Terima Dana Penyertaan Modal Rp2,5 M, Kinerja Perumda Aceh Singkil Dipertanyakan

- Aceh
  • Bagikan
Pj Bupati Aceh Singkil saat melantik Direksi Perumda Aceh Singkil, di Aula Kantor Bupati Aceh Singkil, Senin (31/7) kemarin. WASPADA/ist
Pj Bupati Aceh Singkil saat melantik Direksi Perumda Aceh Singkil, di Aula Kantor Bupati Aceh Singkil, Senin (31/7) kemarin. WASPADA/ist

SINGKIL (Waspada): Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Aceh Singkil telah terbentuk sejak tahun 2018 lalu. Pada 2021 BUMD telah beralih nama menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda).

Selama perjalanannya BUMD/Perumda ini mendapat kucuran anggaran penyertaan modal dengan nilai fantastis, diperkirakan mencapai Rp2,5 miliar. Namun, hingga berjalan selama lebih 4 tahun, kinerja Perumda Aceh Singkil masih belum menunjukkan hasil yang maksimal terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Termasuk aset dimasa BUMD yang masih dipertanyakan keberadaannya.

Hingga, Senin (31/7) kemarin Penjabat Bupati Aceh Singkil Drs Azmi MAP melantik Direksi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) periode.2023-2027.

Usai prosesi pelantikan Pj Azmi mengatakan, Perumda berperan sebagai institusi yang berorientasi sosial untuk memberikan pelayanan publik yang terbaik. Terutama orientasi kepada ekonomi untuk memperoleh profit atau keuntungan yang bisa menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD). Sehingga direksi Perumda yang telah dilantik tersebut harus melakukan pembenahan internal maupun eksternal, katanya.

“Terus bangun komunikasi yang harmonisasi seluruh jajaran direksi. Buang jauh-jauh segala perbedaan. sebab sekecil apapun duri dalam daging yang ada akan berdampak buruk pada kualitas kinerja organisasi,” ucap Azmi.

Kabag Ekonomi Setdakab Aceh Singkil Rully Suhaidi yang dikonfirmasi Waspada.id mengungkapkan, Perumda yang sejak awal berdiri bernama BUMD itu belum memberikan hasil yang maksimal terhadap PAD. Padahal sejak awal terbentuk pada 2018, BUMD telah menerima kucuran anggaran penyertaan modal yang nilainya mencapai Rp2 miliar. Menyusul anggaran berikutnya, setelah berganti nama menjadi Perumda, kembali mendapat anggaran penyertaan modal mencapai Rp500 juta.

Selama perjalanan 3 tahun, anggaran penyertaan modal yang dikelola Perumda tersebut sudah dimanfaatkan untuk berbagai usaha, termasuk operasional Perumda.

“Informasi dari kawan-kawan Perumda, dari anggaran Rp500 juta, sudah dilaksanakan beberapa kegiatan, namun hasilnya kurang memuaskan,” ucap Rully

Kendati demikian, ada kegiatan yang menghasilkan profit yang dikelola Perumda, yakni pengelolaan kebun kelapa sawit seluas sekitar 47 ha. Yang hasilnya sampai ini masih menyumbangkan PAD, meski nilainya kurang maksimal.

Pengelolaan lahan sawit ini setiap bulan ada setoran ke Pemerintah Kabupaten, yang sifatnya sebagai setoran wajib. Nilainya setiap bulan sekitar Rp8,5 juta. Namun diwacanakan ke depan setoran wajib ini akan ditingkatkan lagi hingga mencapai Rp15 juta, tambahnya.

Begitupun Rully mengakui belum mengetahui nilai total aset yang dimiliki Perumda Aceh Singkil ini sejak terbentuk pada 2018 yang lalu..

“Beberapa hari ke depan akan ada serah terima jabatan (Sertijab) dan akan disampaikan laporan pertanggungjawaban atas aset yang dikelola selama mereka bertugas,” terangnya

Sementara untuk dana penyertaan modal Rp2 miliar itu Rully mengungkapkan, anggaran penyertaan modal tersebut sudah menjadi rahasia umum. Karena dana penyertaan modal tersebut sudah beberapa kali dipertanyakan oleh pihak Legeslatif keberadaan asetnya sampai sekarang.

“Saya juga selalu terkendala saat melaporkan aset ke legeslatif. Karena mereka selalu mempertanyakan itu,” ucap Rully

Karena siapapun dia yang menjabat di Bagian Ekonomi, akan menjadi tanggung jawab siapapun untuk pertanggung jawaban yang sudah lalu. Dan ini yang akan kami luruskan, sebutnya

Termasuk ada aset yang dimiliki selama masa BUMD, diantaranya bangunan, alat berat (beko). Dan keberadaan aset ini juga diakui oleh Pemerintah Kabupaten. Kendati Rully mengaku tidak mengetahui keberadaan aset-aset ini, sebutnya

Diharapkan dengan aset yang dimiliki seperti gedung dan alat berat tersebut, ke depan bisa dimanfaatkan memaksimalkan hasil PAD. Salah satunya dengan mengambil job kerja di Perusahaan HGU yang ada di Aceh Singkil

Namun aset yang jelas dikelola Perumda saat ini, yakni lahan seluas sekitar 240 ha, yang diantaranya seluas 47 ha, menghasilkan tandan buah segar dari perkebunan kelapa sawit. “Kita harapkan ke depan juga lahan kosong agar bisa segera ditanami dan memberikan hasil,” harapnya. (B25)

  • Bagikan