Jeratan Spiderman Berkedok Paylater

  • Bagikan

Semakin pesatnya teknologi sekarang menjadikan segalanya menjadi lebih mudah, mulai dari beli makanan, baju, dan kebutuhan rumah tangga lainnya melalui marketplace, tanpa perlu repot untuk keluar rumah. Adapun sistem pembayaran yang ditawarkan sangat memudahkan para pengunanya. Mulai dari COD, dompet digital, internet m-baking, lewat minimarket dan yang paling di minati adalah sistem pembayaran paylater.

Mengapa sistem pembayaran paylater sangat digandrungi? Karena memang sistem pembayaran yang dilakukan paylater sangat memudahkan konsumen. Ketika kita ingin membeli barang dan belum memiliki uang maka bisa menggunakan paylater dengan mudah.

Tidak hanya mampu membeli barang saja namun paylater dapat membeli makanan, pulsa, belanja di minimarket bahkan paylater bisa meminjamkan uang dengan cara tunai atau cash.

Berbagai pihak pengembang aplikasi digital mulai berlomba-lomba menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam pembentukan paylater, berbagai macam diskon ditawarkan agar pengguna mudah tergiur, mulai dari potongan harga, gratis ongkir, hinga diskon yang sangat tinggi.

Dalam sebuah postingan viral menunjukan seorang gadis menangis dikarnakan sistem pembayaran paylater yang membengkak.  Dalam narasi postingan tersebut dituliskan si gadis awalnya hanya menggunakan saldo Rp.450 ribu. Saldo tersebut dia pergunakan untuk berbelanja di situs e-commerce pada juli 2020.

Dia mengaku kalap belanja karna fasilitas saldo yang ditawarkan paylater, Namun, sayangnya ia tidak membayar tagihan tersebut ketika jatuh tempo. Dan tagihan tersebut juga tidak dibayar selama satu tahun kemudian pada 2021, jadilah gadis tersebut memiiki tunggakan mencapai senilai 17 juta.

Kemudahan dan promo yang ditawarkan untuk pembayaran paylater memang terlihat sangat menggiurkan. Sayangnya ketika kita terus menerus mengandalkan paylater bisa jadi masuk kedalam jeratan seperti contoh kasus di atas.

Jeratan paylater ini memang terlihat memudahkan namun bisa menjerumuskan. Apalagi kita terus menerus menggunakan paylater, maka akan bertambah pula limit yang ditawarkan,  Gaya hidup hedonisme menjadikan kita sebagai seorang yang konsumtif. bahkan yang menjadi target utama pasar yaitu memang generasi muda, yang setiap harinya dijajalkan produk-produk yang bermodelkan kebarat-baratan.

Semakin tinggi pendapatan semakin tinggi pula pengeluaran.  Tidak perlu menabung sekian tahun untuk mendapatkan barang yang kita inginkan karena ada paylater.

Seharusnya semakin pesatnya ternologi kita lebih selektif dalam hal apapun. Segala hal dilakukan untuk menjejalkan kaum muslim dan penerus generasi untuk melakukan dosa tanpa disadari.  Mulai dari akses pinjam uang, membuka peluang untuk memenuhi gaya hidup kebarat-baratan, pinjaman online yang semakin merajalela, dan muncullah paylater (riba jenis baru).

Apalagi pada masa sekarang ini Negara menfasilitasi jeratan haram dengan berbagai dalih, seperti bunga rendah, tanpa syarat adanya penghasilandan lainnya, sehingga dianggap sebagai hal yang biasa, bahkan sangat memudahkan.

Padahal sudah jelas Allah dan rasulnya akan memerangi orang-orang yang tidak mau untuk meninggalkan riba. Firman Allah dalam surah al-Baqarah: 275 “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.

Hal ini tidak akan terjadi jika Negara menerapkan hukum islam. Dengan sistem hidup yang sesuai dengan islam, pemuda akan terhindarkan dari jeratan yang sangat membahayakan ini. Pemuda terjamin hidupnya serta pendidikannya, aman dari godaan gaya hidup barat dan mendapatkan pendidikan yang berkualitas untuk menghantarkannya menjadi insan yang beraqidakan islam mulia. Wallahu’alam bishawwab

Eka Ayu Dhia

Ativis Dakwah Muslimah

  • Bagikan