokrasi terbesar bagi rakyat Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) hadir mendorong agenda Pemilu Damai 2024. Agenda ini akan menjadi salah satu prioritas utama pemerintah dengan tujuan mewujudkan Pemilu yang damai, bermartabat, dan berkualitas, sebagai tolak ukur kedewasaan demokrasi, dengan menciptakan ruang digital yang sehat.

“Literasi Digital bertujuan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat agar lebih terampil dan produktif dalam pemanfaatan teknologi digital. Masyarakat diharapkan mampu membangun           semangat           untuk           menciptakan           ruang  digital           yang           supportif           dalam mewujudkan Pemilu Damai 2024,” sebut Kemenkominfo dalam keterangan pers diterima di Jakarta, Jumat (1/2/20224).

Salah satu upaya mewujudkan IMCD 2024, Kemenkominfo bersama pemerintahan Kabupaten Aceh Timur menggelar seminar literasi digital dengan tema ‘Etika Bermedia Sosial Selama Pemilu’, Minggu (21/1/2024).

Acara dihadiri 200 peserta secara luring di Kabupaten Aceh Timur. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi di bidang pemerintahan agar kritis dalam menghadapi berita hoax dan dapat menciptakan ruang digital yang aman dan nyaman.

Dua pembicara setempat dihadirkan, yakni Ketua Komunitas Milenial Cakap Digital, Teuku Ayub Zulkifli dan perwakilan akademisi, Saifudin.

Dalam paparannya, Ayub mengimbau agar masyarakat Kabupaten Aceh Timur memiliki rasa tanggung jawab untuk bersama – sama menjaga media sosial senantiasa aman, damai, dan tertib khususnya menjelang perhelatan Pemilu 2024.

Salah satu yang bisa dilakukan masyarakat, lanjut Ayub, untuk menjaga media sosial senantiasa damai yakni dengan melakukan think before posting. Di media sosial komunikasi bisa dilakukan secara bebas tanpa batasan waktu dan tempat, sehingga ada banyak hal yang terabaikan.

“Oleh karena itu saya ingin memberikan tips bagaimana think before posting,” ujar Ayub.

Pertama, True, apakah faktanya benar demikian? Mengutarakan sesuatu tentu membutuhkan fakta. “Ketika kita ingin berkomentar terhadap seseorang di media sosial, terutama mereka yang tak kita kenal, jangan mengucap sesuatu yang kita tidak tahu maknanya,” ujar Ayub.

Kedua, Helpful, apakah bermanfaat? Apakah perkataan kita bisa membantu orang tersebut atau orang lain yang membacanya? “Tanyakan hal ini pada diri sebelum tangan mulai mengetik,” tuturnya.

Selanjutnya, Inspiring, apakah bisa menginspirasi? Kita pasti pernah membaca postingan yang membuat kita termotivasi untuk melakukan kebaikan.

Berikutnya, Necessary, perlukah disampaikan? Sekadar berkomentar tentang baju yang digunakan atau gaya rambut seseorang rasanya tak terlalu penting untuk disampaikan.

Terakhir, Kind, apakah komentarnya baik? Apakah perkataan kita akan memberikan kebaikan pada siapapun yang menerimanya? Jika iya, lakukan. Jika tidak, pikirkan kembali dan lebih baik hindari.

“Tugas kita adalah menebar kebaikan, bukan malah menjadi “provokator” di antara netizen lain,” pungkas Ayub.

Sedangkan Saifudin menggarisbawahi tentang media sosial sebagai platform yang terus berkembang, dengan kapasitas untuk berbagi dan menyimpan pemikiran, data, dan pendapat pribadi.

“Masyarakat harus benar-benar yakin apa yang diposting tidak akan berbalik menyerang di kemudian hari,” pungkas Saifudin.(J02)

  • Bagikan