Kaleidoskop Problem Mengakar Kota Medan!

  • Bagikan

Aksi kejahatan di kota medan kembali terjadi, mulai dari perampokan, pencurian, pembegalan, pembunuhan bahkan sampai kepada tindakan tawuran. Tindakan tawuran merupakan aksi yang sering dilakukan oleh para pemuda dan peristiwa ini sering terjadi di daerah Belawan.

Suasana mencekam di Medan Belawan, Kota Medan , Sumatera Utara saat tawuran dua kelompok pemuda kembali pecah, Senin (26/12/2022). Polisi terpaksa meletuskan tembakan ke udara untuk membubarkan tawuran. Namun, tindakan polisi dibalas dengan lemparan batu. Peristiwa tawuran antarpemuda yang kembali terjadi itu terekam dalam video amatir yang diabadikan warga.

Aksi tawuran antar pemuda ini sering terjadi, diduga akibat dendam lama yang tak kunjung usai. Akibat dari tawuran ini, belasan rumah mengalami kerusakan di bagian jendela dan atap, bahkan salah satu rumah warga sempat dimasuki pelaku tawuran dan sofa rumah warga sempat dibakar.

Hal ini benar-benar sudah tidak dapat diselamatkan lagi, kehadiran dari aparat kepolisisan saja sudah berani untuk diabaikan. Keberanian-keberanian dari jiwa para pemuda sudah terlewat batas. Salah satu penyebebnya karena generasi muda sekarang sudah terlalu sadar akan rasa nasionalisme, sehingga terlalu abai bahwa yang mereka serang itu juga saudaranya mereka sendiri.

Sikap nasionalisme ini terkadang digunakan dalam ruang lingkup yang tidak tepat, hanya karena wilayahnya ataupun teman selingkungannya diganggu oleh orang lain langsung ambil tindakan dengan rasa kekerasan yang seperti itu. Padahal bisa diselesaikan juga dengan cara kekeluargaan. Dengan aksi yang seperti ini kerugian yang dialami bukan hanya pada pelakunya saja namun masyrakat sekitar juga ikut terdampak.

Pemuda sekarang terlalu banyak mengedepankan emosinya saja, tidak bisa berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Selian itu tindakan yang dikeluarkan oleh pemeritah juga hanya upaya pemisahan, ditangkap, dihukum lalu dibebaskan. Dimana tindakan itu semua tidak akan membawa efek jera terutama pada pelakuknya sendiri. Terlebih lagi setelah dibebaskan tidak akan dilakukannya pemantaun lagi terhadap para pelaku, dan peluang untuk pelaku  melakukan kesalahan yang sama juga akan kembali terbuka lebar.

Selain itu ternyata ada faktor pendukung yang melatar belakangi dari semua tindakan para pemuda ini. Hal tersebut terletak pada faham sekularisme dan liberalisme yang sudah mendunia ini, dimana adanya pemisahan antara agama dan kehidupan yang membuat para pemuda tersebut tidak takut akan hal yang mereka lakukan. Serta juga faham liberalisme yang membebaskan mereka untuk melakukan apa saja. Walaupun dikatakan negara ini adalah negara hukum tetapi itu juga tidak dapat menjadi sebuah solusi.

Sebab itu, jika ingin Negara ini menjadi Negara yang sejahtera dan masyarakat yang maju dalam segala hal. Maka sehausnya kita bisa banyak belajar dari sejarah, terutama belajar dari sejarah islam itu sendiri. Dimana saat Islam memimpin dan menjadi tolak ukur dunia pada masanya hanya terdapat sekitar ratusan kasus kejahatan yang tercatat dimahkamah selama 13 abad lebih. Namun tidak hanya dari situ, tetapi generasi pemuda yang dihasilkan juga generasi yang cemerlang, yang faham akan kemajuan dari sebuah peradaban.

Nadya Aulia Ningrum

Mahasiswa UIN SU Dan Aktivis Muslimah.

  • Bagikan