Amir Hamzah, Wali Kota ‘Bongkar Pasang’

  • Bagikan
Wali Kota Binjai Amir Hamzah. Waspada/Ist
Wali Kota Binjai Amir Hamzah. Waspada/Ist

BINJAI (Waspada): Amir Hamzah, sejauh ini dinilai publik sebagai wali kota ‘bongkar pasang’. Sebab, sejak awal memimpin, Amir belum banyak membuat gebrakan untuk memajukan kota dan masih sebatas melakukan renovasi bangunan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, apa yang menjadi penilaian publik bukan tak beralasan. Ya, sejak awal memimpin Kota Binjai, Amir Hamzah membongkar pagar Taman Balita dan Taman Remaja. Kemudian, kedua taman tersebut direhab dan menjadi terbuka.

Selanjutnya, Amir Hamzah melalui dinas terkaitnya membongkar taman median jalan di seputaran Simpang Satria menuju Taman Pujasera. Amir juga membongkar pagar Taman Pujasera dan mengubahnya menjadi terbuka.

Tahun ini, Amir kembali melakukan pembongkaran. Kali ini bukan taman, melainkan mushalla Balai Pemko Binjai. Jika dilihat dari kondisi, mushalla tersebut terlihat masih baik dan layak untuk dijadikan tempat beribadah.

Dari penelusuran di LPSE Kota Binjai, biaya yang dihabiskan untuk membangun ulang mushalla itu cukup besar, mencapai Rp938.833.328,34.

Kabid Cipta Karya PUPR Binjai, Ridho Purnama, mengatakan, alasan dibongkar dan dibangunnya mushalla Balai Pemko agar terlihat lebih estetik. “Biar estetik, luas dan lapang,” katanya singkat via pesan singkat.

Selain bongkar pasang, beberapa proyek fisik besar juga terus berjalan. Mulai dari pembangunan masjid dan Al Quran Center senilai Rp45 miliar, pembangunan penambahan workshop dan rehabilitasi pagar serta ruangan kantor PUPR dengan nilai kontrak lebih dari Rp943 juta, serta hibah miliaran rupiah kepada instansi vertikal atau memiliki pendanaan sendiri dari pusat.

Di tengah keuangan yang defisit, Amir Hamzah seakan mengutamakan bongkar pasang dan pengerjaan fisik lainnya. Sementara, program untuk menyentuh masyarakat belum terlihat secara signifikan.

Seperti program peningkatan lapangan pekerjaan, pembinaan anak jalanan, pengemis, menghidupkan berbagai pasar yang telah lama mati (Sky Cross, Pasar Rambung, maupun Pujasera yang semakin sepi).

Bahkan informasi yang diterima, anggaran kesehatan sebesar Rp2 miliar yang sebelumnya digadang-gadang sudah ditampung, kini dikabarkan sudah dihapus dengan alasan defisit keuangan. Belum lagi target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merosot menjadi Rp150-an miliar di tahun ini.

Defisit keuangan yang terjadi juga membuat sebagian pejabat menjerit. Hampir setiap instansi mengaku tidak ada program baru yang dapat dijalankan, yang ada hanya kegiatan bersifat rutin.

Menjawab hal ini, Wali Kota Binjai Amir Hamzah, ketika dikonfirmasi, Rabu (15/11), menegaskan, bahwa semua pembongkaran yang dilakukannya tidak terlepas untuk keindahan kota dan kebutuhan masyarakat.

“Saya bongkar taman untuk keindahan kota dan dapat dinikmati masyarakat apa salah? Saya bongkar mushalla dan dijadikan masjid agar orang-orang di RSU Djoelham tidak jauh beribadah apa salah? Saya bongkar tribun karena sudah 30 tahun tidak ada perbaikan dengan mengajukan anggaran ke provinsi, apa itu salah?,” kata Amir.

“Pasar Tavip yang terbakar, tidak dapat difungsikan. Kita ajukan permohonan anggaran pusat dan disetujui untuk dibangun. Sekarang sudah pemasangan pagar proyek untuk tahap pengerjaan. Jadi kita apresiasi la kerja rekan-rekan kita yang sudah berupaya membangun kota ini,” tambahnya.

Amir juga menyinggung soal Al Quran Center yang sedang dibangun. Di mana menurutnya, bangunan itu menjadi salah satu ikon kota dan menjadi tempat pembentukan generasi yang religius.

Disinggung soal hibah ke lembaga vertikal di tengah defisit, Amir menyebutkan, bahwa hibah itu dilakukan karena sudah dipandang perlu. “Ya mungkin bangunannya sudah tua, bocor, jadi dipandang perlu untuk diberikan hibah,” tuturnya.

Terkait anggaran kesehatan yang disebutkan sudah dihapus akibat defisit keuangan, Amir membantah hal tersebut. “Kalau untuk masyarakat tetap kita utamakan,” sebut Amir.

Disoal keindahan kota yang sudah dibangun tercoreng dengan minimnya pembinaan anak jalanan dan pengemis, Amir mengaku tidak dapat mengerjakan semua hal sekaligus.

“Saya bukan superman, pelan-pelan kita benahi. Tidak bisa sekali semua kita proses. Yang pasti, pembangunan yang kita lakukan bukan asal, tetapi dilakukan dengan kajian dan perencanaan sesuai kebutuhannya. Apa yang kami lakukan tentu ada yang suka dan tidak suka, menurut saya itu hal biasa,” pungkas Amir. (a34)

  • Bagikan