Tumbuh Kembang Anak

  • Bagikan

Perkembangan media dan teknologi menimbulkan tantangan bagi perkembangan anak. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial dan emosional anak. Banyak dampak negatif yang dapat mengganggu kesehatan, dapat mengganggu perkembangan anak, mudah melakukan kejahatan, dapat mempengaruhi perilaku anak, membuat sulit fokus pada dunia nyata, mengganggu fungsi otak anak (prefrontal cortex), dan membuat ketergantungan pada gadget (introvert). Peran orang tua sangatlah penting, hanya dengan mengawasi, mengontrol dan memperhatikan segala aktivitas anak kita dapat melihat perkembangan anak menjadi lebih baik.

Kewajiban bagi orang tua harus mendidik anak-anaknya, bahkan pada saat mereka lahir. Sebab, sebagian masa depan mereka bergantung pada pola asuh yang diberikan, Bunda. Pola asuh yang salah akan mempengaruhi mental anak. Misalnya selalu menuruti kemauan anak akan membuat anak bertingkah seperti bayi tanpa disadarinya. Mereka akan terlalu malas untuk berusaha dan selalu bergantung pada orang tua ketika mereka besar nanti.

Menurut psikolog LCSW Amy Morin, masyarakat modern saat ini menawarkan keuntungan yang membuat pengasuhan menjadi lebih mudah. Namun di saat yang sama, era digital justru dapat mempersulit orang tua dalam membesarkan anak, terutama mengatasi tantangan masa dewasa.

Perilaku anak dibentuk oleh lingkungan tempat mereka tinggal. Ayah dan ibu mungkin perlu bereksperimen dengan gaya pengasuhan lain, seperti menanamkan nilai-nilai Islami dalam pendidikan anaknya, seperti yang dibahas lebih detail di bawah ini. mengajar anak-anak dalam Islam. Dalam Islam sendiri, pendidikan anak usia dini merupakan langkah awal dimana manusia menentukan langkah pertama dalam hidupnya. Nabi mengatakan dalam sebuah hadis yang benar: “Setiap bayi yang lahir dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam) oleh kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR Bukhari).

Tauhid adalah fondasi Islam yang paling penting. Karena itu, pendidikan tauhid anak merupakan kewajiban yang mutlak dan paling utama. Seperti disebutkan dalam Alquran surat Luqman ayat 13, Luqman mengajarkan tauhid kepada anaknya. Allah SWT berfirmanyang artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya: “Wahai anakku, janganlah mempersekutukanmu dengan Allah, sungguh merupakan kezaliman yang besar untuk melalaikan tanggung jawab” (QS. Luqman: 13).

Pendidikan dalam keluarga merupakan madrasah pertama dan utama bagi perkembangan anak, Bunda. Keluarga merupakan tempat pertama dalam memperoleh sesuatu, salah satunya adab dan akhlak yang dapat dijadikan pondasi bagi anak dalam berinteraksi dengan lingkungan mereka nantinya.Ada banyak macam adab, etika, dan akhlak yang dapat diajarkan pada anak. Misalnya adab dan akhlak kepada Allah SWT (tidak berlaku syirik), adab dan akhlak kepada Rasulullah (melaksanakan sunah-sunahnya), serta adab dan akhlak kepada sesa

Memperkenalkan agama pada anak sedari dini adalah suatu hal yang penting. Ini dapat dilakukan dengan cara selalu menyertakan anak dalam kegiatan-kegiatan ibadah. Allah SWT berfirman dalam surat Al Ahzab ayat 21 yang artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah” (QS. Al-Ahzaab: 21). Jika anak terbiasa beribadah sejak dini maka kebiasaan itu bisa terbawa sampai mereka tumbuh besar.

Orang tua perlu bersikap lembut dan mengasihi anak mereka namun adakalanya perlu juga bersikap tegas dalam mendidik anak. Selain dituntut bisa menjadi pemimpin bagi anak, Ayah dan Bunda harus bisa juga menjadi teman yang penuh kasih sayang bagi buah hati. Misalnya mengajak bermain, bercanda, dan mencium sebagai bentuk kasih sayang.

Orang tua harus bersikap adil kepada semua anak-anaknya. Terkadang, tak sedikit orang tua yang memiliki sikap yang berbeda pada salah satu atau sebagian anak dibandingkan anak-anak lainnya, baik dalam hal materi maupun non materi, Bunda.

Padahal sikap seperti itu tidak mencerminkan atau tidak memberikan contoh yang baik pada anak sebab akan ada anak yang merasa tidak disayangi dan tersisihkan. Dikisahkan dari Nu’man bin Basyir, bahwa bapaknya (Basyir bin Sa’ad) telah memberikan seorang hamba sahaya, kemudian disampaikan kepada Rasulullah SAW.

Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Basyir: “Apakah seluruh anakmu engkau berikan sama seperti ini?” Basyir menjawab, “tidak.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Kembalikanlah!” (HR. Bukhari & Muslim).

Riza Fabian Harahap

  • Bagikan