Pengembangan Masyarakat : melalui Personal Hygiene

  • Bagikan
Pengembangan Masyarakat : melalui Personal Hygiene

Penulis: Ari Novita, S.kep., Ns & Zulfendri (Program Studi Magister Ilmu Keperawatan USU)

Hygiene atau kebersihan adalah tindakan kebersihan yang mengacu pada kondisi untuk
menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit (WHO, 2020).

Personal hygiene atau kebersihan diri merupakan tindakan merawat diri sendiri, seperti memelihara kebersihan
bagian tubuh seperti rambut, mata, hidung, mulut, gigi, dan kulit (Nurudeen dan Toyin, 2020).

Kebutuhan personal hygiene tidak memandang usia, karena oganisme penyebab penyakit bisa berkembang biak dimanapun. Maka dari itu, personal hygiene harus ditanamkan sejak dini agar anak-anak terbiasa melakukannya di lingkungan rumah, sekolah maupun
bermainnya hingga dewasa (Kusmiyati dan Muhlis, 2019).

Pentingnya pemeliharaan personal
hygiene bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan diri sendiri, memperbaiki personal hygiene, mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan rasa percaya diri dan kenyamanan (Irnawati dan Widnyana, 2018).

Personal hygiene atau kebersihan pribadi merupakan hal yang sangat penting dan pasti harus diperhatikan karena merupakan bagian dari pencegahan primer dan spesifik, serta dapat mempengaruhi kesehatan, baik fisik maupun mental seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan tidak menjaga personal hygiene akan berdampak banyak pada tubuh seperti gangguan integritas kulit, gangguan pada kuku, gangguan rasa nyaman serta gangguan
interaksi sosial. Pengelolaan hygiene penting karena erat kaitannya dengan bagaimana penyakit berbahaya bisa timbul dan ditularkan dari makanan, orang, maupun sebuah tempat
atau benda lain (Satyarini, 2020).
Kebersihan pribadi seseorang secara sadar menentukan keadaan kesehatan dalam melindungi dan menghindari penyakit, paling utama penyakit kulit. Metode menjaga kesehatan
antara lain (Kudadiri, 2021) : kebersihan kulit, kebersihan pakaian, kebersihan alat kelamin, kebersihan handuk, kebersihan tempat tidur dan kebersihan tangan dan kuku.

Manfaat personal hygiene adalah dapat mempertahankan perawatan diri, baik secara sendiri maupun dengan bantuan, dapat melatih hidup bersih dan sehat dengan memperbaiki waktu yang cukup lama.

Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan
siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif (Septianti & Afiani, 2020).
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh buruknya Personal hygiene adalah Skabies.

Skabies merupakan penyakit kulit menular karena infeksi tungau Sarcoptes scabiei (S. scabiei)
[27/12 11.31] Mahbubah Lubis: merupakan parasit yang dapat membuat terowongan di dalam kulit. Parasit ini dapat menyebabkan erupsi pruritus pada kulit dan tidak membahayakan manusia. Skabies banyak ditemukan di tempat yang dihuni oleh orang banyak disertai kebersihan serta perilaku
penghuninya yang buruk, salah satunya seperti di pondok pesantren, asrama, penjara, dan kampung kumuh (Dewi, 2019).

Data World Health Organization (2020), penyakit scabies berdampak pada 200 juta jiwa, prevalensi penyakit scabies berkisar dari 0,2% hingga 71% . Dari 12 penyakit kulit tersering scabies menduduki urutan ketiga. Penyakit scabies terjadi di negara tropis yang mana merupakan negara endemik penyakit skabies. 150-200 juta orang diseluruh dunia dengan perkiraan 455 juta kasus per tahun.

Skabies lebih tinggi kasusnya pada anak dan remaja (Engelmen et al, 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Hamzah (2020) dengan judul penelitian Analisis Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu. Hasil penelitian menunjukkan 58,2% responden menderita Scabies, dan 46,5% memiliki kebiasaan mandi yang buruk. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan mandi dengan kejadian Skabies (p = 0,007 < 0,05) di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu.

  • Bagikan