76 Persen Keputusan Konsumen Dipengaruhi Media Sosial

  • Bagikan
76 Persen Keputusan Konsumen Dipengaruhi Media Sosial

JAKARTA (Waspada):Wakil Ketua Umum Siberkreasi yang juga seorang konten kreator, Edho Zell mengatakan kalau
76 persen keputusan konsumen itu dipengaruhi oleh sosial media. Hal itu karena media sosial memiliki kekuatannya sendiri-sendiri dalam memberdayakan usaha kecil mikro menengah (UMKM).

“Dulu kita beli produk karena mengikuti kata-kata orang tua kita, sekarang kita ikuti apa kata media sosial. Makanya teman-teman yang mulai bisnis harus buka media sosial. Banyak banget sekarang usaha-usaha yang tidak punya kantor fisik tapi usahanya jalan karena ada media sosial,” terang Edho dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (16/3/2023) terkait kegiatan Pekan Literasi Digital bersama kelompok masyarakat dan  komunitas di Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis, 9 Maret 2023 lalu.

Edho membawakan materi mengenai cara membangun UMKM dengan memanfaatkan media sosial.

Lebih lanjut, Edho menjelaskan bahwa namun ada satu media sosial yang memiliki potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai alat untuk melakukan pemasaran dan penjualan.

“Saya mau ngasih tau tools yang sangat powerful di tahun 2023 namanya TikTok. Tiktok sudah didownload sebanyak 489 juta kali dan Indonesia itu
negara dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak kedua setelah Amerika Serikat dan punya traffic yang sangat tinggi”, terang Edho.

TikTok sendiri memiliki satu fitur yaitu Live Shopping di mana pengguna bisa melakukan aktivitas
penjualan namun disaksikan oleh pengguna lainnya secara langsung atau real time. Traffic yang ada di TikTok sangat tinggi dan memungkinkan untuk aktivitas live shopping bisa disaksikan oleh
orang banyak.

“Buat teman-teman mahasiswa kalau malem-malem tak bisa tidur, lebih baik
lakukan live shopping dan bisa dapat penghasilan tambahan. Oleh karenanya, Ayo kita sama-sama menggunakan teknologi atau platform yang sedang berkembang ini untuk
memajukan UMKM Indonesia,” tutup Edho.

Dewan Pengarah Siberkreasi, Yosi Mokalu saat sesi OOTD menjelaskan bahwa masyarakat harus berhati-hati saat beraktivitas di dunia maya, hal ini dikarenakan setiap hal yang diposting di
Internet akan menjadi jejak digital. “Jadi ketika di masa depan kita berkolaborasi dengan banyak pihak dan mereka menanyakan (tentang) sosmed kita, kita bisa bangga menunjukkan jejak digital
kita yang positif,” jelas Yosi.

Sesi Cek Fakta dibawakan oleh Ketua Komite Edukasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), Silmi Novita Nurman. Dalam sesi ini, Silmi memaparkan bahwa Hoaks adalah
sebuah tipuan dan kebohongan yang menyamar sebagai kebenaran sehingga kemampuan mengelola informasi yang baik itu sangat penting dimiliki oleh masyarakat.

“Perlu kemampuan membedakan informasi, mana yang hoaks dan mana yang fakta agar kita tidak jadi penyebar
hoaks dan bisa ciptakan ruang aman di dunia digital,” papar Silmi.

Dalam sesi ini, Silmi juga mengajarkan peserta cara-cara menghindari hoaks dengan bantuan tools-tools gratis yang tersedia di Internet diantaranya turnbackhoax.id untuk cek berita-berita
hoaks, Chat Box Whatsapp “KALIMASADA” untuk cek fakta melalui aplikasi Whatsapp, Reverse Image search menggunakan Google Lens untuk mencari sumber pertama sebuah gambar, dan
Cek Lokasi menggunakan Google Maps.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Medan, Arrahmaan Pane dalam sambutannya saat pembukaan Pekan Literasi Digital Kota Medan mengatakan bahwa 82%
masyarakat Kota Medan sudah menggunakan Internet sehingga literasi digital sangat dibutuhkan
agar masyarakat lebih bijaksana dalam berinternet.

“Harapannya adik-adik bisa melek digital dan bisa memanfaatkannya dan tidak terjebak dengan hoaks di medsos. Jadi harus bijak-bijak kita menggunakan kata-kata dan berpikirlah sebelum kita memposting sesuatu di internet,” ucap
Arrahmaan.

Obral-obrol Literasi Digital, Kelas Cek Fakta, dan Kelas UMKM Pekan Literasi Digital Kota Medan dibagi menjadi tiga sesi yaitu sesi Obral-obrol Literasi Digital (OOTD), sesi Kelas Cek Fakta, dan Sesi Kelas UMKM. Sesi OOTD diisi oleh Dewan Pengarah Siberkreasi sekaligus pentolan dari grup musik Project Pop, Yosi Mokalu, Key Opinion Leader (KOL) Kota Medan Cut Melissa, dan Kepala Dinas Kominfo Medan Arrahmaan Pane.

Kegiatan Pekan LIterasi Digital merupakan salah satu upaya literasi digital untuk segmen masyarakat umum dalam rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang
diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo). Program Indonesia
Makin Cakap Digital bertujuan untuk memberikan literasi tentang teknologi digital kepada 50 juta
masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight
Center (KIC) pada tahun 2022 lalu yang menunjukkan bahwa kapasitas Literasi Digital masyarakat Indonesia dinilai sebesar 3.54 dari 5.00. Itu artinya, tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori ‘sedang’.

Berdasarkan hal tersebut, Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah komunitas dan kelompok masyarakat untuk meliterasi masyarakat tentang materi yang didasarkan pada 4 pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital. Salah satunya dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi
menyelenggarakan kegiatan. (J02)

  • Bagikan