Sunset Bluesbite Bubar, Avena: Sedih Dan Kecewa

  • Bagikan
Sunset Bluesbite Bubar, Avena: Sedih Dan Kecewa

Ada kabar tak sedap disampaikan Bambang Handoko kepada Waspada akhir pekan lalu, ia menyebutkan bahwa grup bandnya Sunset Bluesbite bubar. Tentu saja ungkapannya itu ditanggapi Waspada sebagai candaan, karena pengusung genre blues di Medan ini sudah terbentuk dalam rentang waktu cukup lama.

“Rest atau istirahat dalam notasi musik adalah ketiadaan bunyi pada satuan waktu komposisi musik, istilahnya “Longae atau longa” istirahat panjang selama empat bar nada”, begitulah bunyi kalimat disampaikan gitaris/vokalis Sunset Bluesbite itu melalui pesan WA-nya.

Ia melanjutkan, istirahat, inilah yang hari ini dilakukan Sunset and Bluesbite, lini grup musik beraliran blues asal Kota Medan dengan kiprah selama tiga dekade berseliweran di panggung pertunjukan musik walau sebenarnya mereka membubarkan diri dengan kesadaran dan tanggung-jawab.

Dicatat dengan tinta perjalanan, bermula dari “Sunset” yang terbentuk medio Juni 1997 di kampus Sastra USU (Universitas Sumatera Utara) sebagai berkumpulnya beberapa anak muda kala itu dengan beragam referensi musik serta memiliki kesamaan terhadap musik aliran Blues dan pada perkembangannya bermetamorfosa menjadi Sunset Bluesbite.

Kata Bambang, selayaknya kelompok musik atau band pada masa itu, tentunya dipengaruhi oleh pandangan musik yang beraneka ragam; Led Zeppelin, The Police, Bob Marley adalah diantaranya yang kemudian membentuk idealisme bermusik “Sunset.”

Digawangi Mahesya Qumbara pada drum, Beng Handoko pada gitar, Alit pada vokal dan Arif Budiman pada bass tak terhitung mengisi panggung demi panggung pertunjukan musik pada periode akhir dekade ’90an di Kota Medan dan sekitarnya.

Pada awal milenium, Sunset mulai melakukan revolusi bermusik dengan konsisten pada jalur Blues dan mengeluarkan ide orisinal dalam bermusik; lirik dan komposisi lagu termasuk melakukan proses rekaman di bermacam studio rekaman dan secara aktif menyebarkan lagu-lagu besutan mereka untuk diputar di berbagai stasiun radio Kota Medan.

Selain terus aktif melakukan pertunjukan off-air di event-event musik, baik di Kota Medan ataupun diluar kota, tercatat hampir seluruh daerah di Sumatera Utara pernah mereka singgahi bahkan sampai ke Banda Aceh.

Kerap pula menjadi band pembuka pada setiap gelaran musik yg menghadirkan artis nasional di Kota Medan.
Sebagai catatan, tahun 2010 Sunset pernah menjadi 15 finalis audisi Jakarta Blues Festival dan di saat yang sama mengganti namanya menjadi Sunset Bluesbite sebagai tanda perubahan evolusi bermusik pada masing-masing personilnya.

Setelah proses dan penantian yang cukup panjang dan lama, dan sebagai pembuktian eksistensi mereka dalam berkarya, Sunset Bluesbite berhasil merilis album pertama dalam format digital berjudul PANJANG DAN LAMA dan bisa dinikmati di berbagai platform digital iTunes, JOOX, Spotify dan lain sebagainya.

Komposisi musik besutan Sunset Bluesbite adalah racikan blues; delta, boogie-woogie, texas dengan citarasa lokal yang kuat, dengan identitas melekat pada beberapa single. Tak heran ‘pabila beberapa single Sunset Bluesbite kerap dilantunkan oleh anak muda Medan.

Selayaknya pertemuan ada perpisahan, Sunset Bluesbite pada awal tahun 2024 ini mengumumkan pembubaran grup sebagai penutup dari perjalanan tiga dekade bermusik di Kota Medan secara manis dan mengasyikkan.

Alasan membubarkan diri adalah kesepakatan bersama yang dilatarbelakangi kesibukan dari masing-masing personil dengan prioritas tujuan hidup dan telah tunai target dan tujuan utama yaitu merilis album yang sempat tertunda dari tahun 2000, sebagai ‘bayar hutang’ janji kepada kawan-kawan dan fans yang sedari dulu sudah menanti album tersebut.

“Kalau ada sumur diladang boleh kita menumpang mandi, kalau ada umur yang panjang boleh kita bertemu lagi. Kiranya pepatah tersebut menggambarkan perjalanan Sunset Bluesbite pada skena musik Kota Medan, yang kelak menjadi perhatian bahwa bermusik itu asyik dan bertanggung-jawab bukan sekedar perkumpulan bunyi dan tak sadar diri,” kata Bambang Handoko dengan nada datar.

Sedih dan Kecewa

Sedih Dan kecewa, begitu ungkapan dilontarkan antropolog Avena Matondang ketika mendengar bubarnya sunset Bluesbite medio 2024 ini. “Lini musik Blues kehilangan satu dari sekian pionir Blues di Kota Medan”,ujarnya.

Avena menyebutkan, ditengah pergolakan musik kian hari semakin kompleks, keputusan Sunset Bluesbite membubarkan diri menimbulkan kekecewaan ditengah pendengar musik blues, walau kenyataan ini harus diterima sebagai bentuk pilihan sikap tiap personel Sunset Bluesbite.

Menurutnya, mungkin, dengan bubarnya Sunset Bluesbite akan membuka kotak pandora musik Blues di Kota Medan. t.junaidi

  • Bagikan