TIM  PPM USU Gelar Pelatihan K3 Di Desa Timbang Lawang, Bahorok

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Universitas Sumatera Utara (USU) melalui Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) melakukan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) dengan tema “Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam Menunjang Pengelolaan Kawasan Restorasi dan Desa Wisata”.

Kegiatan dilaksanakan di Kantor Kepala Desa Timbang Lawang, Kecamatan Bahorok, Langkat , Sabtu  13 Agustus 2022.

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari Program Desa Binaan LPPM USU yang telah berjalan sejak tahun 2021.Dimana pada tahun 2021 telah dilaksanakan kegiatan PPM dengan luaran penanaman kebun wisata buah pada areal restorasi dan terbentuknya kelompok pengelola wisata kebun buah yang dinamai Banana Island Tiger Conservation Community (BITCO) yang diketuai oleh Saipul Bahri.

Secara khusus kegiatan PPM ini ditujukan bagi kelompok BITCO dan secara umum bagi masyarakat Desa Timbang Lawang dan mitra USU. Karenanya selain kelompok BITCO, kegiatan PPM ini dihadiri juga  perangkat Desa, BPD dan pengurus BUMDES Timbang Lawang.

Selain itu hadir juga sejumlah tokoh masyarakat serta perempuan inspirasi mitra polisi kehutanan dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser. Sementara itu, Tim PPM dari USU diketuai oleh Dr. Oding Affandi dari  Fakultas Kehutanan dengan anggota tim Dr. Nurdin Sulistiyono dan Ahmad Baiquni Rangkuti, M.Si dari Fakultas Kehutanan, serta Dr. Eka Lestari Mahyuni dari Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

Oding Affandi dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa, Desa Timbang Lawang saat ini sudah menjadi salah satu tujuan wisata di Kabupaten Langkat,  khususnya di daerah Bukit Lawang dan Tangkahan (Bulangta). “ Karena itu, dibutuhkan peran penting berbagai  pihak, khususnya pelaku wisata di tingkat desa, dalam mempromosikan dan menjalankan usaha wisata secara nyaman, aman, dan selamat.

Selain wisata kebun buah yang sudah dikembangkan, di Desa Timbang Lawan banyak terdapat atraksi wisata yang menarik minat wisatawan. Desa ini dikelilingi sungai yang masih baik kondisinya dan menjadi atraksi andalan wisatawan seperti Sungai Bahorok dan Sungai Landak. Selain itu juga terdapat goa-goa yang sangat menantang disusuri seperti Goa Batu Rijal, Goa Air dan Goa Angin. Wisatawan juga bisa menikmati keindahan Air Terjun Selang Pangeran dan jalur trekking menantang di hutan yang diakses melalui Desa Timbang Lawan. Bersamaan dengan itu maka, para pelaku wisata perlu dibekali pengetahuan dan kemampuan terkait keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengelolaan kegiatan pariwisata ini”, pungkas Oding.

Sementara itu, Dr. Eka Lestari Mahyuni selaku narasumber dalam Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, menyampaikan materi terkait edukasi dan implementasi  K3 dalam menunjang pengelolaan kawasan restorasi dan desa wisata. Materi yang disampaikan antara lain: Pengertian dan pentingnya penerapan K3 dalam kegiatan wisata alam, mengenali bahaya K3 seperti potensi bahaya, resiko bahaya, dan tingkatan bahaya. Selain itu diampaikan juga terkait sumber bahaya, trend kecelakaan kerja, serta identifikasi, manajemen dan tingkatan resiko.

 “Dalam semua aktivitas, termasuk dalam pengelolaan kegiatan wisata, tidak luput dari faktor K3 seperti bahaya dan risiko yang dapat terjadi. Oleh karenanya pelaku usaha harus memahami dan menjadi pelaku terdepaan dalam penerapan K3 sehingga dapat meminimalisasi terjadinya resiko dan bahaya dalam kegiatan wisata“, ungkap Dr. Eka Lestari Mahyuni.

TIM  PPM USU Gelar Pelatihan K3 Di Desa Timbang Lawang, Bahorok

Selama penyampaian materi, dilangsungkan juga diskusi dan demonstrasi langsung penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap untuk digunakan selama melakukan aktivitas di kawasan hutan dan kegiatan pariwisata alam serta cara penggunaan Buku Saku K3. Dalam sesi diskusi tentang penerapan K3, berkembang pertanyaan yang diajukan masyarakat Timbang Lawan seperti risiko hanyut, tergelincir, dan hal-hal yang  harus dipersiapkan terkait K3 dan dukungan pelaksanaan pariwisata

Diakhir pelatihan K3, diserahkan dua set APD dan 20 eksemplar Buku Saku K3 serta test pemahaman materi dan penerapan K3. Berdasarkan penilain hasil tes terhadap peserta, diketahui bahwa para peserta menjadi mengetahui dan  memahami dengan baik bahaya dan risiko yang dapat terjadi di sektor pengelolaan sumberadaya alam, khususnya pariwisata alam serta memahami pentingnya K3 dalam mendukung pelaksanaan pariwisata alam.(h02)

  • Bagikan