Piala Dunia, Keragaman Dan Kesetiakawanan

  • Bagikan
Piala Dunia, Keragaman Dan Kesetiakawanan
Piala Dunia, Keragaman Dan Kesetiakawanan

Sejak bulan November 2022 pesta olah raga bo;a kaki yang paling populer di dunia ini   resmi berlangsung di Qatar Dunia Arab. . Masyarakat dunia mulai mengalihkan perhatiannya ke Timur Tengah dan meredupkan untuk sementara berita  konflik  Palestina-Israel.  Pada waktu ini segenap kekuatan tim sepak bola dunia mengadu kecerdasan dan kekuatanya di arena  stadion termegah dan termewah di negara Qatar.

     Ada tiga hal yang menarik dan memesona para pecinta bola kaki. Pertama, berkumpulnya sejumlah tim tangguh yang berkaliber internasional yang selama ini tetap menjadi pujaan publik sepak bola. Kedua, kehadiran para bintang sepak bola seperti Christiano Ronaldo, Leonal Messi, Levandosky, Neymar Yunior menjadi ‘bumbu penyedap’ dalam perhelatan akbar penutup  tahun  ini.  Ketiga, sebuah negara timur Tengah (Qatar) mampu dan sukses membangun pesta olahraga dengan dakwah dan ukhuwah Islami.

     Ketiga faktor di atas terutama yang terakhir telah mengangkat citra Islam sebagai rahmatal lil alamin bagi umat manusia. Sebuah paradigma baru muncul ke permukaan sekaligus menjulangkan  negara teluk yang kaya minyak ini tidak melupakan dakwah ‘bil hikmati wal hasanah’ ’.Mengajak bangsa yang berbeda agama dan kebangsaannya berdialog, bertemu muka dengan cara lemah lembut berbasis keramahatamahan.

     Pihak pemerntahan Qatar menjadari bahwa  acara sepak bola dunia bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan  budaya Arabi yang  kosmopolitas berbasis Islam untuk sesama umat manusia tanpa membedakan  ras, bangsa  maupun agama masing-masing  yang dianut oleh para pemeluknya

   Pada pihak tamu yang berkunjung ke negara Qatar khususnya negara tertentu ingin juga ikut mengkampanekan ‘ paham dan keyakinan’ mereka  Peristiwa gerakan tutup mulut  tim sepak bola Jerman yang membela ‘bendera LGBT; sekaligus memprotes panitia pelaksana sepak bola dunia(Fifa). Mereka   tidak mampu  memikat para tim sepak bola negara lain untuk mendukung Gerakan LGBT  Mereka  akhirnya  terbungkam sendiri dengan kekalahan mereka dan terpaksa angkat koper meninggalkan Qatar diikuti beberapa   tim bola kaki negara lain .

     Hal Ini adalah   ’kualat’ bagi tim Jerman yang membela kaum LGBT dengan memanfaatkan pesta piala dunia dengan memasang ban kapten yang tidak sesuai dengan aturan dan ketentuan yang dtetapkan oleh Panitia Federasi Sepak bola. Aksi Jerman ini   didukung dan  menjalar kepada beberapa tim sepak bola lain yang menyokong Jerman dan mereka  akhirnya  tersingkir dalam pertandingan babak penyisihan.

     Peristiwa ini  membuktikan betapa sepak bola piala dunia lebih mengutamakan sportivitas dan solidaritas antarbangsa  daripada  kepentingan satu golongan tertentu  yang tak mendapat tempat di hati publik penonton termasuk pihak tuan rumah Qatar.

     Pada pihak lain Tuan rumah Qatar mampu memposisikan dirnya   sebagai pintu untuk memperkenalkan budaya Arabi  yang mencitrakan Islami. Pusat-pusat wisata ibadah umat Islam terbuka untuk para tamu dan penonton yang berkunjung  bukan saja untuk menonton pertandingan akan tetapi juga mengenal dan menyasikan kedamaian dan keindahan Islam.

     Orang-orang dengan beragam bangsa  yang datang selaku penonton berbaur mesra dan bertemu dengan berbagai bangsa yang berbeda keyakinan. Tuan rumah termasuk seorang Palestina selaku penonton  mendapat simpati  dan penghargaan  oleh  para pemain sepakbola dan pelatih asal Amerika Latin. Dalam tayangan video , betapa cucu dari pelatih Brazil digendong dan didukung oleh seorang penonton Palestina menuju stadion  .

     Sebuah pemandangan yang sangat indah ketika keluarga dari Brazil berbaur dengan orang Palestina  . Tidak ada  keakuan, tapi keakuran, tidak tampak keasingan tapi kebersamaan. Peristiwa ini menghadirkan paradigma baru bahwa sepak bola bukan terbatas pada arena lapangan untuk mencari kalah dan menang. Perhelatan akbar ini  lebih jauh lagi memiliki rahmat terselubung bahwa  sepak bola mampu menyatukan kebersamaan umat  dan ukhuwah internasional.

Shafwan Hadi Umry

Dosen Dan Sastrawan

  • Bagikan